.
.
."Jangan bercanda"
Woojin menggeram tertahan. Membuat lelucon dimeja makan adalah ide buruk terlebih ini hari istimewa Hyeongseob, apa yang wanita gila itu pikirkan.
"Su-sungguh aku tidak mengada-ada Woojin-ah"
"Tutup—"
"Hei, bukankah ini berita baik? kau akan jadi ayah Woojin-ah" Hyeongseob tersenyum kepada keduanya, meski Woojin tau apa arti sebenarnya senyuman Hyeongseob yang terkesan hambar.
"Bisakah kita sarapan? aku mulai lapar dan tentu tak ingin terlambat bekerja"
Pagi hari penuh keheningan itu pun dimulai.
"Hyeongseob-ah wanita gila itu berbohong, demi tuhan aku tidak merasa pernah menidurinya"
Hyeongseob bergegas berganti pakaian, menata rambutnya rapi serta mengoleskan liptint tipis dibibir kecilnya. Pemuda manis itu bahkan tidak mengindahi ucapan sosok yang sejak tadi mengikuti kemana pun langkahnya berjalan.
Hyeongseob lelah, dan ia ingin sendiri tidakkah Woojin mengerti?
"Seobie jawab aku sayang"
"Bisa kita hentikan? kau membuang waktuku Woojin-ah, kita bicarakan hal ini nanti. Hari ini biarkan aku berangkat menggunakan bus"
"Aku akan mengan—"
"Berikan aku waktu sendiri, segeralah berangkat kau akan terlambat"
Hyeongseob membanting pintu, melangkah lebar menjauhi Woojin yang masih membatu.
Pemuda park berjalan tergesa menuruni tangga, melangkah tak sabaran mencari seseorang yang menyebabkan paginya kacau.
Haein disana, terduduk tenang dikursi ruang tengah rumah mereka. Wanita dengan rambut bergelombang menengadah menatap wajah keras suaminya. Woojin sebisa mungkin tidak melayangkan kepalan tangannya menuju rahang Haein— bagaimana pun ia perempuan dan Woojin tidak akan bisa melukai perempuan yang notabenya lebih lemah.
"Kau sengaja mengacaukan pagiku, heh?"
Haein menggeleng tenang. Membalas kilatan marah Woojin.
"Duduklah"
Woojin masih berdiri dihadapannya. Kepalan tangannya enggan mengendur barang sebentar. Haein paham lelaki itu masih diselimuti amarah terlihat dari rahangnya yang mengeras.
Wanita dihadapannya mengeluarkan benda persegi panjang tipis dari saku piyama dengan santai. Woojin tau fungsi benda yang kini ada dihadapannya, Hyeongseob sering menggunakannya untuk mengetahui apakah haru kembali hadir diantara mereka atau tidak.
Sedikit banyak Woojin tau.Dua garis.
Sialnya— artinya; positif.
Woojin menggeleng dalam hati, berusaha keras mengabaikan fakta yang kini terjadi.
"Ini laporan dari rumah sakit tempatku melakukan konsultasi, jika kau masih tidak mempercayai test pack itu"
KAMU SEDANG MEMBACA
DOWNPOUR ;jinseob + guanseob ✔
Fanfiction;Stateu 230717-160917 Hyeongseob memintanya menikahi orang lain saat mereka sendiri telah menikah. ©bibirsungwoon2017