Yeon Hee bergerak untuk membuka undangan itu dengan tangan bergetar. Sebenarnya, setiap gerakan yang ia lakukan, Yeon Hee tengah menguatkan hatinya. Dan tak lama ... gadis itu menutup mulut.
"Tidak mungkin ... Cho Kyu Hyun dan Yi Ji Yang?"
Yeon Jin langsung memeluk Yeon Hee erat saat tangis adiknya pecah dengan keras.
"Tidakkah ini hanya sebuah candaan?" Air mata Yeon Hee menetes tak terkendali. Kepalanya langsung menggeleng hebat. "Oppa ... katakan ini tidak benar!"
Yeon Jin menjawab pertanyaan Yeon Hee dengan gerakan. Pertama, ia melepaskan pelukannya dari tubuh sang adik. Kedua, ia menggerakkan tangannya ke arah pintu menuju balkon. Ketiga, Yeon Jin turun dari ranjang. Keempat, pria itu berjalan menuju pintu dan membukakan pintu kamar. Kelima, Yeon Jin menunjuk ke arah kamar Kyu Hyun yang kali ini menyala, walaupun tak begitu terang. Dan yang terakhir, Yeon Jin memperhatikan setiap gerakan sang adik.
Lalu, Yeon Hee? Gadis itu masih menganga, menangis, dan mencoba menapaki kenyataan. Tubuhnya bergetar hebat, sehebat air mata yang terus mengalir dari sepasang mata indah miliknya. Dan ketika kakinya sudah bergerak menapaki setiap lantai kayu kamarnya, Yeon Hee terhuyung sampai mendapat bantuan dari sang kakak. Ia melihat pria itu dengan ... seorang wanita yang fotonya sering ia lihat di akun Instagram.
"Ji Yeon Hee!" Suara itu terdengar tak begitu keras. "Kau mendengar suaraku?" tanya pria di seberang yang berpakaian hangat itu dengan berteriak.
"Ayo jawab," tuntut Yeon Jin.
"Jawab kalau kau mendengar suaraku!" Pria itu masih berteriak dan meletakkan kedua telapak tangan di tiap sudut bibirnya.
"Ya," balas Yeon Hee dengan suara serak dan lemah.
"Dia tidak akan mendengar suaramu." Yeon Jin menyadarkan di samping Yeon Hee.
"Kau mendengarku, Ji Yeon Hee?" teriak pria itu sekali lagi.
"Ya!" Kali ini balasan Yeon Hee terdengar sangat keras dan mampu bersaing dengan angin musim dingin.
Pria di seberang itu tersenyum kemudian mengangguk. Selanjutnya, ia menunjuk dirinya sendiri agar Yeon Hee fokus ke arahnya. Namun, tiba-tiba ia menghilang di balik pagar balkon kamarnya.
Mata Yeon Hee langsung mencari-cari pria itu karena penerangan kamar seberang sangat buruk dari posisi Yeon Hee berdiri. Ia lupakan sosok wanita cantik yang setia berdiri menatap ke arahnya. Tak lama, mata Yeon Hee melebar. Pria itu, Cho Kyu Hyun kembali berdiri, membawa sebuket bunga mawar warna peach yang sangat banyak.
Apakah dia ingin pamer di depanku? Apa semarah dan sedendam itu kau denganku, wahai Tuan Cho Kyu Hyun yang terhormat?
"Dengar! Dengarkan aku baik-baik! Jangan dengarkan suara hatimu yang sesat itu!"
Tampak senyuman terukir dari bibir gadis cantik yang berdiri di samping Kyu Hyun. Gadis itu juga tengah mengenakan pakaian hangat berwarna senada dengan yang Kyu Hyun kenakan.
"Tangkap bunga ini! Kau dengar? Tangkap!"
Mata Yeon Hee semakin lebar dan menatap was-was ke arah buket bunga yang sudah melayang ke arahnya. Tangannya langsung terentang. Namun, tarikan gravitasi menggagalkan usahanya. Atau lebih tepatnya, Kyu Hyun kurang andal dalam memperhitungkan lemparannya.
Bruk.
Baik Yeon Hee, Kyu Hyun, Yeon Jin, dan wanita di samping Kyu Hyun, menatap bunga yang tak sampai di tangan Yeon Hee dan malah mendarat dengan menyedihkan di taman belakang rumah keluarga Ji. Tanpa berkata apa pun lagi, Yeon Hee berbalik dan berlari ke dalam kamar, kemudian membuka pintu dan keluar. Ia tidak melihat apa yang Kyu Hyun tunjukkan dan hal itu malah membuat Yeon Jin tertawa kecil.

KAMU SEDANG MEMBACA
[Cho Kyu Hyun] Starting with Promise [END] ✅
Fiksi PenggemarUngkapan, "Berhati-hatilah dalam berbicara!" dan juga, "Kalimat yang terucap adalah janji yang mengikat." Tampaknya harus lebih diperhatikan oleh siapa pun. Materi itu terpaksa dipelajari oleh seorang Ji Yeon Hee, si gadis muda yang selalu berbi...