Extra Chapter

271 26 12
                                    

Cheonsa sudah kembali beraktifitas seperti semula. Walau masih sedikit belajar untuk membiasakan diri dengan alur ceritanya yang berubah hampir sempurna karna kehadiran kedua orangtuanya.

Bahkan sebuah pepatah yang dulu ia anggap sebagai kebodohan besar, kini ia Amini dengan mempercayainya penuh. Bahwa memang akan terbit sebuah pelangi, ketika badai sudah pergi.

Dan yang ia sadari adalah, bahwa kehidupannya tidak benar-benar kelam karna nasib buruknya dimasa lalu. Tidak semuanya. Karna pada kenyataannya ia tau. Ia merasakannya. Bahwa seseorang telah membantunya menerbitkan pelangi itu, tepat dimana ia merasa bahwa dunia terlalu kejam untuknya.

Cheonsa tersenyum ketika mengingatnya. Menghela nafas panjang, lalu melompat turun dari mobil dengan lirikan matanya yang tertuju pada salah satu balkon kamar diatas sebuah gedung Apartment yang disinggahinya.

Ia mengambil langkah pasti. Tujuan datang kali ini adalah untuk menjemput seseorang yang akan melengkapi kesempurnaannya. Dengan ramah ia menerbitkan senyum secerah mentari pada setiap orang-orang disekelilingnya. Menyalurkan sebagian dari kebahagiaanya yang terpancar begitu jelas.

Dan kini, ketika Cheonsa sudah sampai di depan pintu kamar yang menjadi tujuannya. Tanpa basi basi ia langsung menekan tombol bel, menunggu beberapa saat sampai ia kembali berulang ulang menekan bel tersebut dengan wajahnya yang berubah masam.

"Baekhyun! Kau didalam?" Tanyanya, yang tak mendapat balasan apapun.

Cheonsa menghela nafas kasar, lalu dengan kesal menekan beberapa digit angka yang ia yakini sebagai password kamar tersebut. Sedikit tak sopan memang, tapi ia harus bertemu Baekhyun. Harus.

Cheonsa berjalan masuk, "Baekhyun?" Panggilnya sambil menyapukan matanya pada setiap sudut ruangan yang begitu sepi.

"Byun. Kau disini?" Cheonsa masih berusaha untuk mencari. Memastikan ketidakhadiran Baekhyun di Kamar tersebut sekali lagi.

Sampai akhirnya ia menyadari sesuatu. Bahwa sebuah pesan yang ia tinggalkan diatas meja pantry masih berada dalam keadaan seperti semula. Terlipat rapih. Dengan posisinya yang tak berubah, terselip disebuah gelas kecil agar tak jatuh tersapu angin.

"Dia tak pulang?" Gumamnya, merasa kecewa karna tak bisa menemukan Baekhyun dimana pun. Bahkan dirumah utama keluarga Byun, juga di kantor pusatnya. Baekhyun tidak ada. Ia menghilang begitu saja.

Tiba-tiba merasa lemas, Cheonsa menjatuhkan tubuhnya pada sebuah kursi. Menundukkan kepalanya yang terasa berat. Sekali lagi. Dengan sedikit harapan ia kembali mencoba menghubungi Baekhyun dengan ponselnya.

Namun tetap sama. Tak ada hasil yang bagus. Selain daripada kekosongan yang semakin dalam ia rasakan. Ia kembali mendesah, dan hatinya yang sudah bergemuruh tak nyaman mulai mempengaruhi akalnya untuk menyimpulkan sesuatu. "Jadi ia mengatakan harus pergi, untuk meninggalkanku?" Lirihnya, tertunduk sedih.

Padahal ia mengharapkan bisa bertemu Baekhyun untuk menceritakan kisahnya kemarin. Sudah banyak hal yang ingin ia bagi dengan Baekhyun. Dan ia juga amat sangat berharap, bahwa Baekhyun bisa membaca pesan yang telah ia tulis dengan sebuah kesungguhan atas keyakinan yang dipegangnya.

Dengan berat hati, Cheonsa beranjak turun dari kursi. Lalu mengambil langkah untuk keluar dari Apartement ini.
Sekali lagi, ia menoleh. Memastikan kekosongan yang benar-benar terasa menyakitkannya itu untuk terakhir kalinya.

***

Sinar hangat mentari yang masuk ke celah jendela kamar membuat Cheonsa terbangun dengan sesekali meregangkan otot-ototnya yang kaku. Ia terduduk, lalu menoleh memandang suasana pagi diluar sana yang begitu cerah nan hangat.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 29, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

WHO AM I? - [Meyongkiyowoo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang