[1]. Melone

755 97 77
                                    

"Apa kau tahu, Feli? Kiku? Nanti besok, ada festival makanan eropa di dekat mall!" Gadis rambut [hair colour] yang terurai panjang berkata riang kepada dua temannya.

"Benarkah? Wahh~ aku harap kali ini festivalnya gratis, ve." Lelaki dengan tampang lugunya membalas pertama kali dari keriangan gadis bernama [Last name] [Name].

"Eropa, ya. Mungkin lidahku tidak cocok." Lelaki dengan tampang sopan melirih kecewa.

"Tidak gratis, sih, Feli. Tapi, lumayanlah dapat diskon 50 persen per-stand." [Name] menengok pada Kiku. "Hm, kau alergi atau semacamnya kah, Kiku? Tapi, tenang! Diantara makanan yang ada, aku yakin kau paling suka makanan asal Perancis!"

Feli berseru senang karena ternyata diskonnya lumayan juga.

"E-eh? Kenapa, [Name]-chan?" Kiku penasaran dengan pernyataan [Name].

"Karena aku yakin sebagian besar makanan yang disajikan adalah makanan manis."

"E-eh? Manis, ya? A-aku juga tak begitu suka manis. Sumimasen." Kiku semakin melirih.

[Name] langsung kebingungan. Honda Kiku dan Feliciano Vargaz adalah teman seperjuangannya dalam menikmati makanan. Ada saja rutinitas setiap minggu bahkan setiap pulang sekolah yang menyangkut tentang makanan. Feliciano suka dengan makanan yang asin campur aduk dengan bumbu yang lain, ia suka pasta, pizza, dan terkhusus makanan Italia lainnya. Sedangkan Honda Kiku berlidah asia. Ia paling suka asin, bahkan sangat asin. Setiap makan siang Kiku selalu menambahkan garam ke bekal makanan. [Name] sendiri suka semua jenis makanan, asalkan itu dengan Feliciano dan Kiku, semua makanan pasti sangat sedap terasa.

Dalam pembicaraan ketiga orang tersebut di dalam ruang ekskul, Ludwig Beilschmidt yang baru masuk ke ruangan ekskul koran sekolah itu memandang horor ke arah tiga anggota di dalam.

Apa bagusnya ... boros karena ... makanan? Batin Ludwig. Ia menghela napas dan merasa bersalah menatap ke arah gadis riang itu. Ia jadi mengingat betapa pemalunya [Name] dulu saat diajak membuat ekskul koran. Tapi, ketika Feliciano dan Kiku bergabung, [Name] menjadi agak riang, dan semakin riang lagi.

Pertama bertemu denganmu kau lebih kurus dari ini, [Name]. Semoga gizi dalam makanannya ada. Wanita tak boleh banyak makanan yang tidak berfaedah. Ludwig terus berargumen dengan batinnya. Ia berjalan dan segera melerai pembahasan ketiga anggotanya menjadi membahas koran minggu ini.

.
.
.

[Melone]

.
.
.

Lelaki dengan baju tidurnya menguap dan menggeliat sehabis ke luar dari kamar mandi.

"Astaga, si keren ini lagi-lagi ketiduran di kamar mandi. Kesesese." Dia tertawa sendiri dan segera memasuki kamarnya.

"Hua!" Pemuda dengan rambut putih acak-acakan itu terkaget karena ada orang di kamarnya.

Ludwig—adiknya—yang tengah serius menatap ke arah komputer. Sepertinya Ludwig terlalu fokus sampai-sampai tak tahu ada sang kakak di samping kanannya.

"Manfaat melon bagi kesehatan, ya?" Gilbert langsung membaca artikel yang tengah ditilik serius oleh Ludwig.

Ludwig terkaget dan memundurkan kursi hingga menyentuh ranjang. "Ni—Niisan?!" Kagetnya dengan wajah agak bersemu.

"Oh? Apa? Aku takkan marah. Baca saja." Gilbert cengengesan dan duduk di kasurnya.

Ludwig bernapas lega dan menghampiri komputer kakaknya lagi.

Fruits || Ludwig BeilschmidtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang