Kyu Hyun menarik tangannya agar terlepas dari pegangan Na Young ketika mereka baru saja memasuki pelataran rumah gadis itu yang sebenarnya tidak lebih lebar dari pelataran rumahnya dan rumah orangtua Yeon Hee. Gerakan itu ia lakukan agar tidak terjadi gosip diantara mereka. Walau mereka pernah memiliki masa lalu bersama, nyatanya Kyu Hyun sudah menghapus rasa itu. Hanya rasa untuk Ji Yeon Hee yang terngiang dalam benaknya, hingga membuatnya takut melakukan hal yang tidak disukai adik salah satu anggota boyband itu.
"Lebih baik kita bicara di sini saja," ucap Kyu Hyun yang masih diam di tempat. "Sudah tidak ada Yeon Hee ataupun orang lain."
Wajah Na Young menunjukkan keengganan dan kebingungan. Ia menunduk sesaat dan tampak menghela napas panjang."Kau tampak terburu-buru."
"Iya. Aku harus segera mengecek tugas yang dikirimkan mahasiswa."
"Aku sedih mendengarnya," gumam Na Young yang kini benar-benar menunjukkan ekspresi sedihnya. "Aku masih kecewa dengan tidak lolosnya aku menjadi dosen di sana dan kini malah diterima di universitas lain."
Kyu Hyun tersenyum."Selamat untuk pencapaian luar biasamu. Universitas di Korea rata-rata bagus dan banyak peminatnya, jadi kau harus bersyukur dapat mengalahkan banyaknya peserta ujian. Bekerja tidak melulu di tempat yang sama. Cukup dulu kita belajar di tempat yang sama."
Na Young tampak tidak suka dengan balasan itu. Ia mendengus dan tampak memutar bola matanya. "Ini yang tidak aku suka. Kau terlalu mudah melupakan orang lain dan tidak menghargai masa lalu."
"Benarkah? Aku baru tahu sekarang. Terima kasih sudah memberitahuku."
"Tidak perlu berterima kasih untuk hal tidak masuk akal ini." Na Young bersedekap dan menatap Kyu Hyun penuh emosi. "Kyu-ya! Bisakah kau tidak menghindar setiap bertemu denganku? Aku tahu Yeon Hee sangat kekanak-kanakan dan cemburuan. Tapi, jangan lupakan jika kita pernah bersama dan aku sedang belajar hidup tanpamu, tapi selalu bertemu denganmu."
Kyu Hyun terdiam. Walaupun tubuhnya bergerak dengan santai, tetapi ia tampak berpikir. Hal itu membuat Na Young resah. Dia bahkan sesekali mengepalkan tangannya.
"Aku pikir tidak bisa. Aku harus menghindar agar tidak kau salahkan lagi." Kyu Hyun dengan tegas menatap Na Young. Ia tidak akan bersikap manis lagi, karena ia tahu bagaimana Na Young. Gadis itu penuh dengan pengharapan, dan ia tidak ingin menggantungkan perasaan orang lain. "Kau hanya harus tahu, aku menghargaimu. Maka dari itu, mari kita tutup masa lalu."
Na Young menggigit bibir bawahnya. Baru saja ia tersadar atas ucapannya yang kelewat batas. Ia juga sadar, inilah kejelekannya. Dan mungkin pula inilah yang membuat Kyu Hyun tidak tahan berlama-lama menjalin hubungan dengannya.
Tanpa gadis itu sadari, Kyu Hyun sudah berbalik dan berjalan menjauh. Bahkan, punggung pria itu terlihat sangat tegap dan bugar, tidak seperti sosok yang pernah atau tengah terluka.
Apa aku memang sudah tidak ada artinya untukmu, Kyu-ya?
Tanpa mereka berdua sadari, Yeon Hee melakukan kecurangan. Ia kini tengah terbahak di dalam kamar Yeon Jin, di depan kaca jendela. Ya, dengan cara liciknya itu, ia dapat melihat semuanya. Bahkan, kini kemarahanya telah mencair. Yang ingin ia lakukan hanya tertawa sembari berguling-guling kegirangan.
"Apa yang sedang kau lakukan di kamar Oppa-mu, Sayang?"
Yeon Hee terlonjak. Ketawanya sempat menghilang beberapa detik, namun akhirnya kembali pecah. Jari telunjuknya ia gunakan untuk menuding ke arah Na Young yang kini berdiri mematung menatap kepergian Kyu Hyun. Juga, Yeon Hee bangga melihat pria yang digadang-gadangkan menjadi suaminya kelak, kini tengah berjalan santai. Sangat berkebalikan dengan bayangan Yeon Hee tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Cho Kyu Hyun] Starting with Promise [END] ✅
FanfictionUngkapan, "Berhati-hatilah dalam berbicara!" dan juga, "Kalimat yang terucap adalah janji yang mengikat." Tampaknya harus lebih diperhatikan oleh siapa pun. Materi itu terpaksa dipelajari oleh seorang Ji Yeon Hee, si gadis muda yang selalu berbi...