Kau tontonkan peristiwa yang menenggelamkan ku dalam rasa kecewa, Kalut tak terasa.
Sesak menjelma masuk, merobek setiap jengkal isi hatiku.Mataku terpana memandang sengit orang yang mendengkapmu.
Apakah dia orang itu?
Ku pikir hanya aku yang kau anggap hujan sebagai sesuatu yang memusnahkan kemarau.
Ku pikir hanya aku yang kau sebut sebagai bintang penerang malam.
Ku pikir hanya aku.. Sebagai satu-satunya orang yang dijinkan tinggal dan menetap pada sanubarimu.Beberapa waktu lalu, Kau putuskan ikatan dengan alasan karena masa depanmu.
Kau pun mengucap janji akan kembali, kelak nanti.Lalu Masa depan yang mana?
Apa dengannya yang kau sebut masadepan?
Apa harus dengan cara seperti ini kau kembali?Ah.. Aku memang terlalu naif, jadi aku terlalu mudah percaya pada kilah yang kau buat.
Tiap rindu kujadikan bait sebagai perantara isi hati.
Kala kau akan mengerti bahwa ada aku disini, yang mengharap kau kembali.
Tiap hari ceritamu terjaga dikepala Dan wajahmu ku kenang sebagai obat penenang, Dari sebuah harapan.
tak kau balas satupun puisi, hingga kau datang dengan cincin yang melingkari jari manismu. tak kau hiraukan perasaanku, dengan cara menemuiku dan mengajakku datang dihari pernikahanmu.
Kau masih bisa tersenyum sembari berkata "bahwa kelak aku akan dapat yang lebih".
Semoga ku harap kau pun akan merasakan sakit yang lebih.
Ditahun berikutnya, kau datang dengan tangis tersedu-sedu. Kau ceritakan padaku bagaimana dia melukaimu. Aku nelangsa mendengarnya tapi anehnya aku malah tersenyum, dan kau pun membenci senyumanku dalam pengaduanmu. Ya, kau berdoa baik untukku kala itu. Namun serapahku justru yang terwujud.
KAMU SEDANG MEMBACA
"Kau yang kupuisikan"
PoetryTulisan sederhana ini tercipta karena adanya ikatan antara hati dan logika, dan juga karena adanya engkau yang selalu jadi tema tulisanku. DanJika puisi adalah bagian terindah dari sastra, maka kau adalah tema dari setiap puisi yang ku tulisakan - D...