Jin x You
Menjadi guru Tk memang tidak mudah. Karena harus sabar menghadapi sikap anak anak yang terkadang susah diatur. Tapi tidak denganku, aku sangat menikmati pekerjaanku sebagai guru Tk. Kecintaanku pada anak anak membuatku begitu menikmati pekerjaanku. Menurutku anak kecil sangat lugu dan polos sehingga membuat mereka tampak lucu dan menggemaskan. Meskipun mereka kadang sulit diatur, tapi itu sangat menghibur bagiku. Melihat anak anak membuatku berpikir 'ah.. jadi begini rasanya mempunyai anak..'
"Permisi.. apakah kau salah satu guru disini?" Aku tersadar dari lamunanku ketika ada seseorang yang menepuk pundakku.
"Ah.. iya benar.. anda siapa?" Aku bertanya pada orang tersebut.
Dia tersenyum kemudian membungkuk padaku "ah.. selamat pagi.. namaku kim seokjin. Aku kesini ingin mengantarkan anakku sekolah, dia baru saja pindah kemarin. Nah yejin-ah ucapkan salam pada gurumu.." anak kecil bernama yejin itupun membungkuk "pagi bu.. nama saya yejin.."
Aku tersenyum melihat yejin "pagi yejin.. astaga.. kau cantik sekali.." ujarku seramah mungkin.
"Bisakah anda mengantarkannya kekelas, saya akan menyelesaikan administrasinya dulu.." ujar jin.
Aku mengangguk "baiklah... nah yejin kau ikut dengan ibu ya.. kita akan bertemu dengan teman barumu.. oh iya nama ibu (yn).." aku mensejajarkan tubuhku dengan yejin.
-author pov-
Jin lantas heran dengan sikap anaknya yang tidak pemalu dengan orang baru, karena biasanya anaknya akan bersembunyi dibelakang tubuhnya ketika bertemu dengan orang baru. Perceraian dengan istrinya dulu cukup membuat anaknya sedikit trauma jika bertemu dengan orang baru."Nah yejin.. appa tinggal dulu.. jangan nakal ya.. turuti kata gurumu.." yejin pun mengangguk dan tersenyum menanggapi ucapan jin.
-You pov-
"Bu (yn).. terima kasih atas bantuannya.." aku memotong perkataan jin "iya sama sama.. oh iya kau jangan terlalu formal denganku.. kupikir kita seumuran.. jadi biasa saja agar tidak terlalu canggung.." aku tersenyum pada jin."Ah baiklah (yn).. kalau begitu aku tinggal kalian dulu ya.. bye (yn).. yejin nanti jangan pulang dulu sebelum appa jemput.. bye yejin.." jin pun mencium anaknya sebelum akhirnya pergi.
_dikelas_
"Selamat pagi anak anak... perkenalkan ini teman baru kalian.. nah yejin, perkenalkan dirimu.. jangan malu malu.." aku tersenyum pada yejin dan dibalas anggukan."Hai teman teman.. namaku yejin.." ujar yejin sedikit malu malu.
"Nah yejin.. kau boleh duduk di dekat jaemi.." ujarku mengarahkan yejin.
"Baiklah anak anak.. mari kita mulai pelajaran menggambarnya.." aku pun memulai pelajaran pertama.
_skip_
Pelajaranku telah usai beberapa jam yang lalu. Ketika aku sedang menuju ke ruanganku aku melihat yejin yang sedang memperhatikan teman temannya bermain di lapangan. Aku pun menghampiri yejin."Yejin.. kenapa disini, kau gak ikut main dengan yang lain?" Aku mengelus kepala yejin. Yejin hanya menggeleng padaku.
"Kenapa yejin.. ceritakan pada ibu.." aku berucap seramah mungkin.
"Yejin... hanya tidak ingin bermain saja kok.. yejin malu.." yejin menunduk. Aku tersenyum dengan penuturan yejin.
"Yejin... ibu mengerti maksudmu.. memang tidak mudah untuk akrab dengan teman baru.. tapi yejin harus mencobanya.. gak perlu malu... kan mereka sekarang juga teman yejin.." ujarku setenang mungkin dengan mengelus surai yejin lembut.
Seketika itu juga jaemi datang dan ingin mengajak yejin bermain "yejin-ah.. ayo kita main.." yejin lalu melihatku. Tampak dari raut wajahnya dia sedikit takut. Aku mengangguk mencoba meyakinkan yejin.
