1 September 2013
Anak remaja lelaki itu terbangun tanpa semangat pagi ini, padahal biasanya dia yang paling menyimpan banyak energi lantaran dia yang termuda di antara teman-temannya yang lain.
1 september, dia tidak suka tanggal itu. Dia suka semua tanggal dan semua hari, kecuali tanggal itu. 1 september, hari kelahirannya. Hari ulang tahunnya, dan Jungkook benci hari itu.
"Jungkook-ah! Bangun!" teriakan teman satu dormnya yang berusia paling tua di antara yang lainnya itu membuat Jungkook tersentak dari lamunan.
"Iya, hyung." sahut Jungkook, "aku sudah bangun." Jungkook kemudian turun dari tempat tidurnya, merapikan selimut dan berjalan keluar dari kamar yang dia tempati sendirian, berbeda dengan teman-temannya yang lain yang harus berbagi kamar. Sebagai yang termuda, dan dalam masa pubertas, Jungkook mendapat sedikit keistimewaan.
Ketika mencapai ruang tengah, Jungkook melihat teman-temannya tengah sibuk, tidak seperti hari biasanya.
"Ada apa? Kenapa kalian terlihat sibuk sekali? Bahkan Yoongi hyung juga?" tanya Jungkook bingung saat melihat Yoongi yang biasanya mengurung diri di studionya sedang mengangkat kardus-kardus yang entah berisi apa.
"PD-nim hari ini akan ke sini, jadi kita harus membereskan dorm ini atau dia akan marah." jawab Namjoon.
"Tolong buang sampahnya." Jiminnya menyerahkan plastik besar berisi sampah ke tangan Jungkook yang masih terbengong-bengong.
"Cepat." Seokjin mendorong bahu Jungkook sedikit, Jungkook menurut. Dia kemudian keluar dorm untuk membuang sampah.
Dorm yang biasanya ramai dengan tawa sekarang berubah menjadi hening, semua fokus dengan kegiatan mereka membersihkan dorm. Meski sesekali saling berteriak menyuruh ini dan itu, Jungkook juga tak lepas menjadi sasaran teriakan mereka.
"Jungkook-ah, ambilkan lap basah."
"Jungkook geser meja ini."
"Jungkook kenapa kau lamban sekali hari ini!" bentak Seokjin kesal.
"Maaf, hyung. Segera aku pindahkan." Jungkook tergagap, tidak biasanya seokjin membentaknya seperti itu. Apa kedatangan CEO mereka membuat teman-temannya menjadi stress?
Tapi Jungkook tidak bisa mengeluh, atau menolak. Biar bagaimanapun dia adalah bagian dari team itu, dan mereka sekarang adalah kakak-kakak Jungkook, jadi Jungkook harus mematuhi apa kata kakak-kakaknya.
"YA! Minggir lah, kau menghalangi jalanku!" Taehyung yang memegang sapu mendorong Jungkook yang berdiri menghalangi jalannya.
Butuh waktu setengah jam untuk ke tujuh pemuda itu membersihkan dorm mereka sampai benar-benar bersih, tepat saat CEO mereka datang Jimin baru saja menyelesaikan mengelap meja.
"Annyeonghaseyo PD-nim." ke tujuh idol itu kompak memberi salam.
"Hmm.. Sepertinya kalian merawat dorm ini dengan baik." ucap PD nim sambil melihat - lihat isi dorm.
Mata pdnim menyipit saat melihat kepojokan dekat pintu keluar. "Apa ini?" tanya nya sambil mengangkat kantong plastik berisi botol-botol kosong.
"Ya! Tadi kan sudah ku suruh untuk membuangnya." Taehyung berbisik pada Jungkook yang berdiri di sebelahnya.
"T-tapi tadi sudah aku buang, hyung." jawab Jungkook membela diri, karena seingatnya dia memang sudah membuang semua sampah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Behind The Spotlight ✔ [ SUDAH TERBIT ]
Fanfic[ Sudah diterbitkan ] Di balik sorotan lampu dan riuh tepuk tangan, mereka menyimpan dukanya sendiri