Kim Taehyung, adalah pemuda yang selalu tahu apa yang dia mau, apa yang ingin dia lakukan, dan apa mimpinya.
Penyanyi, dia selalu tahu dirinya akan menjadi seorang penyanyi yang hebat.Bukan Taehyung ingin menyombongkan dirinya sendiri, tapi karena dia selalu percaya dengan kemampuannya, dan percaya diri itu lebih dari cukup untuk membuatnya melangkahkan kaki dari kampung halamannya di Daegu menuju Seoul, jantung Korea Selatan.
Bergabung bersama Victory, membuat Taehyung semakin meyakini impian nya. Dia percaya dirinya akan menjadi penyanyi yang sukses, dan dia percaya bersama ke enam member yang sudah seperti saudaranya sendiri itu, mereka akan bersama-sama meraih impiannya, juga impian mereka.
Banyak yang bilang kelakuan Taehyung itu aneh, dia suka sekali tiba-tiba melakukan hal yang aneh untuk membuat orang-orang di sekitarnya tertawa, juga ada satu satu lagi julukan yang tersemat untuknya. Social Butterfly, orang yang suka berteman dengan siapa saja, mencari teman dimana saja, itulah kelebihan Taehyung, memiliki banyak teman.
Park Jimin, bukan hanya sekedar teman satu grup untuknya tapi juga salah satu orang yang memiliki tempat tersendiri di hati Taehyung. Bukan hanya karena mereka sama-sama lahir di tahun yang sama, tapi karena sifat Jimin yang sangat bertolak belakang dengan nya.
Jimin itu pemalu, Taehyung itu terkadang suka melakukan hal yang memalukan, Jimin itu kurang percaya diri, Taehyung itu kelebihan hormon percaya diri, tapi saat mereka bersama Taehyung bisa merasakan Jimin sangat memperhatikan dan menjaganya, walau hanya dengan berpandangan mata mereka bisa saling mengerti perasaan satu sama lain. Jimin itu, teman yang sangat berharga untuk Taehyung, satu-satunya orang yang pernah melihatnya menangis saat Taehyung berusaha menyembunyikan kesedihannya dari banyak orang.
***
"Yeoboseyo." Suara serak khas orang bangun tidur milik Taehyung terdengar dari dalam kamarnya saat pagi itu tidur lelap Taehyung di interupsi oleh suara telepon.
Detik berikutnya, tubuh Taehyung sudah duduk tegak di atas tempat tidurnya. Wajahnya pucat, air matanya menggenang.
"I-iya, saya ke sana sekarang." Ucap Taehyung dengan bibir gemetar.
Tanpa mandi, ataupun cuci muka Taehyung mengganti bajunya,menyambar tas ranselnya dan memasukan beberapa pakaian. Kemudian mengenakan sepatu, berjalan keluar kamar secepat angin membuat suara berdebum saat dia menutup pintu.
"Taehyung-ah, kau mau kemana pagi-pagi begini?" Tanya Seokjin yang sedang sibuk di dapur, menyiapkan sarapan untuk teman-temannya seperti biasa.
"Aku harus pulang ke Daegu sekarang, Hyung." Jawab Taehyung dengan wajah pucat.
Menyadari ada hal yang tidak beres, Seokjin melepas apronnya dan menghampiri taehyung. "Ada apa, Tae?" tanya pemuda itu dengan nada cemas, dilihatnya satu persatu temannya mulai keluar kamar karena mendengar suara berisik.
"Tae, kau mau kemana?" Jimin bertanya, melihat Taehyung membawa tas besar dipagi buta begini.
"Aku harus pulang ke Daegu sekarang, orangtuaku...meninggal ." Taehyung mengigit bibirnya, berusaha menahan tangis, dia tidak ingin menangis di depan teman-temannya.
"Apa?!" Sontak ke enam pemuda yang lain panik.
"Ayo aku antar ke Daegu, aku akan telepon manager hyung untuk meminjam mobil mereka." Namjoon bergerak ke dalam kamarnya mengambil ponsel.
"Hyung." Jungkook menyentuh bahu Taehyung.
Taehyung berbalik, menatap teman-temannya kemudian tersenyum tipis. "Aku tidak apa-apa."
KAMU SEDANG MEMBACA
Behind The Spotlight ✔ [ SUDAH TERBIT ]
Fiksi Penggemar[ Sudah diterbitkan ] Di balik sorotan lampu dan riuh tepuk tangan, mereka menyimpan dukanya sendiri