Count down

6 0 0
                                    


"So you know Konsepnya kan Sab?" Mas Rastra memandangku usai presentasi mengenai liputan Arego selama di Bali. Mbak Dewi, presenter senior NTV yang sebelumnya sudah pernah mewawancarai Arego saat tur Asia Real Madrid di Singapura, setahun lalu tersenyum memandangku. "Ga susah kok Sab, kan kata Mas Rastra kamu ngefans berat sama Arego, this is great opportunity lho, you'll get to spend whole day with him" Mau tidak mau aku tersenyum tipis. 

"Arego nanti akan datang ditemani oleh Miguel, his bestfriend slash his PA, sama ceweknya juga ikutan datang" Kilat seperti menyambar di telingaku. He will come with his girlfriend, of course Saby, how you can forget that detail. 

"Jadi sekarang tugas kamu adalah mencari pertanyaan ajaib terkait kehidupan Arego yang people never know. That is why we called this interview, Up Close and personal with Arego Sanchez" Gue manggut-manggut sambil mencatat di agenda, apa saja yang harus aku lakukan demi rating NTV. 

Tepat 2 jam meeting berakhir, gue berjalan gontai keluar dari ruang rapat utama dan berjalan kembali ke kubikel ku, sengefans-ngefansnya gue sama Arego, tetap saja jurnalis itu harus riset dulu kalo mau wawancara orang. Things change, people change, that is why jurnalis yang handal adalah mereka yang mau belajar dan mencari tahu dari beberapa sumber sebelum menulis sesuatu. Kalo lo pikir it is easy for me since I know everything about Arego, it is bull, gue tetep harus riset, dan gue juga ga mau mengecewakan NTV yang sudah memilih gue. 

Ditengah jalan, gue lihat Adis dan Mara tengah berjalan ke arahku. "Jadi gimana sukses?" Gue mencoba tersenyum "Kalian bener, gue kayana harus bangun dari tidur, Arego bakalan datang sama si penari seksi itu. And I only have 5 days to prepare my question, bahkan gara-gara itu gue ga dibolehin liputan final IBL di bandung, hiks.... Mau nonton Aspac" Sambil melengos, Adis dan Mara kompak menjawab "mulai dramanya"

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

3 hari ini gue habiskan di kubikel, memandang layar, membuka setiap laman dengan berita Arego didalamnya, belum lagi gue juga menonton ribuan video Youtube dengan kata kunci Arego, mulai dari kumpulan foto sampe video kucing main bola ala Arego. I even follow semua akun instagram yang berisi info dan kumpulan aktivitas Arego, berusaha mencari hal unik dan menarik yang bisa dijadikan pertanyaan dalam wawancara khusus nanti. 

Belum lagi gue harus bolak balik ke ruang wardrobe demi mendapatkan busana yang pas untuk wawancara plus diselingi dengan tes make up dan tes kamera. Gue merasa lelah namun sekaligus merasa was-was. Bertemu lelaki impianmu (dalam arti bener-bener impian) is never easy. Gue lelah sangat lelah. 

"Sent, fuih akhirnya" 

"Woi" Pandu tiba-tiba muncul di kubikel ku dan mengganggu kedamaianku. "How is it" tanyanya sambil melirik ke arah email yang baru saja gue kirimkan ke Mbak Dewi dan Mas Rastra. Isinya tentang ratusan pertanyaan untuk Arego. 

"Lagi diet lo?" Tanya Pandu sambil melirik kemasan yoghurt dan apel di mejaku, tidak biasa jelas karena yang biasanya ada di mejaku itu keripik (apapun jenisnya, asal renyah dan gurih) dan kacang ataupun gorengan Mang Maman dekat kost ku. "Disuruh makan yoghurt sama Mbak Mendi, bos nya presenter, katanya aku seperti buntelan karung di TV. Jadi sejak 3 hari yang lalu gue musti diet, lumayan katanya ngurangin 2 kg plus shading yang bagus ga akan bikin gue kaya ikan pesut di TV"

"Sumpeh lo dia ngomong gitu" Gue cuma senyum teringat masa awalku masuk NTV. Selepas lulus kuliah di salah satu perguruan tinggi negeri di Surabaya, aku yang lulusan ilmu komunikasi ini memilih merantau ke Jakarta. Aku ingin tampil di TV, I want to become presenter. Namun lagi-lagi aku dibikin patah hati, mereka bilang tubuhku kurang proporsional untuk menjadi presenter plus mukaku juga pas-pasan, namun ada lowongan jika hanya ingin bekerja di TV, lowongan menjadi reporter. Aku memilih yang kedua, namun tidak pernah menyesal atas pilihanku, I love this job. 

"Yoai kaya lo ga tau Mbak Mendi aja, all that matter to her is being beautiful and slim. Gue denger Risa disuruh ngegym sama pake PT. lah ini kita kenapa malah gosip si, minggir ah ndu, gue mau cari camilan" Dia terbahak "Jadi ga kuat dietnya?" 

"Kaga gue mau cari buah dibawah, mau cari yang seger daripada sepet liat muka lo"

"Anjirrrrrr" Teriaknya kesel. Aku justru tertawa melihat tingkah Pandu. 

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Done smua persiapan beres, siang ini kami akan berangkat ke Bali. Rencananya Arego akan tiba di Bandara Ngurah Rai sekitar pukul 3 dini hari, dan langsung menuju ke resort bintang lima di kawasan Nusa Dua. Pak Argo, direktur utama NTV dan sejumlah pengusaha yang mensponsori kedatangan Arego ke Indonesia akan ikut menemani. Untungnya, gue ga perlu menyambut Arego di bandara.

Rencananya sesampainya gue di Bali, gue akan langsung ikutan meeting bersama tim produksi dan mengecek kesiapan meet and greet di Denpasar, sebelum ke Nusa Dua melihat lokasi resort tempat ku nanti melakukan wawancara dengan Arego. Besoknya, Miguel, Arego PA will brief us shortly tentang apa yang bisa dan tidak bisa kami lakukan. 

Selama dipesawat, gue berusaha mensugesti diri sendiri bahwa segalanya akan baik-baik saja, bahwa ada rencana Tuhan yang hebat dibalik semua ini.  Namun justru, perutku tegang, bahkan 1,5 jam dipesawat tidak sekalipun mataku terpejam, meeting Arego is killing me. 

Kalian pasti heran, kenapa gue justru ketakutan, kenapa gue ga happy akhirnya bisa ketemu seseorang yang diidolakan selama ini. Karena bertemu Arego, melihat reaksi dia ketika melihatku, akan menghancurkan mimpiku. Kalian kan tau gue slalu bermimpi Arego will acknowledge me, suka dan kemudian cinta sama gue. I've been his imaginary wife for 8 years now, and if he doesnt like me or look me at all, what will happen to me. Gue masih bertahan single dengan keyakinan bahwa someone out there is meant to be mine, that someone is Arego. Dan sekarang gue merasa kehilangan hope dengan bertemu Arego secara nyata. 

It is hard to describe I know. 

"Nervous yah" Andre yang duduk disebelahku mencoba mengajakku bicara. Gue cuma tersenyum simpul. "Dunno, mixed feeling nih ndre, antara takut, excited but also worried" 

"Don't worry, everything will be ok Sab. Lo bakal baik-baik aja"

Yes Sab, everything will be Ok. Kataku dalam hati sambil berusaha memejamkan mata. 

The Lady that waitingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang