3 - Sehun at night

258 49 5
                                    

"Oppa."

"Hmm."

"Dia tidak menyukaiku ya?"

"hmm."

"Dia membenciku?"

"Hmm."

"Ish OPPA!! Aku bertanya serius!" Ujar Nana kesal sembari memukul pelan dada bidang Sehun.

Dan Sehun yang sedang bersandar pada dashboard ranjang dengan Nana yang tidur didadanya terpaksa harus membuka matanya yang sudah benar-benar lengket karna Nana yang masih terus mengoceh.

"Apa? kau tanya apa hm?" Sehun menarik kepala Nana, membawanya untuk bersandar pada dada bidangnya lagi. Ia mengelus surai Nana dengan lembut agar gadisnya itu cepat tertidur.

"Eonni. Apa dia tidak menyukaiku? Lihatlah tadi. Dia dingin sekali oppa, tatapannya saja benar-benar menusuk. Aku datangpun dia tidak menujukkan senyumnya sama sekali. Apa aku melakukan kesalahan? aku bahkan baru pertama kali bertemu dengannya. Lalu dimana letak kesalahanku?!" gerutu Nana kemudian mempout bibirnya.

"Entahlah, Mungkin dia terkejut dengan kehadiranmu." Sehun menjawab ocehan gadisnya itu seadanya.

"Ini semua salahmu oppa! Kau pasti tidak mengatakannya dulu pada eonni, pantas saja ia seperti itu padaku."

"Memang apa urusannya dengan dia, aku bahkan tidak mengenalnya."lagi, Sehun dibuat malas jika harus membahas hubungan yang mengikatnya dengan Cheonsa.

"YA! Dia istrimu, mana bisa kau bicara begitu!" tegur Nana yang tidak setuju dengan apa yang Sehun katakan.

"Stop Nana! Aku benar-benar malas jika harus membicarakannya." Jelas sehun yang memilih untuk tidur membelakangi Nana.

"Ish.. suami macam apa kau." Dengus Nana, melihat Sehun yang tidak lagi meresponnya, Nana memilih untuk memejamkan matanya menjemput alam mimpi.

Jam hampir menunjuk pukul 1 dini hari, Sehun berjalan keluar dari kamar baru Nana setelah memastikan bahwa gadisnya sudah benar-benar tertidur lelap. Sehun melanjutkan langkah kakinya menuruni tangga, berniat untuk mengambil minum sebentar dan kembali kekamarnya. Ia menuangkan air putih yang diambilnya dari lemari es kedalam gelasnya lalu menegaknya sampai habis.

Saat ia akan kembali kekamar dengan berjalan melewati ruang tengah, ekor matanya menangkap siluet tubuh Cheonsa yang sedang duduk dilantai dengan menumpukan kepalanya pada meja yang dipenuhi dengan kertas-kertas serta laptop yang masih menyala. Sehun berjalan mendekat, kemudian menemukan Cheonsa yang ternyata tengah tertidur dengan wajah lelahnya.

Entah bisikan apa yang merasukinya, Sehun berniat baik membantu Istrinya itu dengan membereskan kertas-kertas yang berserakan juga mematikan laptop miliknya. Setelah semuanya rapih, Ia menolehkan kepalanya dan menatap Cheonsa yang masih terlelap dengan lengan sebagai bantalnya.

Entah sadar atau tidak, saat ini Sehun benar-benar terpaku saat menatap wajah Cheonsa yang tengah terlelap dengan damai itu. Sehun bahkan tidak berkedip sekalipun, ia terus menelusuri setiap lekuk wajah Cheonsa yang nampak Sempurna. Cantik. Sampai akhirnya, ia kesulitan menelan ludahnya ketika tatapannya jatuh pada bibir ranum milik Cheonsa. Entah dorongan dari mana, Sehun mulai memajukan wajahnya dan menutup kedua matanya perlahan.

'Berjanjilah bahwa kau akan selalu bersamaku, kau akan terus menemaniku dan menjagaku. Aku benar-benar sendiri sekarang, kau satu-satunya orang yang bisa aku percaya. Tolong hanya lihatlah aku, aku benar-benar tidak akan sanggup jika sampai kau melihat orang lain dan pergi meninggalkanku.'

Seketika Sehun membuka matanya dan langsung menarik wajahnya saat tiba-tiba dirinya teringat dengan Sebuah janji yang Nana minta. Sehun mengerjapkan matanya beberapa kali agar ia bisa segera tersadar dari kebodohan yang hampir ia lakukan.

WHO AM I? - [Meyongkiyowoo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang