(40) Yang Sebenarnya

163 17 1
                                    

Ify mengatur nafasnya yang masih memburu akibat terlalu semangat untuk mengejar Rio.

Kakinya diselonjorkan dibawah pohon mangga dipinggir taman dengan punggung bersandar dipohon mangga itu

"Capek?" tanya Rio geli melihat Ify yang masih kesulitan bernafas

"Diem kamu" ketus Ify sambil menyeka keringatnya

"Ini minum dulu" Rio menyerahkan sebotol air dingin kehadapan Ify dan langsung diterima oleh gadis itu tanpa penolakan

"Kamu udah?" tanya Ify menyodorkan kembali air itu pada Rio setelah ia selesai minum,karena sedari tadi dia tidak melihat Rio membawa air minum untuk dirinya sendiri

"Udah,abisin aja" balas Rio lalu mendudukkan dirinya juga disamping Ify yang sedang berusaha menghabiskan air minumnya

"Ya jangan dipaksain habis juga Fy" Rio meraih paksa air minum ditangan gadis itu membuat Ify cemberut

"Haus banget Rio"

"Pelan-pelan,nanti lagi diminum kan bisa" tegur Rio

Ify memilih diam dan pasrah melihat air itu berpindah tangan pada Rio.

Mereka diam.

Hening untuk beberapa menit.

Hanya tiupan angin dan kebisingan disekitar yang menemani kediaman mereka berdua.

Lalu perlahan Rio mengarahkan tatapan matanya pada Ify yang dari tadi hanya diam dengan mencabut asal rumput-rumput yang sedang ia duduki.

Rio mengukir senyum tipis saat melihat Ify.

"Udah lama banget ya--" ucap Rio

Kini pandangannya beralih pada keramaian ditengah taman yang menyuguhkan berbagai macam aktifitas orang-orang yang juga tengah menghabiskan waktu ditaman

"Apanya yang lama?" Ify menyahuti tanpa mau menatap pada  Rio

Sejujurnya Ify sedikit bisa menebak apa yang akan dikatakan oleh lelaki disampingnya itu,maka sedari tafi yang hanya bisa ia lakukan adalah terus mencabut rumput-rumput liar dibawahnya tanpa henti

Hatinya tiba-tiba langsung berdetak dengan kencang,seolah mengetahui apa yang akan terjadi antara Rio dan Ify selanjutnya.

Memang begini kalau masa lalu sudah akan diungkit-ungkit lagi...

Membuat gelisah dan menimbulkan sedikit rasa tak nyaman namun juga menyebabkan perasaan bahagia yang tak kasat mata.

"Kitanya yang udah lama gak bisa duduk berdua kaya gini" ucap Rio dengan senyumannya yang tak pernah lepas

"Iya" hanya kata itu yang mampu Ify ucap

"Cuma iya?" tanya Rio

"Ya iya,emang apa lagi?" Ify dan Rio saling pandang untuk sesaat sebelum Ify yang terlebih dulu mengalihkan pandangannya

"Gak ada yang ingin kamu tanyakan sama aku?" Rio kembali bertanya membuat Ify terus memutar otak harus memulai bertanga dari mana

"Ada--," jawab Ify menggantung

"Apa?"

"Kenapa dulu kamu pergi tiba-tiba?"

Rio tersenyum sebelum menjelaskan Ify alasan kepergiannya beberapa tahun lalu

"Aku memang pergi tiba-tiba,tapi bukan berarti aku gak pamitan sama kamu" Ify menaikkan alis menatap Rio dan Riopun mengerti akan tatapan yang diberikan Ify kepadanya

"Sudah aku bilang,aku datang kerumah kamu buat pamit. Tapi aku cuma bisa ketemu sama mama kamu,aku menitipkan salam sama beliau.." jelas Rio

Ingatan Ifypun langsung membawa gadis itu pada saat dimana ia sedang merayakan pesta bersama Sivia,ya malam dimana Rio berangkat pergi meninggalkannya memang ia sedang tidak berada dirumah dan setibanya ia pulang sang mama memberitahukan pesan yang dititip Rio untuk dirinya.

DIA & KENANGANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang