Harry menuang cairan kuning itu ke wastafel dan meletakkan gelasnya di pinggiran wastafel. Sesekali matanya melirik cemas pada dua indikator yang tergeletak di sampingnya.
Harry merenggut bungkus test pack dengan kasar hanya untuk melihat cara penggunaan yang terletak di bagian belakang bungkus. Di situ tertera bahwa Harry hanya perlu menunggu selama sekitar 10 menit untuk mendapatkan hasilnya. Namun saat ini sudah dua puluh menit berlalu dan tidak ada perubahan apapun terhadap test pack itu.
Apa test pack sialan itu tak berfungsi karena aku laki-laki? Batin Harry.
"Harry? Bagaimana?" tanya Ron sembari berjalan memasuki toilet.
Harry yang terkejut dengan kedatangan Ron , memaki pelan sebelum menjawab pertanyaan itu.
"Kurasa benda itu tidak bekerja karena aku laki-laki," simpul Harry. "Menurut keterangan, seharusnya benda itu akan bereaksi setelah sepuluh menit. Sekarang sudah lewat dari dua puluh menit dan benda itu sama sekali tidak bereaksi."
Ron merenggut test pack dari pinggir wastafel. "Coba kulihat. Sebaiknya kita tanyakan pada Hermione."
"Ya, ayo," ucap Harry setuju.
Harry dan Ron berjalan keluar dari kamar mandi dan sedikit berlari di koridor menuju ruang rekreasi Gryffindor. Di saat yang bersamaan sesosok pria tinggi, ramping, dan berambut pirang pucat berbelok menuju koridor tempat Harry dan Ron berada. Tabrakan pun tak terelakkan lagi.
Ron mengaduh ketika bokongnya mendarat dengan keras di lantai koridor yang dingin. Kedua test pack terlepas dari tangannya dan sialnya malah jatuh ke dekat kaki sang penabrak.
Draco Malfoy ikut terjengkang ketika dirinya menabrak Ron Weasley. Sesaat ia kebingungan, tetapi sedetik kemudian ia sadar siapa yang menabraknya. Dengan kecepatan mengejutkan, ia berdiri di hadapan Ron dan Harry.
"Gunakan matamu, Weasley!" desis Draco.
Harry mematung di tempatnya berdiri. Ia tak menyangka akan bertemu lagi dengan Draco dengan cara seperti ini.
"Kau yang harusnya gunakan matamu, Malfoy," balas Ron sambil mengulurkan tangan meraih test pack yang berada di dekat kaki Draco.
Ekor mata Draco melihat apa yang akan dilakukan Ron. Dengan cepat ia membungkuk dan memungut test pack itu hingga Ron hanya menggenggam udara kosong.
"Sial!" Ron memaki.
"Tak cukup cepat, Weasley?" Draco menyeringai. "Coba kita lihat apa ini."
Draco menimang-nimang test pack itu dan menelitinya. Ron bangkit dan menggeram marah. Ia maju menerjang Draco lalu berusaha mengambil test pack dari tangan Draco.
Draco menghindar dan mengacungkan tangannya tinggi-tinggi; menjauhkan test pack itu dari jangkauan Ron.
"WHOA! Santai, Weasley," kata Draco. "Aku mungkin tidak sepandai yang kekasih Darah Lumpurmu itu, tapi aku tahu kalau dua garis dalam test pack itu berarti positif hamil."
Ron dan Harry mengernyit tak mengerti.
"Apa maksudmu, Malfoy?" tanya Ron.
"Pura-pura bodoh, eh? Lihat ini!" Draco melemparkan test pack ke arah Ron yang langsung ditangkap Ron dengan sigap.
Ron meneliti kedua test pack itu dan tiba-tba matanya melebar. "Bagaimana bisa?! Lihat ini, Harry." Ron mengangsurkan benda itu ke Harry.
Harry tak percaya dengan apa yang dilhatnya. Dua garis merah. Artinya ... ia hamil??
Draco tersenyum miring. "Selamat untukmu, Weasley. Sebentar lagi kekasih Darah Lumpurmu—"
Ucapan Draco terputus ketika secara tiba-tiba Ron merenggut bagian depan jubah Draco. "Namanya. Hermione. Ingat Itu!" bentak Ron. "Dan yang hamil bukanlah Hermione."
"Ron, cukup," Harry memperingatkan.
Ron menoleh ke arah Harry, seolah bertanya apakah Harry yakin Draco tidak perlu tahu. Harry mengangguk dan membuang muka. Ron menghela napas dan melepaskan tangan dari jubah Draco. Pelan-pelan ia menjauhi tubuh Draco.
Draco menyeringai sinis. "Sedang baik hati, Potter? Apa yang membuatmu—AHHH!"
"BUG!"
Sebuah tinju melayang mengenai wajah Draco dengan telak dari arah samping. Ron tersenyum girang sementara Harry terkejut karena tak mengira Hermone akan meninju Draco seperti yang pernah dilakukannya pada tahun ketiga.
Hermione memang sedari tadi berdiri di dekat Draco. Sejujurnya ia merasa biasa saja dengan panggilan "Darah Lumpur" yang terlontar dari mulut Draco, tapi emosinya tidak bisa ditahan ketika Draco bersikap sinis kepada Harry yang saat ini justru tengah mengandung anak Draco. Beruntung Draco karena pukulan Hermione hanya pukulan peringatan. Sama sekali tanpa tenaga.
"Jaga mulutmu, Malfoy! Yang hamil adalah Harry. Dan hanya kau dan Harry lah yang paling tahu siapa anak yang dikandung Harry," ucap Hermione pedas. "Ayo, Ron."
Hermione menarik tangan Ron dan meninggalkan Harry serta Draco berdua.
-TBC-
N/B: Minggu depan part terakhir. Aaahh ga nyangka ya :')
Wanna Epilog? I need 10 "yes". Comment below ^^
Kalo ga nyampe 10 "yes" epilognya ga dibikin wkwk

KAMU SEDANG MEMBACA
I Got You
Fiksi PenggemarSetelah kematian Voldemort, Harry Potter bersama sahabat-sahabatnya, Hermione Granger dan Ron Weasley kembali ke Hogwarts untuk menyelesaikan tahun terakhir mereka. Bukan hanya mereka saja, Draco Malfoy juga harus mengulang tahun terakhirnya di Hogw...