Prologue

34 6 2
                                    

Malam itu, di sebuah kota yang bernama Adamantio sangat tenang dan sunyi, saat itu waktu menunjukkan pukul 23.00. Di sana terlihat seorang pria yang sedang berjalan pulang sambil membawa barang yang isinya berupa sebuah bingkisan.

"Kali ini aku akan membuat hari ini adalah hari yang sangat istimewa untuknya", ujar pria itu yang bernama Hamano Masaru.

Sesampainya di perkampungan sebuah klan yang bernama Hamano, yang terletak di sudut timur kota, ia terkejut melihat orang-orang disana yang terkapar dengan kondisi mengenaskan. Tanpa pikir panjang ia langsung berlari menuju rumahnya karena khawatir terhadap istri dan anaknya.

"Semoga aku masih sempat", ujar Masaru sambil berlari menuju rumahnya.

Sementara itu di rumah Masaru, terlihat seorang perempuan yang bernama Hamano Aika dan seorang anak laki-laki yang berusia dua tahun yang bernama Hamano Ikaru. Aika tengah cemas karena dirinya terpojok oleh seorang pria misterius bertopeng.

"Berikan anak itu kepadaku", ujar pria bertopeng itu.

"Tidak akan! Tidak akan kubiarkan kau menyentuh putraku!", jawab Aika sambil menggendong erat Ikaru.

Pria bertopeng itu mulai berjalan mendekati Aika. Namun disaat jaraknya dengan Aika sudah dekat, pria itu ditikam dari belakang oleh Masaru.

"Kau tidak apa apa, Aika?", tanya Masaru yang berada tepat di belakang pria bertopeng tersebut.

"Aku baik baik saja, begitu juga dengan Ikaru", jawab Aika dengan lemah lembut dan tersenyum.

"Hmm rupanya masih ada satu tikus lagi rupanya. Baiklah kalau begitu", ujar pria bertopeng tersebut.

Seketika pria bertopeng itu berteleport dan menikam perut Aika dari belakang. Aika pun menjerit kesakitan.

"Kalian akan berakhir disini", ujar pria bertopeng itu dan menghilang. Dan bersamaan dengan perginya pria itu terjadi ledakan hebat tepat di rumah mereka. Setelah ledakan selesai terlihat Masaru dan Aika tengah melindungi Ikaru yang masih kecil itu dengan menggunakan bansho -kekuatan di masa itu, mirip seperti chakra- raksasa, namun halcit membuat Aika dan Masaru berada di ambang kematian.

"Maafkan aku Aika", ujar Masaru.

"Ini bukan salahmu sayang", bantah Aika sambil memegang pipi Masaru. "Kamu sudah bawa kado untuk putra kita kan?", tanya Aika sambil tersenyum. Masaru pun mengangguk dan membuka kado yang berisi sebuah boneka lalu memberikan boneka itu kepada Ikaru.

"Selamat ulang tahun, Ikaru", ujar Aika dan Masaru. Lalu Aika memberikan beberapa wasiat untuk Ikaru kecil sebelum akhirnya ia dan Masaru tewas tepat pada tanggal 29 Agustus jam 0.00, yang bertepatan dengan hari ulang tahun putra mereka, Hamano Ikaru.

Past The HorizonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang