[2]. Wassermelone

478 77 29
                                    

Ada semilir angin dan cahaya mentari serta bayang-bayang awan yang menjadi latar Ludwig berdiri tegap membelakangi kedua anggota ekskulnya. Feliciano dan Kiku.

"Wah, rasa-rasanya ini mendebarkan, Kiku." Feli berbisik senang pada Kiku.

"Iya, Feliciano-kun. Kita seperti militer." Kiku merespon sama-sama berbisik, sama-sama senang.

"Kita ada misi dadakan." Ludwig berbalik, wajah seriusnya sangat terlihat fokus.

Feliciano dan Kiku serempak mengangguk. Apapun misinya, pasti mereka akan bantu!

"Misi kita sekarang ...." Ludwig bersidekap. Pandangannya semakin matang. "Mengajak [Name] makan semangka!" Ludwig berujar keras dan mengangkat kepalan tangan kanannya.

Krik ... krik ... krik ....

"Ahhh." Feliciano dan Kiku langsung berbalik hendak pergi.

"WOI!" 

.
.
.

[Wassermelone]

.
.
.

Suara pintu yang didobrak keras, [Name] hadir dan segera berteriak, "KITA DAPAT IZIN DARI KETUA OSIIIIIISSSS!"

Namun, tak ada sahutan dari dalam.

"E-eh? Are? Minna?" [Name] kebingungan karena ruangan ekskul tercintanya ini tak berisikan satu makhluk pun.

[Name] masih kebingungan, ada rasa hendak pulang. Tapi, ketika menyadari tiga tas yang bertengger di masing-masing kursi mengurungkan niatan [Name].

Mereka pasti ada dihalaman! Batin [Name]. Gadis ini tahu betul dengan aktivitas ketiga temannya.

[Name] segera melesat dan membuka jendela. Yang terhubung langsung dengan belakang halaman sekolah. Benar saja, ada ketiga kawannya. Ludwig, Feliciano, dan Kiku. Feliciano dan Kiku tengah duduk sembari memakan semangka. Ada beberapa potong semangka lagi di piring. Sedangkan Ludwig berdiri tegap dengan fokus memandang kedua anggotanya yang memakan semangka.

Hihh. Semangkaaaaa! [Name] langsung takut melihat buah dengan banyak biji hitam itu.

[Name] segera berbalik dan hendak kabur. Eh, ternyata Ludwig menyadari itu dan dengan enteng menarik tubuh [Name] hingga keluar seutuhnya dari jendela besar tersebut.

"Hiiihhhh!" [Name] menjerit karena digendong melalui kedua sisi perutnya. Itu ... bisa dikategorikan pelecehan, 'kan?!

"[Name], kau berat." Segera Ludwig mengutarakan kesakitan tangannya.

"A-apaaaaaa?!" [Name] kesal dan dengan kesalnya pula memukuli dada bidang Ludwig. Yah, walau terasa seperti kerumunan semut yang melintas bagi Ludwig.

.
.
.

[Wassermelone]

.
.
.

"Kita akan mengadakan kompetisi mengumpulkan biji terbanyak." Feliciano mengangkat potongan semangka dengan senang.

[Name] tak bisa kabur, jika Ludwig sudah begini. Dia harus menurut sampai Ludwig puas.

"Tapi, mengumpulkannya tidak pakai tangan, [Name]-chan." Kiku ikut menjelaskan.

[Name] hanya mengkerutkan dahi karena penasaran.

"Feliciano-kun, silakan praktikan." Kiku segera menengok pada temannya.

"Siap, kapten. Ve. Perhatikan dengan baik, ya, [Name]." Feliciano pun telah siap.

Feliciano segera melahap semangka dan mengunyahnya hingga beberapa saat. Setelah itu ... memuntahkan bijinya dengan cara mengkerucutkan bibir dan biji hitam menghantam piring seperti peluru yang ke luar dari mulut senapan.

"Hu-huwah! Su-sughoi!" [Name] memekik kagum.

"Nah, [Name]. Jika caranya seperti Feliciano-kun. Biji yang kau dapatkan hanya beberapa. Tapi, jika ingin mengumpulkan biji yang lebih banyak lagi, kau harus perlahan saat mengeluarkan biji-biji itu." Ini adalah penjelasan terakhir dari Kiku.

"Ayo, kita lakukan! Aku ingin seperti senapan. Aku ingin bisa. Terserah kalah atau menang, tadi Feli terlihat mengasyikkan!" [Name] langsung meraih semangka.

Ludwig tersenyum kecil, akhirnya [Name] mau juga.

Segera keempatnya bersiap. Dan ... Mulai! Melahap semangka. Dan menembakkan biji itu dari mulut ke piring. Yang paling kaku adalah Ludwig. Bukannya biji, Ludwig bahkan menembakkan beberapa buahnya. Ludwig kesal dan akhirnya tak ikut sampai akhir permainan.

"Ohok! Ohok. I-ini sangat me-menyenangkan. A, ahaha."

Suara [Name] terdengar janggal. Feli, Kiku dan Ludwig yang menunduk terfokus pada biji semangka masing-masing langsung mendongkak dan ...

[Name] terlihat pucat dengan hidungnya yang mengeluarkan darah.
"[Naaaaaaaaaame]?!"

Ketiga pria itu panik sesaat setelah [Name] pingsan dalam keadaan tersenyum bahagia.

.
.
.

[Wassermelone]

.
.
.

Satu fakta yang aneh ... [Name] selalu pingsan dengan keadaan mimisan saat memakan semangka.

.
.
.
.
.
.
.

To be continue...

[Jumlah kata: 571]

[Jumlah kata: 571]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Fruits || Ludwig BeilschmidtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang