Koridor lantai lima Hogwarts terlihat sepi. Hanya ada beberapa siswa tingkat enam yang berlalu-lalang di sana. Tapi untungnya mereka tidak mencoba untuk mengintip ke dalam kamar mandi anak laki-laki. Karena jika mereka melakukannya, mereka akan menemukan sosok pria berambut merah berwajah cemas di depan pintu kamar mandi yang siap menghalau siapapun pergi dari hadapannya.
Ron Weasley memegang tongkatnya erat-erat di tangan, kalau-kalau ada sesuatu yang datang, sambil sesekali menoleh cemas ke dalam kamar mandi yang didominasi oleh suara muntahan seseorang. Tak tahan mendengar suaranya, Ron pun akhirnya masuk ke dalam kamar mandi.
Harry Potter membungkuk di atas kloset putih yang mengilap sembari memegangi perutnya. Ini sudah yang ketiga kalinya Harry mengeluarkan isi perutnya di kamar mandi dan kini ia benar-benar merasa lemas. Ia memejamkan mata dan tangannya bertumpu pada kedua lututnya.
"Harry, kau baik-baik saja?" Ron melongokkan kepala ke dalam bilik toilet dengan cemas.
Harry menggelengkan kepalanya lemah, sebelah tangannya mengibas asal-asalan. "'Ku baik-baik saja. Cuma agak ... yah, kau tahu, mungkin aku hanya kambuh."
Sejak pertempuran besar-besaran di Hogwarts di mana Harry mengalahkan Voldemort, Harry, Ron, dan sahabat mereka Hermione Granger memutuskan untuk kembali dan meneruskan tahun terakhir mereka. Harry memang sering sekali merasa mual dan pusing setelah kejadian itu, tapi Madam Pomfrey mengatakan bahwa apa yang dialami Harry bukanlah sebuah penyakit fisik, melainkan penyakit emosional.
Hal tersebut timbul karena ia merasa bahagia sekaligus takut. Ia berhasil mengalahkan Voldemort. Mengalahkan pembunuh orangtuanya, mengalahkan orang yang menyebabkan kematian orang-orang terkasihnya. Fred, Lupin, Tonks, dan entah berapa ratus penyihir dan muggle tak bersalah yang sudah jadi korbannya.
Kejadian itu sudah berlalu hampir setahun dan sejujurnya sudah enam bulan belakangan ini ia tidak kambuh. Lalu kenapa ia kambuh di saat ia akan menjalani ujian NEWT nya?
Tiba-tiba sebuah kenangan mendebarkan melintas di benak Harry. Mungkinkah ... ?
Tidak, jerit Harry dalam hati. Tidak, tidak mungkin!
"Kau yakin ini hanya kambuh?" Suara Ron menyeret kesadaran Harry kembali ke dunia nyata. "Kau sudah bolak-balik ke toilet seperti setrikaan dari tadi pagi dan semua sarapanmu sudah kau buang ke situ!" seru Ron menunjuk kloset.
"Aku yakin. Aku tak apa-apa," desis Harry. Ia menyapukan lengan kanan jubahnya ke bibir untuk membersihkan sisa muntahannya. "Ayo keluar dari sini sebelum Hermione juga mencemaskanku."
Ron menatap jijik pada lengan jubah Harry yang kini sedikit berbekas muntahan.
"Sebaiknya kau pergi ke Madam Pomfrey," sarannya sambil menatap Harry dari bawah hingga ke atas. "Kau terlihat mengenaskan."
Harry mengeraskan rahangnya. "Memangnya apa yang bisa Madam Pomfrey berikan padaku, hah? Paling ia akan memberiku resep obat Primperan dan menyuruhku membelinya di apotek terdekat!" seru Harry emosi.
"Yah, setidaknya ada sesuatu yang dapat kau konsumsi untuk menghentikan muntahmu itu daripada kau mati karena kehabisan cairan," balas Ron sengit. "Akan menjadi sangat tidak lucu jika kau muncul sebagai Headline di Daily Prophet seperti ini: "Harry Potter, yang Berhasil mengalahkan Voldemort Si Penyihir Hitam Sepanjang Masa, Ditemukan Tewas di Dalam Kamar Mandi di Antara Muntahannya"."
Mau tak mau Harry nyengir mendengar ucapan Ron."Hentikan itu. Dengar, Ron. Aku baik-baik sa—"
"Ron? Harry?"
Suara Hermione dari luar toilet menginterupsi ucapan Harry.
Harry menghela napas lega. Panggilan Hermione menjadi alasan yang bagus bagi Harry untuk keluar dari 'Ron dan Madam Pomfrey-nya' tersebut.
"Nah, kau dengar itu? Ada baiknya kita keluar dari sini sekarang juga sebelum Hermione masuk," kata Harry datar dan melangkah pergi mendahului Ron.
Ron memutar mata dan berjalan keluar mengekor di belakang Harry.
-TBC-
NB: Yo yang Drarry yang Drarry sila dibaca hehee. Vote dan komen ditunggu. Baru pertama kali bikin bxb wkwk
KAMU SEDANG MEMBACA
I Got You
FanficSetelah kematian Voldemort, Harry Potter bersama sahabat-sahabatnya, Hermione Granger dan Ron Weasley kembali ke Hogwarts untuk menyelesaikan tahun terakhir mereka. Bukan hanya mereka saja, Draco Malfoy juga harus mengulang tahun terakhirnya di Hogw...