Dug!"Maaf maaf! Gue ga sengaja aduuuh!" Anshally bangkit, lantas mengulurkan tangannya agar seseorang yang baru saja Ia tabrak kembali berdiri.
Alih-alih menerima tawaran dari Anshally, cowok itu bangkit sendiri. Menatap sangar Anshally, "mata lo buta?"
"Lo waras-kan?" si cowok menatap Anshally bingung. Ini cewek waras? Di katain pedes kok malah natap kaya orang ga waras?
"E-eh iya. Maaf sekali lagi. Tadi gue buru-buru." Anshally menunjukkan senyum andalannya. Cowok itu pergi begitu saja. Seolah ga kepincut senyuman manis Anshally. Apa Anshally kurang cantik hari ini?
"Woy! Lo Anshally kan?" Anshally menoleh, mendapati teman lamanya.
"Xena kan?"
"Iya gue Xena! Uuuh, lo makin cantik aja. Sini peluk! Gue kangen banget!" Xena menyambar Anshally. Mendekap tubuh Anshally sampai tak bisa bernafas.
"Gu-gue gabisa napas ini. Lepasin elah Xen!" Xena melepaskan, lalu memandang wajah Anshally lekat-lekat.
"Maap-maap! Sumpah lo cantik banget iiih!" Kali kedua, Xena kembali memeluk Anshally. Lalu melepaskannya.
"Udah ayok! Gue anterin lo ke kelas!" dengan senang hati Xena menggandeng Anshally menuju kelas.
Seluruh warga SMA Juara menatapnya. Baru kali, cewek cantik manis paket komplit ada di SMA Juara. Kenapa ga dari dulu ya?
"Ayo buruan Xen! Orang-orang natap gue gitu!"
"Mereka baru liat cewek cantik sih! Tenang aja, bentar lagi juga nyampe!" Benar saja, mereka sampai. Dilihat-lihat, kelasnya lumayan juga. Tapi tetep ga sebagus kelas Anshally dulu. Ya jelaslah, orang kaya Anshally kan harus mendapatkan selalu yang special.
Kalo di kelas ini, Anshally kaya Artis. Dilihat semua orang. Ada yang senyam-senyum. Ada yang melongo. Ada yang bisik-bisik ngomongin Anshally. Dan lain-lain, pokoknya Anshally pasti jadi pusat perhatiannya!
Anshally melihat ke seluruh ruangan. Ah sedihnya, cowok tadi gaada di kelas ini. Kalo ada kan, gampang modusnya.
Xena menarik Anshally duduk. Sepertinya mereka akan sebangku. Orang baru aja Xena mengusir teman sebangkunya untuk pergi.
Xena dan Anshally duduk di tengah-tengah. Ga terlalu depan, ga terlalu belakang. Ga terlalu ke kanan, ga terlalu ke kiri. Tengah-tengah! Ga sama kaya hidupnya Anshally!
Anshally menjelajahi kelas ini menggunakan penglihatannya. Melihat kelasnya bagaimana. Ada apa aja. Siapa aja. Yang kaya gimana aja.
Gaada yang ganteng kaya cowok tadi sih. Lumayan aja. Ada satu yang ganteng, yang putih, cuman kutu buku. Gimana dong? Gaada target di kelas ini deh. Harapannya nol. Kalo di sekolah dulu kan, Siswa di kelasnya pada ganteng. Mudah juga Anshally taklukin.
Anshally melirik si ganteng kutu buku. Lagi enak aja dia baca buku pelajaran. Ah, kayanya yang ini juga gaada harapan.
Anshally juga lihat penghuni perempuan di kelas ini. Ada geng sosialita, geng buku segalanya, sama geng sederhana. Ya sesuai sama nama yang telah Anshally bagi-bagi. Geng sosialita, yang orangnya pada dandan menor, kerjaannya nebelin bedak sama ber selfie ria. Geng buku segalanya, semua anggotanya hanya fokus baca buku, kerjaannya belajar sama belajar. Dan yang terakhir geng sederhana, orangnya pada sederhana, cuek. Palingan kalo gaada guru gaada kerjaan, ya main hp.
Kalo Xena sih, masuk kategori geng sederhana. Soalnya dia diem melulu. Ga asik.
Tapi, kayaknya Anshally juga harus ada di geng itu. Soalnya kalo Ia milih geng sosialita, ga bagus. Dandanannya norak. Ntar, kalo Anshally kebawa-bawa gimana?
Hari ini, cukup deh mengenalnya. Soalnya baru aja, wali kelas masuk. Waktunya Anshally memperkenalkan diri deh.
"Murid baru, sudah datang?" Guru perempuan itu duduk, Anshally mengacungkan tangannya. Lalu ke depan kelas.
"Baiklah anak-anak, kita kedatangan murid baru. Silahkan perkenalkan diri." Anshally mengangguk, lalu menghirup nafas dalam.
"Halo?"
"Hai!" semua Murid membalas sapaan Anshally dengan antusias.
"Gue dari Jakarta, dari SMA International Jakarta. Gue, seumuran kok kaya kalian. Ada yang mau ditanyakan?"
"Nama lo siapa?"
"Nomor hp berapa?"
"Udah punya pasangan belum?"
"Tinggal di mana?"
"Nanya satu-satu! Jangan ribut seperti ini!" Bu Guru menyentak semua Siswa. Anshally terkikik geli. Rupanya, respon terhadap dirinya sangat baik.
"Baiklah, nomor hp gue kosong delapan depannya. Gue belum punya pasangan. Ya kali, gue udah nikah. Tinggal di daerah sini kok, lumayan jauh lah. Untuk nama, ada yang mau ngasih tau nama gue selain Xena? Ntar gue turutin satu permintaan buat hadiahnya." Anshally berucap dengan lembut, sepelan mungkin. Agar kesan pertama di kelas ini, baik.
Hening, tak ada yang menyahut ataupun mengacungkan tangannya. Anshally tersenyum.
"Baikla-"
"Anshally, Anshally Rainkania!" si cowok ganteng kutu buku itu menjawab. Memotong perkataan Anshally yang belum selesai. Tapi, dia tau darimana nama Anshally?
"Oh baiklah, jadi permintaan lo apa?"
"Jadi pacar lo! Gue mau kita pacaran!"
Bagaimana prolog ini?
Bye bye and see you sayanggg:3
Ana Meliyana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Out Of The Sky
Novela JuvenilKita tidak tahu tentang takdirkan? Begitu juga Anshally. Anshally tidak percaya Papa-nya akan selingkuh, dan keluarga mereka jadi berantakan sehingga Ia dan Mama-nya harus pindah. Ia tidak menyangka akan bertemu orang se-keren Langit saat pertama ka...