What!!!!! APA!!!! Ini gue ga salah denger kan yah, lunch sama arego, pastinya ga berdua dong ya? Gue masih berusaha mencerna ucapan Miguel saat Mbak Dessi mulai menggoyangkan bahuku.
"Ehm sorry, my mind just travel sometimes. Am I missing something?"
Miguel kemudian tertawa terbahak-bahak sambil mengedipkan mata ke arahku. "You'll be okay Sab, Arego has that kind of effect to all women, so I know how you feel" Sumpah gue pingin terjun payung aja sekarang, mbok ya ga usah di announce kalo gue ngefans banget juga kali mas.
"Sab, here at 12 yah, I will accompany you, dont worry" Miguel masih terus tersenyum memandangku.. Sementara pikiranku mengelana, rapat kembali diteruskan.
Pukul 11.55 WITA
Dada berdebar, ketek basah, udah due gue bahkan ga bisa ngeliat diri gue sendiri di kaca, astaga betapa jeleknya gue nanti, apalagi kalo nanti Alma ikutan lunch juga, duh Sabby, kemarin kenapa ga ngeblow rambut dulu si apa kek creambath or meni pedi gt lho, ya Tuhan gue belum cukur kaki....
"Hi, Sabby right" suara itu memutus omelan gila di kepala ku, saat ku menolehkan wajah, ya Tuhan ini lelaki yang gue akui sebagai suami gue 8 tahun terakhir ini. Arego Sanchez. Dia mengenakan kemeja lebar dengan celana pendek khaki yang membuat kulit kecoklatannya semakin bersinar. Damn, hold yourself tight, Sabrina.
"Sab, dont be afraid. Ga usah tegang, saya hanya akan ngobrol kok, mukanya ga usah horor gt liat saya" Dia kemudian langsung menuju patio kecil diluar penthouse nya yang berada di samping private pool. "Silahkan" sambil menarikkan kursi untuk gue duduk, dan gue tampaknya masih sangat gugup dan celingukan mencari miguel dan penampakan Alma. Ini ga mungkin gue makan berdua aja sama Arego kan?
"Looking for someone? I told Miguel I want to have private lunch with you kalo Alma, well dia sudah berkelana dengan tim photographernya buat foto-foto. Bali is nice" Sumpah ya ga ada kata yang bisa keluar dari mulut gue, dan ini jantung ngapain si bikin malu, dag dig dug dari tadi...
"Hei, kamu ga kepanasan pake blazer kaya gt?" gue langsung melihat Arego tersenyum geli melihat ku, sementara gue baru nyadar kalo gue masih pake setelan hitam yang tadi gue gunakan untuk meeting. Sumpah kak ini panas banget, tapi gue cuma pake atasan tanpa lengan, kalo blazer itu gue buka, suer ya ini bakal kaya Arego dan tukang pukulnya instead Arego dan cewek manisnya.
But then gue inget yang Adis bilang kemarin, he's not going to fall in love with you, I'm just Sabby Chubby, and he is Arego. So what the heck, buat apa jadi orang lain. I better show him who the real me. "Its damn hot actually, tapi kan supaya terlihat meyakinkan supaya diijinkan interview" Jawabku sambil membuka blazer ku.
"Sorry, kamu mungkin mengharapkan perempuan cantik yang datang buat wawancara tapi justru gue yang datang, sekarung beras." Aku melihatnya tergelak atas pernyataanku, dan kemudian menawarkan salad sebagai pembuka makan siang.
Dengan malu-malu aku terima salad yang ditawarkan dan memindahkan sebagian ke piringku "Just so you know, I skip breakfast this morning because I was too nervous to meet you, so you better serve me more than just this tiny salad" Arego kembali tergelak.
"Omg Sab, you are something...Kamu boleh pesan apa saja yang kamu, I pay."
"I'll make use of your money, definitely" Arego kembali tertawa sambil memakan saladnya.
"So what you want to know about me"
Gue langsung berhenti mengunyah dan melihat langsung ke wajah tampannya, "I want to know who you really are, outside the field. I think that there so many things that you hide from people" Wajahnya tampak mengernyit, raut wajahnya berubah sendu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Lady that waiting
RomanceGa ada yang cinta sama perempuan gendut model Sabrina, apalagi pria ganteng sekelas Arego. Selama ini Sabrina betah menyendiri karena dalam mimpinya dia telah memiliki Arego, pria bergelar pemain sepakbola termahal di dunia. Namun perlahan mimpinya...