Harry mengakhiri ceritanya dan menatap Ron serta Hermione; menunggu respon mereka berdua atas ceritanya. Namun baik Ron maupun Hermione malah terdiam dan saling berpandangan. Harry mengernyit. Jelas ini bukanlah reaksi yang ia harapkan dari kedua sahabatnya.
" Jadi?" desak Harry.
"Apa?" tanya Ron bingung seperti orang linglung. Ia masih berusaha mencerna cerita Harry dengan akal sehat. Oh, hebat. Ron Weasley bisa berpikir dengan logika saat ini. Suatu perkembangan yang bagus.
"Bagaimana menurut kalian?"
"Harry ...," panggil Hermione pelan.
"Ya?" Harry menolehkan kepala ke arah Hermione dengan antusias. Sangat antusias malah, hingga Hermione mengernyit.
"Yang ingin aku katakan adalah, kekhawatiranmu terlalu berlebihan. Hal itu hampir tidak mungkin terjadi," jelas Hermione." Hampir, okay," tambahnya cepat ketika Harry menatapnya tajam.
"Aku pernah membaca bahwa kejadian itu memang bisa terjadi, tapi sangat langka. Satu berbanding satu juta penyihir laki-laki," ucap Harry pelan.
"Memang. Namun terkadang karena orientasi seksual mereka ...," Hermione mencari-cari kata yang tepat agar tidak menyakiti hati Harry, "seperti orang pada umumnya. Jadi sampai kapanpun mereka tidak akan mengalami hal itu meskipun mereka memang bisa mengalaminya," jelas Harmione.
"Kau bisa meminta test pack pada Madam Pomfrey," usul Ron yang kini sudah sepenuhnya sadar akan dilema Harry.
"Apa kau gila?" sembur Harry. "Apa yang akan ia katakan bila aku meminta test pack padanya? Oh. Mungkin ia akan mengira Ginny hamil!"
Keheningan menyesakkan timbul di antara mereka bertiga.
Tiba-tiba sebuah ide melintas di kepala Harry.
"Bagaimana kalau kau saja, Hermione?"
"Kau sudah gila, ya?" Kali ini Ron yang membentak Harry. "Madam Pomfrey akan mengira bahwa Hermione dan aku sudah melakukan "itu", meskipun memang benar," suara Ron mengecil. "Tapi Hermione tidak mungkin hamil karena aku memakai pengaman dan dia minum pil KB!"
" RONALD WEASLEY, SHUT THE HELL UP!" bentak Hermione. Rona merah kini menjalari wajahnya hingga ke daun telinga.
Ron langsung menyadari kesalahannya dan meringis.
Hermione menoleh ke arah Harry. "Aku akan melakukannya. Aku akan meminta test pack pada Madam Pomfrey."
-----------------------------
"SKAK MAT!" seru Ron girang setengah mati ketika kuda, menteri dan ratunya berhasil membidik Raja Harry.
Keduanya sedang bermain catur di ruang rekreasi sembari menunggu Hermione kembali dari meminta test pack. Seperti yang sudah diketahui bersama, catur adalah cabang permainan yang dikuasai Ron, jadi bagaimanapun Harry mencoba bermain, ia hanya akan kalah. Hal itu malah memperburuk suasana hatinya yang memang sudah buruk.
"Baiklah, kau menang lagi," gerutu Harry kasar.
Sedetik kemudian ia membalik papan catur itu hingga seluruh pionnya berhamburan ke lantai.
"Hei, santai kawan." Ron memunguti pion-pion tersebut sambil menahan tawa. "Kau tampak seperti gadis remaja PMS," komentarnya.
Harry tidak menanggapi gurauan Ron. Ia melirik jam besar di ruang rekreasi. Sudah dua jam Hermione pergi ke Madam Pomfrey, tapi kenapa ia belum kembali juga? Apakah Harry perlu untuk menyusulnya?
"Ron, sebaiknya aku menyusul Hermione," gumam Harry.
Ron yang mash duduk di karpet untuk memunguti pion hanya mengangguk.
Harry baru akan bangkit menyusul Hermione ketika di saat yang bersamaan pintu ruang rekreasi mengayun terbuka. Hermione yang terlihat lelah dan malu luar biasa memasuki ruang rekreasi. Harry pun duduk kembali di kursinya.
Hermione mengempaskan diri di samping Ron sambil menyerahkan dua bungkus test pack yang berbeda kepada Harry.
"Itu milikmu. Ada dua merk yang berbeda agar kau bisa mengetahui dengan akurat tentang hal ini," jelas Hermione tanpa diminta. "Lebih baik kau pakai besok pagi. Harus air seni pertama."
"Err ... terima kasih, Hermione," gumam Harry.
"Kau berutang padaku," kata Hermione lelah lalu menyandarkan kepala ke pundak Ron yang langsung memeluknya dengan sebelah tangan.
"Kau juga berutang padaku,Harry," tambah Ron.
"Apa? Bagaimana bisa?" seru Harry tak terima.
"Karena sudah pasti Madam Pomfrey mengira Hermione hamil denganku. Padahal yang kemungkinan hamil adalah kau," ujar Ron tenang.
Baru saja Harry akan membuka mulut untuk berdebat dengan Ron, Hermione mengangkat tangan; menyuruh Harry diam.
"Dia benar, Harry. Kau berutang padanya."
Ron menyeringai penuh kemenangan ke arah Harry dan mempererat pelukannya pada Hermione; membuat gadis itu menatapnya dan tersenyum.
"Apa yang ia katakan padamu?" tanya Ron.
"Yah kau tahu, pertama tentu saja ia menduga aku hamil denganmu, Ron. Lalu mulailah ia nyerocos tentang betapa menjamurnya seks bebas belakangan ini. Sebelum kubiarkan ia berbicara lebih jauh, aku memotong perkataannya dengan mengatakan bahwa aku hanya ingin memeriksanya saja karena aku sudah terlambat datang bulan. Jadi begitulah aku mendapatkan test pack sialanmu itu, Harry," tutup Hermione sambil mengerling ke arah Harry.
"Apa kau benar-benar terlambat datang bulan?" tanya Ron ngeri.
"Tentu saja tidak!" bantah Hermione. Ron segera mengembuskan napas lega; membuat Hermione mengernyit. "Kau tidak mau punya anak denganku?" tanya Hermione tajam.
"Bukan begitu, Hermione." Ron meringis ke arah Harry, jelas-jelas meminta bantuan. Tetapi Harry hanya mengedikkan bahu dan bangkit dari kursinya.
"Aku tidur duluan, teman-teman. Sekali lagi terima kasih, Hermione," ucap Harry sambil melambaikan bungkus test pack di tangannya dan berjalan menuju kamarnya.
-TBC-

KAMU SEDANG MEMBACA
I Got You
FanfictionSetelah kematian Voldemort, Harry Potter bersama sahabat-sahabatnya, Hermione Granger dan Ron Weasley kembali ke Hogwarts untuk menyelesaikan tahun terakhir mereka. Bukan hanya mereka saja, Draco Malfoy juga harus mengulang tahun terakhirnya di Hogw...