-SKIP-
sejak saat itu aku dan yejin menjadi dekat. Bahkan orang lain pasti akan mengira kalau yejin adalah anakku.Jin, yejin dan aku juga sering menghabiskan waktu bersama layaknya keluarga harmonis. Sayangnya itu tidak nyata. Aku memang menyukai jin dan aku juga sudah menganggap yejin seperti anakku sendiri, tapi tidak dengan jin. Aku merasa jin hanya menganggapku sebagai seorang teman dan guru bagi anaknya. Padahal dalam hatiku, aku berharap lebih dari itu.
"Bu (yn).. nanti datang ya ke ulang tahun yejin.." aku tersadar dari lamunanku ketika yejin datang menghampiriku.
"Ah..apa kau mengundangku yejin-ah?" Aku mengelus surai lembut yejin. Yejin membalasku dengan sebuah anggukan.
Aku tersenyum menanggapi yejin "baiklah.. ibu akan datang kerumahmu nanti malam.." aku menerima undangan yejin. Aku tidak ingin yejin kecewa jika aku menolak undangannya.
"Terima kasih bu.. aku menyayangimu.." yejin tersenyum bahagia sembari memelukku, kemudian berlalu pergi.
'Tak apa (yn) ini demi yejin..' batinku.
-SKIP-
"Selamat ulang tahun yejin-ah... nah ini hadiah dari ibu.." aku memeluk yejin sekilas lalu memberikannya hadiah yang sudah kusiapkan."Terima kasih bu... aku buka ya.." aku mengangguk menyetujuinya. Kulirik jin yang juga ikut tersenyum melihat anakknya.
"Wah.. inikan boneka yang kita lihat waktu itu bu.. jadi ibu benar-benar membelikan ini untuk yejin... terima kasih bu.." yejin kembali memelukku, akupun membalasnya.
Jin pun ikut menyodorkan hadiahnya pada yejin "nah kalau ini dari ayah... bukalah yejin.." yejin pun langsung membuka hadiah dari jin.
"Inikan... baju yang kemarin aku inginkan ayah... terima kasih ayah.." yejin pun memeluk jin. Aku yang melihat keakraban antara ayah dan anak ini pun ikut tersenyum senang.
"Ayah... tapi yejin masih punya satu permintaan lagi.. kali ini ayah benar benar harus mengabulkannya..." ujar yejin memohon pada jin.
Jin mengangguk menyetujuinya "yejin ingin ibu (yn) menjadi eomma baru yejin.. ayah.. menikahlah dengan bu (yn).." jin terkejut dengan permintaan yejin. Begitupun denganku.
"Yejin.. apa maks.." jin memotong ucapanku "yejin.. appa akan mengabulkan permintaanmu itu.."
Jin perlahan mendekatiku dan menggenggam tanganku "(yn)... aku ingin kau menikah denganku... ini semua bukan karena yejin, tapi juga karena aku mencintaimu.. jadi will you be mine?" Ujar jin menyodorkan sebuah cincin padaku.
Aku tidak bisa menahan airmataku "jin... ja..jadi.. kau selama ini.."
"Iya.. selama ini memang aku sudah mencintaimu.. aku merasa kalau kau benar-benar tulus ketika bersama-sama denganku maupun yejin.. jadi aku rasa aku sudah menemukan orang yang tepat untuk kehidupan baruku dan yejin.." jin menyela ucapanku.
"Sebenarnya aku juga mencintamu jin... jadi aku mau jadi istrimu.." jawabku. Senyumku merekah saking senangnya.
Jin memelukku erat dan beralih memakaikan cincin itu di jari manisku "appa... cium eomma.." jin terkejut dengan ucapan anaknya itu.
Jin pun melangkahkan kakinya mendekat. Semakin dekat... dan..
Chuuu~ jin mencium keningku.
Aku memeluk jin dan dibalasnya dengan tak kalah eratnya. Akhirnya kebahagiaan yang selama ini aku idamkan bisa terwujud berkat yejin.'Terima kasih yejin-ah.. saranghae jin.. saranghae yejin.. you are my love family..'
-END-

KAMU SEDANG MEMBACA
BTS Imagine
Fanfiction❤Just IMAGINE❤ ❤Vote please. Hargai karya orang 😁 ❤Masih Abal-abal 😉