Nih ya, semua kekayaan, ketenaran, fansnya, prestasinya. Itu cuma remah remah rengginang yang bakal ketilep, dan gak bakalan juga ditanya sama Malaikat Munkar dan Nakir
-AsishaPagi ini, Anindi tetap tidak mau keluar dari kamarnya. Entah kenapa tapi yang jelas dia masih terbayang hinaan temannya yang masih melekat di ingatannya itu. Andini pun kebingungan dalam menghadapinya, agar temannya dapat tersenyum lagi dan tidak marah lagi padanya.
Suatu ketika, Asisha diam diam mendobrak pintu kamar Anindi. Karena ia merasa gemas pada Anindi yang belum menyadari kalau Andini benar benar tulus pada dirinya
"Heh, anak famous. Sini lo!" Seru Asisha.
Anindi kaget.
"Paan sih, ngganggu aja!"
"Gue denger dari Dini, dia sedih gara gara elo. Elo itu egois, elo malah sedih ditinggal temen temen lo yang jahannam buat lo. Harusnya lo bersyukur dong, Allah udah ngasih kesempatan tobat tapi malah disia siain. Dah gila lo ya?!"
"Gue gak gila, tapi Andini yang bikin gue gila" ketus Anindi.
Asisha pun naik darah.
"Ternyata lo belom liat seberapa jagonya gue ke elo ya? Oh iya, elo kan anak manja. Ahahahah. Mana berani nglawan gue. Elo udah ngehina sahabat gue tau gak?! Dia gak bikin elo gila, dia yang nyadarin elo. Busuk ya hati lo!"
"Ya terus apa masalahnya?" Sahut Anindi dengan enteng.
Ia pun naik darah lagi.
"Dini itu sahabat gue, udah sepuluh tahun lebih sahabat sama dia. Dan dia gak pernah bermasalah, dan gue baru ketemu sama lo. Ini rasanya tangan gue dah gatel pengen nyekik leher lu!" Serunya marah.
Dengan sigap tangan Asisha mencekik Anindi, Anindi tidak bisa menahan cekikan Asisha. Dan ia mendorong Asisha ke tembok.
Andini yang sedang berada di halaman mendengar keributan dari rumahnya tersebut, ia memutuskan ke rumahnya dengan kakeknya yang turut serta mengikutinya. Sesampainya di rumahnya ia berlari naik tangga menuju kamar Anindi, ia mendapati bahwa Anindi bertengkar dengan Asisha. Sontak saja Andini melerai mereka berdua.
Andini kaget ketika melihat Asisha bercucuran keringat sedang Anindi wajahnya sedikit berwarna keunguan dan lebam karena dipukul oleh Asisha, iapun tak sadarkan diri. Andini pun marah kepada Asisha.
"Kamu itu kenapa? Harusnya kan kamu gak masuk kamarnya Anindi, tapi malah.. akkkhhhhh kamu!"
Andini meninggalkan Asisha sendirian di kamarnya, sambil menggendong Anindi untuk membawa ke klinik terdekat.

KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Dua Dunia
General FictionSerupa tapi tak sama, begitulah kalimat yang ditujukan kepada Anindi dan Andini. Walaupun mereka rupanya sama, tetapi "tak sama" ada pada latar kehidupan mereka. Anindi, anak dari anggota dewan. Memiliki kehidupan yang sangat berkecukupan, tetapi me...