[06/08/2017]
BEM FIKTI-UG
[BERITA DUKA]
Innalillahi wainnailaihi rajiuun, telah berpulang ke rahmatullah teman kita, saudara Luke Robert Hemmings mahasiswa Sistem Informasi 1KA07. Semoga amal dan ibadahnya di terima di sisiNya, serta keluarganya yang ditinggalkan diberi ketabahan, kesabaran dan kekuatan dalam menghadapinya.
Amin YaRaabal Allamin🙏
Salam Satu FIKTI,
Departemen Pengabdian Masyarakat
BEM FIKTI UG
#KolaborasiSangatBermanfaatSekaliHAH? APAAN? gak mungkin. Ini bukan luke kan? Gila. Gak mungkin. Kemaren luke sehat-sehat aja. Masih chat. Apa gue chat dia aja?
Buru-buru gue mencari kembali kontaknya. Perasaan degdegan menghantui gue. Gue memencet tombol 'chat' itu dan mengetik beberapa pertanyaan.
Luke hemmo
Lukeeee. R u okay?
*read*
Tolong jangan di read. Gue barusan buka oa bem fikti, dapet berita duka. Dan itu lo. Lo gak meninggal kan?
*read*
Luke. Plis. Gue butuh ngomong sama lo. Gue cuma memastikan kalo lo gak knp2
*read*Pesan gue sedari tadi hanya dibaca tanpa dibalas. Gue hanya takut kalau ketakutan gue menjadi kenyataan yang pahit. Gue tahu, gue dan luke hanya sekedar teman. Tidak lebih dari itu. Gue hanya diam dipinggir kasur sambil menutup muka gue dengan tangan. Tiba-tiba panggilan masuk datang dari Luke. Buru-buru gue mengangkat dan meyakinkan itu adalah orang yang gue tunggu-tunggu.
"H-halo, luke?"
"Hey, sarah."
"Luke... itu yang berita duka itu bener lo?"
"Iya bener. Ada apa sar?"
"Lo... kenapa pergi? Kenapa luke?"
"Gue... gue sakit, sar. Gue cuma mau bilang ini, gue sayang banget sama lo, sarah fletcher irwin. Gue sayang banget. Haha cupu ya, gue gak ngomong dan nyatain dari dulu. Malah kondisi kayak gini, gue baru ngomong"
"Luke, jangan matiin telfon nya. Gue mau baca surat lo dulu"
Gue merasa diri gue sudah tidak karuan lagi. Gue mengambil benda pemberian luke yang dikasih melalui mike beberapa hari yang lalu. Disana terdapat capo gitar, sweater berlogo band gue dan sepucuk surat.
Dari luke, untuk sarah fletcher irwin.
Hey sarah. Gak usah basa basi ya. Gue keburu lupa.
Jadi gini. Lo kalau baca surat ini, berarti gue udah gak kuliah lagi, dan udah gak ada disini lagi. It means that gue udah meninggal. Selama ini, gue mengidap kanker otak. Sesaat sebelum gue menghubungi lo, gue baru aja checkup dari rumah sakit. Dokter bilang umur gue udah gak panjang lagi. Dan ingatan gue udah gak sepulih dulu yang mengingat hal-hal detail. Gue udah kanker otak stadium 4. Dimana, seluruh ingatan gue akan hilang secara cepat tanpa disadari. Syukur-syukur pas gue nulis itu masih inget lo. Belom tentu 1 atau 2 menit kedepan gue masih inget lo. Sebelum gue lupa akan segala hal yang ada diotak gue, gue cuma mau bilang kalo gue sayang sama lo, sar. Bahkan gue terlalu cupu untuk mengungkapkan semua. Gue sengaja menjadi orang yang friendly dihadapan teman-teman, termasuk perempuan, karena gue takut kalau lo risih dan menjauh dari gue saat itu. Salah satunya gue agar tetap terus bersama lo adalah dengan cara itu. Gue gak pernah suka sama cecille atau siapapun itu meskipun gue dan orang itu deket, gue cuma sayang sama lo. Ketakutan gue itu dateng. Lo pergi menjauh dari hadapan gue. Lo menghindar. Gue saat itu benar-benar takut. Rasanya gue pengen gak kenal lo. Tapi, gue gak se-cupu itu buat menghadapi hal sepele gini. Gue tau, lo sebenernya gak menjauh. Tapi, lo hanya menjaga jarak dan melakukan apa yang biasanya lo lakukan. Gue ngerti. Bahkan hari terakhir gue ngeliat lo aja tuh lo udah kayak gamau liat gue lagi. Dari situ gue berdoa kepada tuhan. Gue gak apa kehilangan ingatan gue tentang lo, gue gak apa-apa sakit kayak gini, asal rasa sakit gue karena dijauhin dan gak dianggap dikehidupan lo itu hilang gitu aja. Itung-itung itu mengurangi rasa sakit hati gue kan?
KAMU SEDANG MEMBACA
last seen 6/8/17 [lrh]
Historia Corta#329 in short story (sun, 10 sept 2017) #403 in short story (mon, 21 august 2017) 'Aku tahu, aku salah. Seharusnya aku menyadari keberadaanmu meskipun aku tidak menginginkan kau berada di kehidupanku. Saat ini, hanya ada rasa menyesal dengan apa ya...