Gue gak melihat luke hari ini. Dan benar saja, dia benar-benar tidak masuk. Lelaki dengan badan yang tinggi menjulang itu tidak terlihat sejak tadi pagi. Gue hanya sekedar melihat michael--sobat luke--itu. Gue merapihkan alat tulis dan menaruh KRS gue yang tadi gue keluarkan untuk mencatat kode mata kuliah gue untuk ujian tadi. Buru-buru gue keluar dan melangkahkan kaki ke salah satu tongkrongan yang dulu gue jadikan tempat belajar dan menunggu jam masuk saat dulu bersama dengan luke. Saat gue sedang merogoh ponsel gue yang tadi gue letakkan didalam tas, seketika gue menabrak seseorang yang tingginya hampir sama dengan luke. Yup, that's michael.
"Eh sori, sar."
"It's okay, mike. Mau kemana lo?"
"Kebetulan gue cari lo. Ini ada titipan dari luke. Lo cuma boleh buka pas terjadi apa-apa dengan luke. Udah dulu ya. Bye, sar!"
Mike kenapa? Ini apa coba?
Buru-buru gue membuka ponsel gue dan membuka aplikasi Line Messanger. Gue mencari kontak luke. Kontak yang identik dengan nama 'Luke hemmo' tanpa foto profil dan header profile nya yang menunjukkan quotes tentang cinta, i guess? I dont care.
Luke hemmo
Hey luke. Tadi gue ketemu mike.
Dia kasih sesuatu ke gue, katanya dari lo.
Btw thanks ya.
Tapi kenapa gue harus
bukanya nanti?Mike? Kasih barang?
Mike siapa? Lo siapa?Astaga. Lo kenapa sih?
*read*Gue mendecak kesal lantaran luke seperti itu. Ada apa dengan dia? Mike juga kenapa tadi?
KAMU SEDANG MEMBACA
last seen 6/8/17 [lrh]
Short Story#329 in short story (sun, 10 sept 2017) #403 in short story (mon, 21 august 2017) 'Aku tahu, aku salah. Seharusnya aku menyadari keberadaanmu meskipun aku tidak menginginkan kau berada di kehidupanku. Saat ini, hanya ada rasa menyesal dengan apa ya...