17 - Keegoisan, Kebodohan dan Penyesalan

286 40 5
                                    


Semua tampak sedang dalam keadaan tak tenang ketika menunggu sang dokter yang tengah bekerja didalam ruangan. Bukan dirumah sakit, melainkan hanya dalam ruang yang berada didalam rumah megah kediaman keluarga Oh.

Sang kepala keluarga, tak henti-hentinya menampakan wajah cemas sembari terus merapalkan doa dalam hatinya. Meminta agar Tuhan menjaga anaknya, Oh Sehun yang beberapa menit lalu meraung kesakitan hingga berakhir tak sadarkan diri.

Bukan hanya Tuan Oh yang berada disana, Seorang wanita yang sepertinya sudah tidak harus dipanggil dengan sebutan Nyonya Oh mengingat masa sandiwaranya telah berakhir itu tengah terduduk lemas dikursinya. Tubuhnya bergetar menahan tangis, berharap semoga anak-dari Kakaknya akan tetap berada dalam kondisi baik-baik saja.

Dan Tak lama, Sang dokter kepercayaan keluarga Oh itu pun baru saja keluar dengan stetoskop yang masih tergantung dilehernya. Tuan Oh dengan sigap berjalan cepat menghampiri Dokter yang telah merawat langsung Anaknya sejak kejadian malang itu menimpanya.

"Bagaimana? Sehun baik-baik saja kan?" Tanya Tuan Oh dengan wajah penuh harap nan cemas.

"Dia masih belum sadar. Maaf Tuan, Kurasa trauma dikepalanya mulai sedikit terguncang." Dahi pria berumur 50 tahunan itu berkerut.

"Apa maksudmu? Bukankah Sehun sudah lama sembuh?"

"Amnesia Retroanterograde yang dideritanya memang sudah bisa dikatakan sembuh 99%. Dimana kini ia bisa mengingat dengan pasti mana kejadian yang terjadi dimasa sekarang ataupun dimasa dulu. Tidak seperti setelah saat kejadiaan naas itu terjadi, dimana saat Sehun terbangun dari komanya ia malah bersikap seperti terbangun dari tidur biasanya. Bertingkah biasa dengan sisa ingatannya sebelum kejadian buruk itu terjadi menimpanya." Dokter itu menjelaskan segala hal pada Tuan Oh yang tengah mendengarkannya dengan serius.

"Bukankah sudah pernah aku jelaskan? Amnesia yang dideritanya cukup rumit, mengingat kau yang malah memulai untuk menutupi kejadian yang sebenarnya. Dan sudah dapat kita prediksi sebelum itu, tubuhnya memiliki suatu trauma. Sekarang, inilah yang memang akan terjadi ketika ia mengetahui kejadian yang sebenarnya. Kejadian yang seharusnya kau katakan dengan secara perlahan. Bukan menutupinya dengan sebuah sandiwara yang malah menjadikan sebuah memori asing terbentuk dan menempel pada sisa ingatannya yang hilang." Lanjutnya.

"Lalu apa yang akan terjadi setelah ini?" Tuan Oh menyesali karena tindakan bodohnya memulai sandiwara ini.

"Aku tidak tahu pasti bagaimana reaksinya setelah ini, tapi aku sarankan untuk jangan melakukan sesuatu hal yang membuat kondisinya semakin buruk."

"Lakukan apapun dok, aku moh-"

"Trauma bukanlah suatu penyakit yang bisa aku tangani dengan melakukan tindakan seperti misalnya operasi Tuan. Ini bukanlah luka fisik yang terlihat dan dapat aku tangani dengan cara apapun. Maka dari itu Hanya Sehunlah yang bisa merasakan dan menanganinya, Hanya Sehunlah yang tau apa yang harus ia lakukan dan dengan cara apa ia akan mencoba menanganinya dengan baik. Juga jangan lupakan kita sebagai orang terdekatnya yang harus bersedia menuntun dan membantunya keluar dari rasa traumanya. Sedikit terapi mungkin bisa membantu." Jelasnya lagi mencoba membuat Tuan Oh mengerti.

"Begitukah? Baiklah a-"

Cklek

Semua menoleh bersamaan saat mendengar suara pintu yang terbuka. Wanita bernama Jung Ah rin itu lantas segera berdiri dari kursinya ketika melihat sosok pria tampan yang menjadi pusat kecemasan itu berjalan keluar dari kamar.

"Sehun? Kau sudah sadar nak?" Sehun bungkam dengan tatapan yang kentara dingin. Memilih melanjutkan langkahnya, mengabaikan tatapan semua orang yang ada disana.

WHO AM I? - [Meyongkiyowoo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang