Hai. Apa kabar kau yang telah membuatku senyum tanpa bahagia? Apa kabar kau yang membuatku melunturkan semua rasa kecuali rindu?
Apa kau baik-baik saja melihatku bersanding lara? Apa kau bahagia mendengarku menjalin hubungan serius dengan nestapa? Apa kau senang melihatku berpeluh ketika melupakanmu?
Mungkin kau bahagia.Bukan lantaran cerita-cerita pilu yang kukabarkan padamu melalui lirik-lirik bermajas. Tapi lantaran dia yang sudah ada dalam pelukanmu, yang selalu memberimu tawa saat ia bercerita tentang bayi kecil yang dikandungnya.
Usah kau kabarkan bahagiamu padaku. Aku jelas sudah tahu dari senyum yang mengembang di ujung sakitku. Usah kau tanyakan apakah aku baik-baik saja. Tentu saja. Tentu saja aku gila karenamu.
Mendengar cerita-ceritamu bersama orang lain adalah kegilaan baru yang aku jalani setelah susahnya aku melupakanmu.
Kau memang pandai membuatku selalu berpura-pura bahagia.
Jadi, sekarang sandiwara adalah lakonku di hadapanmu. Kamu, tetaplah bahagia. Karena bahagia memang lebih cocok kau sandang ketimbang derita.Aku, biarlah selalu berpura-pura bahagia. Karena itu sudah menjadi kewajibanku disetiap mendengarmu bercerita tentang kekasihmu.
Kuantar terimakasih untukmu yang telah banyak mengajarkanku senyum tanpa bahagia. Seperti tangis tanpa air mata. Ini bukanlah sakit semata, tapi sakit semati yang ku rasai setelah kau beristri padahal kau telah berjanji akan hidup bersamaku sampai mati.
Lampung, 21/04/2017
KAMU SEDANG MEMBACA
The Monologues Of Heartbeat
PoetryAntologi Rasa. Tentang Cinta dan Tentang Luka. "Kuantar terimakasihku atas caramu yang tak pernah lupa untuk membuatku luka." Quotes of heart