Hiruk pikuk suasana kelas masih terasa walaupun sang guru sudah menduduki tubuhnya di kursi paling depan. Semua anak juga masih enggan mengunci mulutnya ketika sang guru mulai mengeluarkan suaranya. Namun Sejeong masih setia membuka telinganya untuk menangkap setiap kata yang diucap oleh sang guru. Teman sebangkunya--Minkyung--masih sibuk bercicit ria tentang kejadian minggu lalu yang 'kurang menarik' menurutnya, Chungha yang duduk tepat di depan bangkunya malah sibuk mendengarkan lagu dari laptop kesayangannya, dan Chayeon malah sibuk sendiri dengan novelnya.
Semua orang masih sibuk sendiri. Padahal guru sedang membicarakan hal yang sangat penting di depan kelas.
Nilai hasil ulangan, ugh.
Sejeong sungguh tidak peduli akan hasil ulangan geografinya minggu lalu. Tapi hari ini adalah sebuah pengecualian. Entah gerangan apa yang membuat Sejeong menunggu nilai yang akan dibagikan.
Satu per satu, sang guru--Pak Teuk, para murid memanggilnya-- memanggil para murid untuk maju dan mengambil hasil ulangannya. Chungha mendapatkan nilai 97, jadi Sejeong pikir mungkin dia akan mendapatkan nilai yang lebih rendah (mengingat bahwa Chungha memang jauuuh lebih pintar darinya). Namun saat namanya dipanggil, ia tidak percaya akan apa yang ia dapat.
Dengan senyum andalannya, Pak Teuk dengan bangga menyodorkan kertas ulangan dengan 3 angka bulat yang tertera di pinggir atas lembaran tersebut.
Sembari berbalik, nama Kang Daniel telah disebutkan. Bernasib sama, pria bermarga Kang itu memamerkan senyuman khasnya di depan teman-temannya--yang saat itu bertepuk bangga atas pencapaian Daniel. Sorakan terdengar seakan Daniel baru saja mendapat penghargaan yang sangat besar. Dalam diam, Sejeong menyembunyikan hasil ulangannya tadi, yang sempat mendapat curiga dari teman sebangkunya--Minkyung.
"Hey, Sejeong. Bagaimana dengan nilaimu?" Minkyung mencoba mengintip namun gagal, Sejeong berhasil menyembunyikan kertas ulangan tersebut ke dalam tasnya. Namun usahanya sia-sia, karena sejak kapan tangan Chungha masuk ke dalam tasnya?
Chungha nyaris memekik ketika melihat deretan angka yang tertera. Sambil tersenyum nakal ke Sejeong, ia menggodanya, "Ehm, sama nih dengan Daniel?"
Alisnya ia naikkan. Suara yang ia keluarkan terlalu keras menghasilkan semua tatapan murid lain mengarah kepada mereka. Chaeyeon menganga tak percaya, Chungha bertepuk tangan sekeras-kerasnya, semua orang melihat dirinya dengan takjub, dan muka memerah Sejeong yang terlalu kontras dengan keadaan.
Daniel dan sahabatnya--Seongwoo--lantas memandang Sejeong yang sedang menempelkan wajahnya ke meja, malu. Seongwoo menyikut lengan Daniel dari samping, sedangkan Daniel sendiri bingung harus bereaksi seperti apa.
Seluruh kelas malah bergantian menyoraki mereka berdua.
Sejeong menatap wajah teman-temannya yang menyimpan penuh kelakar dengan tajam. Namun saat ia gantian menatap wajah Chungha, ada sesuatu yang lain tersirat dari ekspresinya.
hayolo chungha kenapa