[3]. Drachenfrucht

444 79 7
                                    

Ludwig diam di dalam ruang ekskul sambil memainkan buah naga di tangan. Ada rasa ingin memaksa [Name] lagi untuk memakan buah unik ini. Tapi, takut kejadian aneh waktu itu terulang kembali. [Name] sampai tak bangun selama 3 jam. Membuat batin Ludwig tersiksa. Itu semua karena dirinya! Siapa sangka [Name] alergi semangka? Itu jarang, dan bahkan baru pertama kali Ludwig temukan.

Ludwig menghela napas. Ia simpan buah naga itu di meja. Ada jadwal sebenarnya hari ini, mewawancarai ekskul sepakbola yang memenangkan festival olahraga beberapa minggu yang lalu. Tapi, Ludwig tak ikut. [Name] sudah ia peringatkan agar pulang saja. Dan sisanya (Feli dan Kiku) yang mengambil alih tugas hari ini.

Ludwig duduk. Ia ingin berehat dan bagaimana cara ia meminta maaf pada [Name]? Apa dia terlalu memaksa? Kalau sampai-sampai [Name] tak bangun waktu itu bagaimana? Aaarrggghhh. Dia malu sudah sok bijaksana dalam menggiring [Name] untuk mengonsumsi buah, namun berakibat fatal karena tak tahu [Name] memiliki alergi aneh.

Tok! Tok!

Dalam kebingungannya kini, Ludwig diganggu oleh ketukan pintu.

"Ha ... Masuklah, tidak dikunci," sahut Ludwig yang memilih tak melihat ke pintu. Hah! Paling-paling Feli dan Kiku. Tak ada yang istimewa dari kunjungan ekskul koran selama ini.

"Ludwig, sendirian aja?" Suara gadis.

Ludwig tersentak kaget dan langsung menengok.

Itu [Name]. [Name] yang menghampiri Ludwig dengan senyumannya.

"[Na-Name]? Kenapa kau ada di sini?" Ludwig terkejut dan berdiri menghampiri [Name].

"Kenapa kau ada disini?" Ludwig bertanya kembali.

"Eh? 'Kan hari ini perkumpulan." [Name] menjawab dengan polosnya.

Tiba-tiba alis kanan Ludwig berkedut kesal. Ia menahan kesal. Jawaban apa tadi? Kurangkah Ludwig memberitahu bahwa jangan datang dulu!

"Kau 'kan sudah kuperingatkan! Jangan dulu ke ekskul!" Ludwig kesal dan meraih pundak [Name]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kau 'kan sudah kuperingatkan! Jangan dulu ke ekskul!" Ludwig kesal dan meraih pundak [Name].

Yang dimarahi malah tertawa. Ludwig jadi terdiam dan memandang aneh sahabatnya.

"Ahaha. Aku tak apa-apa kok. Sejak kecil selalu seperti itu bila makan semangka."

Ludwig melepaskan tangannya pada pundak [Name]. Dan memandang ke arah lain.

"Jadi, hari ini aku bawa jus buah naga untuk kita minum berdua, Ludwig!" [Name] langsung mengangkat plastik putih yang berisikkan dua minuman buah.

"Ha-hah?" Ludwig terkaget. Amat luar biasa terkaget.

"Ka-kalau tidak salah buah naga bagus untuk mencegah diabetes, kesehatan tulang, kolesterol. Dan yang terpenting, bagus untuk diet." kata yang terakhir [Name] menempelkan telunjuknya di perut Ludwig, dan terkekeh senang. "Kau harus diet, 'kan."

Ludwig langsung menepis pelan tangan [Name]. "Yang diet itu kau."

[Name] langsung tertawa kembali. Ludwig, mengangkat senyuman senangnya. Akhirnya [Name] ... mau memakan buah tanpa paksaan darinya, memakan makanan dari sisi manfaatnya, bukan karena glamor dan terkenal. Ludwig merasa ... sangat senang.

Di balik pintu ekskul. Feli dan Kiku berunding.

"Catat, Kiku. Poin pertama, ketua dan wakil ekskul koran memang sahabat. Poin kedua, lama-kelamaan mereka saling mengkhawatirkan. Dan yang ketiga, keduanya saling senang melihat senyuman satu sama lain." Feliciano terkekeh.

Kiku semangat menulis poin-poin tersebut.

Koran selanjutnya bukan tentang pemenang tim sepakbola sekolah, tapi tentang asmara di masing-masing ekskul Hetalia Gakuen.

.
.
.
.
.
.
.
.
.

Tamat!

[Jumlah Kata: 480]

[Jumlah Kata: 480]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Fruits || Ludwig BeilschmidtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang