tigabelas⚠

2.7K 363 125
                                    

mengandung konten tujuh belas tahun keatas. dimohon kesadarannya jika tidak ff ini terancam direport /slap/

.
.
.





Woojin meringis saat Hyeongseob memasangkan plester kecil disudut bibirnya yang terluka.

"Sudah selesai"

Usai adegan cium-mencium tadi, Hyeongseob menariknya masuk kedalam apartemen Uiwoong meski sebelumnya ditolak mentah-mentah oleh Haknyeon dan Daehwi.

Daehwi bahkan sempat marah dan berteriak padanya. Mengatakan jika Hyeongseob terlalu baik dan sebagainya, hingga lelaki perawakan pendek itu menarik Samuel untuk meninggalkan tempat.

Sementara Uiwoong memilih diam dan membiarkan Hyeongseob melakukan sesukanya.

"Kau pulanglah ini sudah hampir larut, Haein noona pasti menunggumu"

Woojin menatap mata yang sama sekali enggan untuk menatapnya. Wajahnya berubah lesu saat Hyeongseob secara tak langsung mengusirnya. Woojin meraih jemari Hyeongseob, merematnya lembut membuat sang empu menatap matanya.

"Ayo pulang bersama, Hyeongseob ah"

"Aku masih ingin disini"

Cicitnya.

"Kalau begitu biar aku yang menginap disini"

Hyeongseob menggeleng. Ia hanya tak ingin suaminya itu terlibat baku hantam lagi dengan Haknyeon. Woojin tersenyum kecut, sudah dua kali ia ditolak Hyeongseob hari ini. Woojin sadar diri toh ini semua memang pantas ia dapatkan.

"A-aku tidak mau Haknyeon sampai menghajarmu lagi"

Woojin mengusak surai kelam dihadapannya, terkadang ia sering berpikir sebenarnya terbuat dari apa hati Hyeongseob.

Apakah dia seorang malaikat

"Tidak akan sayang, jika kau tidak ingin pulang bersamaku. Izinkan aku untuk bersamamu malam ini"

Hyeongseob sendiri tak mengerti mengapa pipinya memerah perlahan hanya dengan ucapan Woojin. Ia tak bisa berbohong jika ia tak merindukan Woojin, Hyeongseob bahkan memikirkan suaminya itu diam-diam.

Woojin menatapnya, menunggu jawaban yang akan dilontarkan Hyeongseob.

"Aku menginginkanmu"

Hyeongseob mengerjap. Jantungnya bergemuruh berisik, berdetak tak karuan. Hyeongseob ingin menolak permintaan Woojin, namun saat kedua tatapannya bertemu tubuhnya seolah terkunci rapat  didalam obsidan tajam Woojin.

"Woo-woojin tapi ini bukan rumah kita, bagaimana jika Uiwoong dan Haknyeon—"

Wajahnya memanas hingga ketelinga. Woojin terkekeh halus melihat Hyeongseob yang memerah juga dengan bicaranya yang tergagap.

DOWNPOUR ;jinseob + guanseob ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang