Harry menghabiskan sisa hari dengan tak bersemangat. Sepanjang hari ia berada di asrama. Di kamarnya. Sendirian. Sementara Ron dan Hermione sedang "belajar bersama" di Kamar Rahasia. Yah, siapa yang tahu mereka benar-benar belajar atau malah bermesraan, mengingat Kamar Rahasia menjadi saksi dimulainya hubungan asmara mereka. Bukan tak mungkin mereka akan mengulanginya lagi hari ini, bukan?
Harry membaringkan dirinya di ranjang dan menatap langit-langit. Ia menghela napas lirih. Ada sesuatu yang sedang terjadi padanya, tapi ia tidak tahu apa itu. Perasaan seperti itu benar-benar menakutkan.
Tiba-tiba pintu kamar terbuka dan masuklah Ron dengan cengiran lebar di wajah serta setumpuk buku di pelukannya. Melihat senyuman Ron, Harry semakin yakin bahwa Ron dan Hermione tidak seratu persen belajar karena sejauh yang Harry tahu, tidak ada sejarahnya seorang Ron Weasley bisa tersenyum riang seperti menang lotere hanya gara-gara belajar. Ron lebih sering bertampang menderita ketimbang bahagia jika itu menyangkut pelajaran.
Harry duduk bersandar di sandaran ranjang dan menatap Ron yang kini bersiul-siul sambil merapikan bukunya. "Bagaimana belajarnya? Hebat?"
Ron menoleh dengan antusias. "Hebat! Sangat hebat! Hermione ... yah, dia benar-benar hebat kau tahu? Pengalaman terbaik sepanjang hidupku!"
Harry berdeham. "Aku menanyakan perkembangan belajarmu. Bukan perkembangan hubunganmu dengan Hermione atau kegiatan whatsoever yang baru saja kalian lakukan."
Rona merah menjalari wajah Ron. "Oh. Okay. Maaf."
Harry mengedikkan bahu. "Tak masalah. Mana Hermione?"
"Dia langsung menuju ruang makan untuk makan malam," jawab Ron. "Sebaiknya kau juga ikut makan malam, Harry."
Harry mengangguk dan bangkit dari ranjangnya. "Ayo."
Ron membuka pintu dan berjalan keluar bersama Harry. Ketika melewati ruang rekreasi, Ginny Weasley— adik Ron sekaligus mantan pacar Harry—melihat mereka. Ginny melambaikan tangan pada Harry dan Harry hanya tersenyum.
Entah kenapa perasaannya untuk Ginny berubah. Ia hanya melihat Ginny sebagai adiknya saja. Tidak lebih. Tapi sejak kapan?
Pikiran itu begitu mengganggu benak Harry hingga ia tak sadar bahwa dirinya dan Ron sudah mencapai ruang makan. Hermione sudah duduk di sana dengan semangkuk sup yang masih mengepul hangat di hadapannya, sementara setumpuk buku berada di sampingnya. Mulutnya komat-kamit membaca buku di hadapannya sementara tangannya mengaduk-aduk pelan supnya.
Ia tak menyadari kedatangan Harry dan Ron sampai ketika Ron menyapa dan mengecup puncak kepalanya lembut.
Hermione sedikit tersentak tapi langsung tersenyum lega melihat wajah Ron dan Harry. "Hai!" sapanya.
Ron mengambil tempat di samping Hermione dan Harry di seberang Hermione. Dalam sekejap saja Hermione dan Ron sudah sibuk berdua, melupakan Harry dan menganggapnya seperti nyamuk.
Harry menatap kesal pada kedua manusia di hadapannya. Saat ini Ron mengambil alih mangkuk sup Hermione dan menyuapi kekasihnya itu.
Ia berbalik hendak meninggalkan meja makan, tetapi sesuatu menahannya untuk pergi.
Matanya bertatapan dengan mata seorang pemuda berambut pirang pucat yang duduk di meja asrama Slytherin. Tetapi bukan dengan tatapan tajam yang sering ia lontarkan pada Harry selama bertahun-tahun ini, melainkan tatapan yang lembut.
Harry balas menatap Draco Malfoy. Dalam tatapan itu, Harry bisa merasakan apa yang ingin Draco sampaikan padanya. Kebutuhan, kerinduan, ... cinta?
Harry menggelengkan kepalanya kecil dan memutus kontak matanya dengan Draco. Ia berbalik dan terkejut menemukan Ron dan Hermione yang entah sejak kapan sudah memperhatikannya.
"Apa?" tanya Harry terkejut.
"Kau menatapnya," jawab Hermione.
"Dan dia menatapmu," sambung Ron.
"Ya, lalu? Aku harus break dance dengan Dementor sambil mengatakan "Expecto Patronum" gitu?" gurau Harry.
Ron mengangkat alis geli, sementara Hermione memasang wajah datar; sama sekali tak terpengaruh dengan ucapan Harry.
"Ada sesuatu yang tidak kau ceritakan pada kami, Harry," ucap Hermione tajam.
Uh-oh. Ini pernyataan, bukan pertanyaan.
Harry benar-benar bingung harus berkata apa. Ia masih ragu untuk bercerita pada Ron dan Hermione meski mereka berdua adalah sahabat terbaiknya.
"Harry? Kami menunggu," ucap Hermione sambil melipat lengan di depan dada.
Semoga aku tidak membuat keputusan yang salah, gumam Harry dalam hati.
Ia menatap Ron dan Hermione lalu menarik napas panjang.
"Jadi, seperti ini ceritanya ...."
-TBC-

KAMU SEDANG MEMBACA
I Got You
FanfictionSetelah kematian Voldemort, Harry Potter bersama sahabat-sahabatnya, Hermione Granger dan Ron Weasley kembali ke Hogwarts untuk menyelesaikan tahun terakhir mereka. Bukan hanya mereka saja, Draco Malfoy juga harus mengulang tahun terakhirnya di Hogw...