Kelas Seni menugaskan para murid seangkatan untuk menyelenggarakan sebuah pagelaran serta pameran seni di sekolah nanti. Mereka akan dibagi menjadi kelompok, dan masing-masing kelompok akan membuat karya seni sekaligus menampilkan sesuatu untuk panggung nanti. Kata gurunya yang killer itu sih, semuanya masuk ke nilai.
Sejeong jujur nggak membenci tugas seperti itu, tapi kalau deadline-nya cuma sebentar, gimana Sejeong nggak panik sendiri?
Oke, anggota kelompok Sejeong sudah ditentukan. Mereka memutuskan untuk menampilkan seni tari untuk pagelaran nanti. Mungkin menggabungkan tari tradisional dan modern. Sejeong puas, setidaknya kali ini ia akan melakukan hal yang ia suka.
Kalau kelompoknya Kang Daniel--ya, Sejeong masih belum bisa move-on juga--akan menampilkan band. Secara, Sejeong tahu Kang Daniel itu merupakan seorang drummer band sekolah. Anggotanya juga nggak jauh-jauh dari sahabatnya di kelas sendiri--Seongwoo dan Dongho sebagai vokalis (Dan Seongwoo merangkap bassist), Jonghyun sebagai gitaris, Minhyun main keyboard, serta seorang cewek di kelasnya yang selain lumayan dekat dengan mereka, dia juga pintar main gitar. Namanya Jimin.
Kali ini juga, Sejeong bakalan pisah jalan sama beberapa sahabatnya--Chungha dan Chaeyeon--yang lebih memilih vokal. Walaupun Sejeong masih sekelompok juga dengan Minkyung.
Leadernya si Hayoung. Sejeong memutuskan untuk menjadi second-lead saja. Karena minimnya minat terhadap penampilan dengan tarian modern dalam pagelaran selama bertahun-tahun, akhirnya mereka mencoba untuk breaking the ice dan membujuk gurunya yang memang awalnya nggak setuju-setuju banget kalau ada yang pake tari modern aja di penampilannya.
Bu Kahi setuju kalau konsepnya begitu. Tapi baru saja saat penampilan perdana hasil latihan yang baru juga 2 hari, Sejeong masih nggak terlalu hapal dengan koreografinya. Walaupun begitu, mereka berhasil mendapat antusiasme milik teman-teman sekelas mereka. Berkali-kali Seongwoo menggoda mereka dengan koreografi unik milik kelompoknya Sejeong itu selepas kelas seni. Sejeong sedikit senang walaupun merasa malu karena menjadi bahan candaan.
Sejeong mulai semangat latihan berkat antusiasme kelasnya itu. Apalagi kalau sorakan Daniel saat itu termasuk. Mereka latihan berminggu-minggu sampai akhirnya tibalah saat untuk evaluasi kelompok terakhir. Ini menentukan hidup dan mati mereka karena bu Kahi akan menentukan siapa yang layak untuk mendapat nilai tambahan--dan tentu saja itu artinya mereka bisa tampil di panggung. Sejeong gugup bukan main, sedari tadi tangannya bergetar. Minkyung dan Chungha menenangkannya sampai akhirnya tiba saatnya kelompoknya sendiri tampil.
Sejeong mencoba untuk percaya diri, seperti minggu-minggu yang lalu saat evaluasi mingguan. Akhirnya kelompoknya mulai menari sampai akhir. Mendapat sorakan gembira dari teman-teman sekelasnya. Namun tadi Sejeong sempat menjatuhkan piringnya. Untung saja nggak banyak yang peduli.
Selepasnya dari kelas seni, Sejeong mengobrol dengan Minkyung, Chaeyeon, dan Chungha di mejanya. Tepat setelah itu, seperti biasa Seongwoo dan Daniel akan menghampiri meja mereka. Yang Sejeong tahu, Seongwoo dan Daniel cukup akrab dengan Chaeyeon. Sejeong yang duduk di sebelahnya mencoba untuk mengabaikan situasi, dengan membaca buku tulis di hadapannya. Walaupun sempat ikut-ikutan mendengar apa yang mereka bicarakan--walau sebagian besar tentang penampilan mereka tadi.
Baru saja Sejeong ingin fokus kembali ke bukunya, suara Chaeyeon yang menanyakan sesuatu ke Daniel memberhentikan aktivitasnya tiba-tiba. Tentu saja, Chaeyeon baru saja menanyakan sesuatu yang benar-benar ingin Sejeong lupakan sedari tadi ke Daniel.
"Dan, tadi Sejeong sempat salah gerakan tuh, sampai jatuh gitu," entah Sejeong bingung apa Chaeyeon cuma bertanya untuk mengejeknya atau untuk iseng saja.
Namun reaksi Daniel kala itu benar-benar berhasil menghancurkan separuh dari hati Sejeong.
Daniel tersenyum. Sangat manis. Definisi senyuman manis milik Daniel itu adalah senyuman yang menampakkan gigi kelincinya. Senyuman yang lucu, tapi tulus? Entah Sejeong tak kuat menatapnya lama-lama karena malu malah diberi senyum seperti itu. Karena Sejeong pikir, tipikal cowok seperti Seongwoo dan Daniel kalau diberikan pertanyaan seperti itu, pasti akan meledeknya habis-habisan, paling minimal mereka tertawa lah. Kalau reaksi paling normalnya, mereka akan mencoba untuk memberi semangat atau hal-hal sejenis itu.
Tapi ini reaksi dari Kang Daniel. Sejeong tentu saja tak bisa melewatkannya begitu saja.
Chaeyeon menyeringai jenaka setelah duo Ong-niel itu sudah beranjak pergi.
"Cie, disenyumin tuh."
Sejeong malah asyik menunduk sambil mematung tanpa ada niatan untuk melanjutkan kegiatannya kembali.
sumpah ini crack banget... sorry saya malah bikin kang daniel sebagai drummer padahal mah da real drummer is ong,,,, semuanya hanya demi kepentingan cerita, kan udah dibilangin kalo ini au wkwk.
btw makasih yg udah sempetin baca work-ku yang ga bagus-bagus amat ini :') terharu saya, apalagi yg udah ngevote, saya sangat berterima kasih buat kalian
draft saya sebenernya numpuk parah, tapi dari semua itu gaada yg selesai-selesai,,, makanya tolong doain ya biar salah satu ada yg udah rampung biar cepet di publish juga ekekekek
thanks!!
*btw kok saya jadi ngedongeng wkwk