7th Day: Alone

1.3K 289 5
                                    

Dia tidak ada... sebuah perasaan kecewa terbit di hati Akaashi begitu mendapati keadaan halte bus yang tak berpenghuni.

Melihat gadis bersurai (hair color) itu duduk setiap pagi di halte bus ini bagaikan sudah menjadi kebiasaan untuk Akaashi.

Hari ini hari minggu, tentu saja (Surname)-san tidak datang. Sekali lagi, Akaashi menegaskan untuk dirinya sendiri.

Tapi sejujurnya, Akaashi tidak akan membantah bahwa ia menginginkan gadis itu ada disini. Entah dari mana dan sejak kapan perasaan berharap itu datang menyelimuti hati dan pikiran Akaashi.

Meskipun hari ini adalah hari minggu, tetapi Akaashi harus tetap menghadiri latihan rutin yang diadakan klub voli. Kemarin, ia sudah membolos latihan karena merasa tidak enak badan, jadi ia tidak mau membolos lagi untuk hari ini.

Tatapan Akaashi beralih pada bola voli yang dipegangnya di depan dada. Di gym Fukurodani tersedia banyak bola voli, seharusnya ia tidak perlu repot-repot membawa bola ini dari rumah...

Ya. Akaashi tidak akan terpikir untuk membawa bolanya, jika saja wajah gadis itu tidak melintas di benaknya secara tiba-tiba saat bersiap-siap tadi. Dan entah dorongan dari mana, Akaashi meraih bola volinya yang tergeletak di sudut ruangan, turut membawanya.

"Kalau kau mau, aku tak keberatan bermain denganmu setiap pagi."

Kalimat yang diucapkan Akaashi dua hari lalu, kembali terbayang dalam benak Akaashi. Spontan, pemuda itu menepuk dahi.

Oh ya ampun, apa kau tak mengerti bahwa hari sabtu dan minggu juga termasuk dalam kategori 'setiap pagi' itu? batinnya. Yah, meskipun kemarin aku tidak datang kemari karena sakit...

Sedetik kemudian, rahang Akaashi mengatup. Tunggu sebentar. Apakah kemarin (Surname)-san datang kemari? Jika benar ia memang datang ke halte bus ini kemarin, sementara aku tidak ada disini... apakah ini sebabnya ia memutuskan untuk tidak datang hari ini?

Deru sebuah bus yang ditangkap daun telinga Akaashi membuyarkan lamunannya seketika. Akaashi mengarahkan pandangan ke arah bus yang sudah berhenti tepat di depannya.

Seharusnya aku menanyakan alamat emailnya kemarin, pikir Akaashi seraya melangkahkan kaki masuk ke dalam bus.

***

Solace [Akaashi x Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang