Part Three - Tak Terduga

13 0 0
                                        

  "Terus kalau lo beli lukisannya, masalahnya beres?" Sungut Stephia menatap tajam kearah lelaki berjaket yang sedang tersenyum miring.

********

   "Ribet amat sih! Cuman lukisan doang!" Sungutnya kesal, memandang kesal pada Stephia, sedangkan yang ditatap malah melotot balik.

   Tidak tahu kenapa, seorang Karina Stephia yang dikenal dingin, angkuh dan di socialmedia  beribawa malah mencebikkan bibir dengan kesal. Yahh.. walaupun itu hanya pendapat penggemar Stephia saja. Jika ia mengenal Stephia saja, ia hanya seorang gadis kecil yang kesepian.

   "Gue juga punya banyak uang, malah lebih banyak dari lo!" Karina mengibas-ngibaskan tangannya "jadi lo jangan PD"

   Lelaki itu menaikan alis "emang lo dari keluarga mana?" Ia mendekat pada Stephia, dan Stephia reflek menjauh "kita juga belum kenalan" ia mengulurkan tangan padanya.

  "Apaan lo?" Tanya Stephia bingung. Lelaki berponi itu terkekeh, lantas ia langsung mengeluarkan kacamata hitamnya dan memakainya.

   "Jadi lo gamau kenalan sama gue?" Tanyanya menggoda. Stephia memandang datar dia, kemudian Stephia menggeleng tegas.

   Berlin yang dari tadi dihiraukan, kemudian ia berdehem agar suasana tak canggung lagi. "Bagaimana jika kita meminta maaf pada anda? Sebagai permintaan maaf kami, kami membeli lukisan anda?" Entah kenapa, Berlin sangat ingin memiliki lukisan yang sedang Stephia buat.

   "Gue cuman mau lo minta maaf, apa itu sungguh susah?" Tunjuk Stephia pada lelaki beponi, yang sedang mendengarkan music di headset

  Merasa dipanggil malah mengernyit bingung "bukannya tadi Berlin bilang kami sudah minta maaf, dan sebagai permintaan maaf kami membeli lukisan lo" katanya.

   Stephia membalas "bukannya gue bilang kalau gue ga butuh duit lo"

   Lelaki itu tampak berpikir sebentar "jadi apa mau lo" sautnya malas, ia sangat ingin pergi dari sini. Agar tidak bertemu dengan gadis ini yang sangat menyebalkan.

   "Gue cuman mau lo minta maaf" entah kenapa ia juga cape. Gadis itu langsung mengirim pesan pada Dinda agar ia mejemputnya karna mood nya sudah hilang dari tadi.

   Lelaki itu mengingat sesuatu, itu adalah tujuan ia dan Berlin berjalan kesini "Bear, Mr.Zach sudah nunggu, gue tunggu disini. Males kesana" ucapnya.

  Berlin langsung terkejut, reflek melihat jam, ia membulatlan mata terkejut. Dia sangat sudah terlambat!

    "Lo jangan kemana-mana! Ini tongkat lo! Gue ga akan lama" setelah memberikan tongkat Berlin langsung berlari seperti orang gila. Sudah ancur image cool nya.

   Stephia menaikan alis bingung, bukannya itu tongkat buat orang buta? Tanya batin Stephia. Stephia lantas melihat lelaki itu.

    Ck! Pake kacamata lagi! Eh, tapi.. tadi kan sebelum dikacamata rambut poninya nutup mata. Masa iya sih, buta? Karena penasaran Stephia memberanikan diri untuk bertanya.

    Merasa ada bayangan didepan matanya, lelaki itu langsung mencopot satu headset nya dan bertanya "mau apa lagi lo?" Tanyanya sambil menyanyikan lagu Imagination yang dinyanyikan oleh Shawn Mendes

   Stephia menggeleng "gue cuman mau nanya doang"

"Nanya apa?"

"But....."

"But what?"

"You must promise, don't anggry. Promise?"

"Sure"

MY DREAMSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang