(16) Best Friend

674 38 0
                                    

Satu minggu setelah pengakuan ajaib Rio masih meninggalkan tanda tanya besar bagi Ify.

Bagaimana mungkin lelaki itu dengan mudahnya mengatakan bahwa pesan puitisnya itu hanya sebuah keisengan semata?

Padahal Ify sudah sangat penasaran akan apa maksud dari pesan terahir yang ia kirimkan.

Kebenaran yang ia simpan maksudnya ini? Bahwa dia adalah pengirim pesan itu?

Dan yang paling membuat bingung adalah rentenan kalimat terakhir yang terlontar dari mulut lelaki itu.

Astagaaa,Ify semalaman tidak bisa tidur dan terus-terusan memikirkannya dengan senyum yang tidak bisa ditahan lagi,bagaikan orang gila ditengah malam Ify tanpa henti mengacak-ngacak rambutnya prustasi

Dan sekali lagi Ify merekahkan senyumnya tanpa sadar...

''Makan Ify, lo kenapa malah senyam-senyum gak jelas dari tadi lo'' tegur Sivia melihat Ify yang kembali mengabaikan makananya

Saat ini mereka tengah berada dikantin, menyantap satu mangkok bakso dan satu gelas es teh manis dengan kerupuk-keripik sebagai pelengkap

''Kenapa sih? Masih kepikiran soal Rio? Lo digombalin apa sama dia hah'' pertanyaan ke sekian kalinya yang dijawab dengan diamnya Ify membuat Sivia berdecak sebal

Gini nih kalo 'Orang gak berpengalaman' udah dilanda yang namanya C. I. N. T. A bawaannya pasti bengong mulu,senyam-senyum gak jelas terus meratapi kejelasan nasibnya. Ck

''Perlu gue bantuin ngomong gak nih'' tawar Sivia sambil mencomot satu keripik lalu mengunyahnya dengan serius

''Buat apa?'' setelah akhirnya Ify mengeluarkan suara, hanya pertanyaan bodoh itulah yang mampu bibirnya lontarkan

''Ck. Serius deh Fy, lo itu lebih tinggi dari pada gue. Seharusnya pemikiran diotak lo yang tinggi itu bisa menghasilkan ide yang lebih cemerlang dong dari pada gue, harusnya sih gitu kan? '' walau memang tidak ada hubungan antara tinggi badan Sivia dan Ify tetap saja gadis itu melancarkan perkataannya ''Coba deh berdiri Fy, tinggi lo sama gue itu ya tinggian lo kan?''

''Apa sih Via, gak lucu'' kesal Ify melihat tingkah sahabatnya itu

''Siapa bilang gue lucu? Orang guenya imut gini kok'' timpal Sivia santai

''Eh itu dia. Rio sini bentar deh'' seperti merasa dejavu hati Ify kembali berdebar tak menentu mendengar lantangnya suara Sivia

''Vi---'' jerit Ify tertahan menghadapi sikap Sivia yang seenaknya ini

''Kenapa?'' tanya Rio yang kini sudah menjulang tinggi dihadapan Ify dan Sivia

Ify dapat melihat cengiran nakal dari bibir Sivia, apa maksudnya gadis itu? Mau menggoda, heh?
Lagi pula Ify yakin Sivia tidak akan seberani itu untuk menanyakan hal yang berbau privasi untuk orang lain

Yah Ify yakin itu.

''Dari tadi temen gue kehilangan fokus gara-gara mikirin alesan kenapa lo selalu ngirim pesan-pesan aneh itu kedia,dan mungkin ada sesuatu yang lain juga yang mengganggu otak dia'' Ify melongo dengan mata melotot tajam kearah Sivia.

''Jelasin yang bener dong ke dia'' lanjut Sivia lalu menggeser duduknya sedikit memberi ruang untuk Rio duduk

Serasa tidak sanggup lagi untuk bernafas Ify memilih menenggelamkan wajah diatas meja disamping mangkok baksonya yang masih terisi penuh

Kenapa dia bisa menjalin tali persahabatan dengan gadis gila seperti Sivia? Tidak taukah gadis itu bagaimana cara menjaga image sahabatnya sendiri?
Runtuh sudah semua rasa malu yang dimiliki Ify hanya karena seorang Sivia. Aaahh dasar Sivia bodoh.

DIA & KENANGANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang