II

46 3 0
                                    

Tumpukan rangkai bunga yang bertugas sebagai ornamen di mejanya terlihat jenaka. Tentu saja mawar-mawar yang dibawakan Saint-Just bertahan lebih lama ketimbang milik Eléonore Duplay.

Desmoulins berdehem, dengan portfolio dalam pelukannya. Kawan lamanya itu tengah berdiri di ambang pintu yang setengah terbuka, seolah menunggu untuk diizinkan masuk.

Hal ini membuatnya seolah telah menelan pil pahit.

"Kuharap kau masih bisa fokus, Maxime." Kata sang Jurnalis, berusaha keras agar dirinya tak terdengar kaku.

Robespierre mengangkat salah satu alisnya, bingung. Namun ia memilih untuk menghampiri kawannya, menepuk lengannya sebagai gestur ramah dan mempersilahkannya duduk di bangku manapun yang ia mau.
Tentu saja ia memilih bangku yang sama dengan yang diduduki oleh Antoine Saint-Just siang tadi.

"Bagaimana kabarmu, Camille?" Ia mengalihkan percakapan dengan basa basi.

Desmoulins terdiam sejenak, seolah ingin memaparkan argumen. Namun ia langsung membatalkan rencana itu, dan alih-alih menjawab dengan nada bergurau:

"Oh, Maxime. Kau takkan percaya dengan yang kutemukan dalam perjalanan tadi..."

Semakin larut, semakin berat dan panas topik pembicaraan mereka. Tentu saja tentang politik, Jacobin dan oposisi mereka (terutama Girondins). Desmoulins terlihat bangga dengan tulisannya dalam Vieux Cordelier , sementara Robespierre khawatir akan isi yang terlalu jelas kontroversialnya.

Sang Jurnalis menatapnya bingung, ia memindai kawan lamanya dari ujung kepala hingga kaki berulang kali. Seolah mengobservasi spesimen.

"Mengapa Maxime? Apa yang terjadi denganmu? Kau tidak seperti dirimu lagi."

Robespierre ingin berteriak tepat di depan wajah lelaki itu, bahwa tak ada yang salah dengannya, tapi ada yang salah denganmu, temanku!

Ia ingin menuduh Danton, namun Desmoulins terlebih dulu berbisik, sangat pelan, dan penuh emosi:

"Bocah Saint-Just itu menemuimu."

Itu bukanlah pertanyaan, dan Robespierre sendiri tak yakin apakah Desmoulins menuntut jawaban. Dia menyadari hubungan dua lelaki itu yang tak sebagus dengan apa yang mereka tampilkan di muka umum.

Bagaimana salah satu dari mereka selalu menghilang apabila yang lainnya muncul, kecuali dalam pertemuan yang memaksa mereka berinteraksi dengan kaku.

Robespierre tahu jika ia memberitahu Desmoulins bahwa Saint-Just hanya sekedar ingin mengetahui pendapatnya soal proposal yang ia rancang, Desmoulins akan menyampaikannya juga pada Danton. Hal ini akan semakin mengusutkan simpul hubungan mereka.

Maka dari itu, Robespierre memilih untuk tidak menanggapi. Alih-alih ia mengomentari cuaca Paris yang tak seramah biasanya.

Hearts of the TerrorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang