Ini gila. Ini ga mungkin benar kan? How in the world. Ga engga, Mas Rastra pasti bercanda, gue ketemu Arego, they are joking rite?????
"Sab Sab" Panji menggoyang goyang badanku melihat reaksiku yang hanya diam, sementara Mas Rastra justru mengulum senyum melihatku. "Sab, nanti Mas Aaron yang brief lebih lanjutnya yah, nanti Mbak Dewi juga akan temenin. Jangan takut, rileks. Kan sebelumnya udah pernah wawancara atlet lainnya. See you in Bali ya Sab" Sambil lagi-lagi tersenyum, Mas Rastra meninggalkanku yang masih terpaku.
"Sab, udahan dunk bengongnya. No dipanggil Eno buat ngedit gambar latihan timnas tadi pagi, sono udah bengongnya dilanjut entar aja toh lo juga berangkatnya masih minggu depan. Masih banyak waktu buat shock" Dasar bocah tengil... Namun tidak ada suara yang mampu keluar buat ngebalas ni anak satu, aku masih terlalu shock, terlalu terkejut. Aku Arego bertemu. Its unbelievable.
"Saby, kok masih bengong, itu berita segmen 1" Kali ini teriakan Mbak Ranti mampu membawaku kembali ke alam nyata. Segera ku print naskah yang sudah diedit mbak Ranti, sambil melangkahkan kaki ke ruang edit, mencari Eno dan menenangkan debar jantungku.
Ah bahkan saat mengedit pun, aku tidak konsen. Aku biarkan Eno mengedit gambar liputanku sendiri, untung dia bukan anak baru lagi yang harus dibimbing. Sambil meringkuk di pinggiran ruangan editor, aku kembali memikirkan tawaran atau lebih tepatnya tugas dari Mas Rastra. Aku mewawancarai Arego.
Arego Sanchez lahir 14 Februari 1985, 3 tahun lebih muda dibandingku. Pemain kelahiran Portugal namun besar di Inggris ini memang luar biasa. Kaki dewa mereka memanggilnya, memulai karir sepakbolanya di usia belia dan mendapatkan pamornya saat bermain untuk Sporting Lisbon sebelum dilirik agen yang mengantarkannya ke pusat kesuksesan. Tubuhnya kekar, doyan party dan selalu dikelilingi perempuan cantik, wajahnya yang karismatik campuran darah Portugal sang ayah dan darah irlandia sang ibu membuat penampilannya bak pahatan dewa Yunani. Belum lagi serangkaian diet ketat yang dilakukannya untuk tetap prima.
Di usia 25 tahun, Arego menghamili kekasihnya namun sayangnya perempuan itu meninggal ketika melahirkan putra mereka yang diberi nama Arego Sanchez Junior, yang kini dipanggil Junior. Sejak itu, Arego selalu berganti gandengan mulai dari model papan atas, Victoria Secret model, pesenam hingga saat ini dia mengencani penari cantik asal Meksiko, Alma Alvares. Hubungan mereka baru berjalan beberapa bulan namun media telah berspekulasi bahwa Alma akan menjadi pelabuhan terakhir Arego.
Sejak masih kuliah aku mengikuti sepak terjang Arego, mulai dari ambisinya saat menjadi pemain muda di klub lokal hingga akhirnya sejumlah klub besar di benua Eropa pernah dijajalnya dan menjadikannya pemain termahal. Arego yang senang clubbing namun masih tetap datang latihan pagi tepat waktu, Arego yang selalu menghabiskan waktu lebih lama di gym untuk latihan dibanding pemain lainnya. Arego yang suka minum namun membatasi dirinya supaya tidak mabuk, Arego yang tidak pernah suka pada tattoo demi bisa memberikan darahnya tiap 3 bulan. That's Arego.
Arego yang selalu bahagia ditengah teman-temannya, Arego yang sangat mencintai Junior, putranya, Arego yang selalu memberikan waktu dan perhatiannya untuk para fansnya. Arego yang sangat mencintai ibunya. Arego yang selalu bisa menarikku jatuh lebih dalam masuk ke kehidupannya.
Setiap kali melihat Arego, aku selalu merasa dia jauh berbeda dari image yang ditunjukkannya pada dunia, it feel like he's holding back something dan gue merasa tidak ada orang lain yang mengenalnya seperti aku. I felt like I know him entire life.
You know I'm suck in love life, dan semenjak putus dari pacar terakhirku hampir 6 tahun yang lalu, gue smacam apatis sama cinta. Love is bullshit and non-sense. Man only love good body, well it is only because he screw other girls while he's dating me. Gue end up berhenti mencari lelaki dan cinta.
But I still have faith, kalo Tuhan pasti sudah mempersiapkan jodoh yang terbaik untuk ku, but I'm just getting tired of just waiting. Dan disaat itulah Arego menolongku. He help me to dream, he help me to have hope.
Kalian pasti berpikir bahwa gue gila. Gue ga gila, gue cuma gadis pemimpi yang mungkin butuh fantasi untuk sekadar bisa menjalani hidup. Life is tough apalagi jika kalian bekerja sebagai jurnalis seperti saya. I need something that I can reach just to survive the day, of course gue punya Tuhan tapi gue juga butuh sesuatu yang bisa dilihat.
Sejak putus menyedihkan yang membuatku kehilangan 15 kg dari berat tubuhku (well, I'm glad to say that saya pernah kurus) gue mulai berpaling ke Arego. Arego is my daydream, Arego is my soulmate, pacar masa depan gue. Gue ngerasa selama 6 tahun ini gue ga pernah jomblo, I have Arego, I have him in the future. He will be my husband.
Mara dan Adis, kedua teman baikku selalu mengejek jika Arego muncul di TV dan gue slalu meneriakkan kata "Laki gue lagi main" I have big imagination in my head that I will be Arego wife and Junior will be my son. Gue selalu punya keyakinan that something good will happen to me in the future, because of him, because of Arego.
But now, I finally will meet Arego. Lo tau itu rasanya? Sakit, takut, karena bertemu muka langsung dengan Arego sama artinya menghancurkan mimpiku, mimpi akan lelaki di masa depanku.
Meeting Arego in person will destroy my imagination, mimpi yang membuatku bertahan selama ini dicerca menjadi perawan tua yang tidak laku, menjadi cewe gembrot yang ditolak semua orang.
Bertemu Arego membuatku yakin bahwa ini smua hanya mimpi.. Tidak akan pernah ada Arego yang mencintaiku dan Junior yang memanggilku Mommy. It was just a lie, Arego is just my lie.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Lady that waiting
RomanceGa ada yang cinta sama perempuan gendut model Sabrina, apalagi pria ganteng sekelas Arego. Selama ini Sabrina betah menyendiri karena dalam mimpinya dia telah memiliki Arego, pria bergelar pemain sepakbola termahal di dunia. Namun perlahan mimpinya...