Di dalam ruangan suite hotel, Kenan berdiri di dekat jendela besar, memandang ke arah kerumunan media yang mulai ramai di luar hotel. Sementara itu, dua ajudannya bergerak cepat di sekitar ruangan, memastikan segala sesuatunya tetap terkendali.
"Pak Kenan, kami sudah berkoordinasi dengan tim keamanan hotel. Media mulai memenuhi area depan, mereka sudah tahu soal kabar pertunangan Anda. Tapi kami pastikan tidak ada yang masuk tanpa izin."
Kenan terdiam sejenak "Saya sudah menduga mereka akan cepat tahu. Berapa banyak media di luar?"
"Cukup banyak, Pak. Sepertinya ada sekitar lima sampai enam outlet besar, dan beberapa dari media lokal. Mereka sepertinya tahu detail acaranya, termasuk waktu dan tempat."
Kenan menghela napas panjang, lalu berbalik menghadap ajudannya.
"Ini kenapa saya tidak suka keramaian media. Mereka terlalu cepat dapat informasi. Kamu sudah urus akses masuk? Saya tidak ingin ada kekacauan."
"Sudah, Pak. Tim keamanan sudah diperketat, kami juga telah memastikan hanya tamu undangan yang bisa masuk. Tapi, kami sarankan anda bersiap menghadapi pertanyaan media setelah acara selesai."
"Saya tidak akan memberikan komentar apa pun hari ini. Fokus kita hanya pada pertemuan, tidak ada yang lain."
Kenan berdecak Lelah, selain dia ada pertemuan di sini dia memang sedang cek lokasi terkait acara pertunangannya yang akan di adakan di hotel ini juga dalam jangka waktu dekat, sebenarnya dia bisa memakai hotel milik keluarga nya tapi Clarissa menolak.
"Baik, Pak. Tapi ada baiknya kami siapkan pernyataan resmi. Setidaknya untuk meredam spekulasi yang beredar di luar sana. Berita soal anda sudah sangat besar, dan publik sedang menunggu konfirmasi."
Kenan berpikir sejenak, tahu bahwa setiap langkah yang diambilnya akan berdampak luas, terutama dengan media yang terus mengawasinya.
"Hm, siapkan pernyataan singkat, cukup untuk menenangkan mereka. Jangan terlalu banyak detail. Kita harus berhati-hati dengan apa yang disampaikan."
"Siap, Pak. Kami akan segera mengaturnya. Anda tak perlu khawatir, kami pastikan acara ini berjalan lancar."
Kenan mengangguk, kemudian melirik ke arah jam di pergelangan tangannya.
"Pastikan semuanya terkendali. Tidak ada kesalahan, tidak ada kekacauan. Media ini bisa jadi sekutu atau musuh, kita tidak bisa gegabah."
"Aman, Pak. Kami akan terus memantau dan siap menangani situasi apa pun." Franz assisten pribadinya sudah meninggalkan tempat dengan dua ajudan yang lain mengikutinya.
"Berita terkait pertunangan yang beredar saat ini belum bisa kami konfirmasi. Jika ada kabar bahagia, kami pasti akan memberitahukannya secara resmi kepada media. Terima kasih atas pengertiannya."
Ucap Franz pada media, banyak lontaran-lontaran pertanyaan lainnya yang dijawab sekenanya oleh Franz sesuai perintah.Setelah memberikan pernyataannya, Franz segera memberi instruksi kepada Riko dan Hendro, ajudan Kenan, untuk mengamankan area di sekitar media.
"Rik, pastikan media tidak mendekat."
" Hen, Siapkan mobil di parkiran belakang hotel, kita harus bergerak cepat," katanya dengan nada tegas namun tenang, memastikan segala sesuatunya terkendali.
Franz melangkah cepat menuju suite pribadi Kenan di lantai atas hotel. Saat pintu terbuka, dia menemui Kenan yang tampak tenang bermain ponsel.
"Mobil sudah siap, Pak. Kita lewat jalan belakang, media sudah dijaga." kata Franz dengan nada serius namun tetap sopan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[NOT]FAKE LOVE✔
RomansaWho knows the lines of destiny that brought them together? Alanna Haseena, terpaksa meninggalkan pekerjaannya karena terjerat masalah keuangan keluarga. Ayah tirinya yang bangkrut menyeretnya dalam utang 3 miliar kepada Satria Dirja, memaksanya bert...