Bab 2

1.9K 261 53
                                    

Kyu Hyun terpaku. Gadis itu tampak asing di matanya, tetapi menarik dan sayang untuk diabaikan. Buktinya, kini Kyu Hyun lebih memilih untuk menghentikan segala aktivitasnya dan memperhatikan segala tingkah polah siswa SMA yang masih saja mengomeli si kucing tak berdosa di belakangnya. Pintu gerbang depan rumah gadis itu kembali tertutup secara otomatis dan si gadis terus saja berjalan sembari berkacak pinggang. Tanpa sadar, kelakuan Kyu Hyun itu mendapat perhatian sang ibu yang juga mengurungkan niat untuk memasuki rumah baru mereka.

"Hei anak nakal, aku bukan pemilikmu!" Gadis berseragam itu berjongkok dan menatap lekat si kucing seolah baru saja memarahi anak kecil yang berbuat kesalahan.

Kyu Hyun tanpa sadar melengkungkan bibirnya saat gadis itu mengomel kemudian mengerucutkan bibirnya. Ia juga melihat jika gadis itu memelototi si kucing yang tampak memasang ekspresi menggemaskan. Bahkan, kini segala gerakan yang Kyu Hyun lakukan benar-benar tanpa ia sadari, karena fokusnya hanya ke arah gadis yang membuatnya gemas bukan kepalang. Kyu Hyun secara naluriah menyandarkan tubuhnya pada sisi belakang mobilnya dan sama sekali tak terpengaruh dengan hal lain.

"Kau tunggu di sini ya? Jangan ke mana-mana! Awas kalau kau mengikutiku. Aku akan mengambil makanan untukmu," ucap si gadis sembari menunjuk-nunjuk si kucing yang masih menatapnya dengan ekspresi bingung.

Gadis itu berjalan cepat memasuki pelataran rumahnya.

"Dia sudah masuk, Kyu-ya. Ayo masukkan barang-barang."

"Dia bilang akan mengambil makanan untuk kucing itu, Eomma. Sebentar lagi pasti akan keluar lagi."

Kim Hana menggelengkan kepala melihat sang anak yang seolah terhipnotis pada gadis belia itu. Cukup mencengangkan memang. Selama ini yang ia tahu, Kyu Hyun tidak pernah menatap intens seorang wanita seperti ini. Bahkan, menurut pengamatannya, kekasih-kekasih Kyu Hyun terdahulu tidak pernah membuat Kyu Hyun teralihkan dunianya seperti ini.

"Bukankah dia tetangga kita, kau bisa mengunjunginya kapan saja. Jangan seperti perjaka tua yang nelangsa."

Belum sempat Kyu Hyun membalas ledekan ibunya, si gadis berseragam sudah keluar dengan membawa mangkuk berisi paha ayam. Si kucing yang diam-diam mengerti perintah si gadis, kini tak sungkan menyembunyikan kebahagiaannya. Dengan langkah cepat, kucing ras Anatolian itu berlari mendekati gadis berseragam.

"Miyaung...," pinta si kucing menggunakan bahasanya.

Gadis itu mengangkat mangkuknya tinggi-tinggi dan menatap jengah ke arah si kucing yang tampak kelaparan. "Hei, namaku Ji Yeon Hee. Ji-Yeon-Hee. Yeon Hee, bukan Mi Young. Astaga... kenapa kau malah menyebut nama nenek sihir itu?"

Si kucing menatap Yeon Hee dengan bingung. Di tempatnya berdiri, Kyu Hyun dan ibunya mati-matian menahan tawa akibat ulah Yeon Hee yang tidak masuk akal itu. Namun, usaha Kyu Hyun meredam tawa mendadak sirna. Matanya melebar seketika saat melihat Yeon Hee berjalan mundur menuju sisi jalan yang cukup jauh dari rumahnya.

"Sudah, kau makan di sini. Jangan memanggilku Mi Young lagi! Astaga... aku sangat membenci nama itu! Padahal aku sudah berbaik hati, tapi kau menyakiti hatiku. Kau harus tahu, hanya dengan mendengar suaramu yang seolah memanggilnya saja, aku sampai ingin mengomelimu, duhai kucing kelaparan."

Yeon Hee meletakkan paha ayam ke atas wadah yang sangat bersih. Ia tidak memikirkan itu wadah makanan hewan milik siapa, asal kucing kelaparan ini berhenti mengikutinya. Pasalnya, Yeon Hee tidak begitu suka dengan kucing. Apalagi suara kucing itu yang terus saja membuatnya mengingat nama rival abadi di sekolahnya.

"Nah... makan." Yeon Hee beranjak. "Hei, kenapa kau tidak mau makan?" tanya Yeon Hee sambil mengerutkan kening. Kemudian, Yeon Hee sedikit menggeser kakinya.

[Cho Kyu Hyun] Starting with Promise [END] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang