Biarkan kali ini aku berkata..
Walau dengan kalimat yang abstarak..
Walau dengan diksi yang porak-poranda..
Walaupun aksara-ku tidak dapat kau terima...
Layaknya Guntur berisyarat akan kemarahannya,
Disusul tangis dari awan yang tersentak mendengarnya.Hujan itu turun, siapa peduli?
Bahkan bintang-bintang enggan menampikkan sinar..
Biarlah hujan abadi dikegelapan.se-abadi kesedihan ini..
Aku korban dari kemurkaanmu..
Ya, betapa sedihnya orang yang diusir jauh dari hidupmu.
Tidakkah kau merasa iba pada orang yang diberi luka bertubi-tubi ini?Ya, akulah pria dengan pikiran paling dangkal..
Mencoba menjauh darimu sejengkal saja, aku gagal..
Aku adalah pria paling naif ditatap alam, paling bodoh dimatamu..
yang masih mau memperjuangkanmu padahal berulangkali menolakku.
Aku lelaki paling payah.. Sehingga waktu serta merta menertawai dan menghinaku..
Ya, Bagaimana tidak dihari yang keseribu aku masih saja tak bisa beranjak dari namamu..
KAMU SEDANG MEMBACA
"Kau yang kupuisikan"
PoetryTulisan sederhana ini tercipta karena adanya ikatan antara hati dan logika, dan juga karena adanya engkau yang selalu jadi tema tulisanku. DanJika puisi adalah bagian terindah dari sastra, maka kau adalah tema dari setiap puisi yang ku tulisakan - D...