JOE's pov
"diamlah dan jangan pernah berkata apapun pada orang lain sebelum aku mulai bermain dan nyawamu yang menjadi bahan dalam permainanku"
.
.
Nama ku Joe Alaska. Aku suka berteman dengan siapapun. Tapi aku juga memiliki beberapa orang yang akan selalu bersamaku apapun yang terjadi. Kami bersekolah di Routless high school dan masih berada diangkatan ke dua. Aku juga mengikuti bebeapa ekskul di sekolah itu seperti Band dan Jurnalis sekolah. Banyak orang yang mengatakan bahwa masa sma adalah masa yang bisa membuat orang ingin kembali dimasa ini. Tapi tidak denganku.Seperti sekarang saat aku berangkat sekolah pagi ini dan pergi keruang Band untuk menarauh stik drum disana tiba-tiba ada seseorang yang datang sambil memegang pisau di tangankanannya. Ia kini berdiri di depanku saat aku masih berdiri di depan pintu ruang Band. Dirinya menngeluarkan senyum smirk yang mungkin sudah biasa dirinya pakai. Seragam sekolahnya sama denganku hanya saja sedikit lusuh dan memiliki beberapa bercak darah dibeberapa bagian. Seperti bahunya dan ujung lengannya. Rambutnya tergerai tapi sedikit berantakan dan ada bekas pita yang mungkin sudah terpotong dan meninggalkan bekasnya saja. Aku menatapnya dari ujung rambut sampai ujung kaki. Dan pandanganku berhenti dimatanya. Ia memiliki pandangan tajam seolah mengintimidasi lawan bicaranya dan sangat detail memperhatikan lawan bicaranya.
Aku terdiam sempat berpikir dalam benakku untuk meninggalkannya sendirian disini. Tapi aku masih punya akal. Aku tidak akan membiarkan orang asing mengetahui password untuk membuka pintu ruang band. Seelah sepersekian menit senyum smirk di wajahnya menghilang. Menyisakan ekspresi datar yang dimilikinya. Aku mencoba tenang tapi tak bisa kulakukan. Gelisah yang merayap ke seluruh tubuhku.
Keringat yang mulai membanjiri pelipisku dan haw dingin yang terjadi secara tiba-tiba. Tak bisa kupungkiri aku penasaran dengan wanita ini. Tak ada seorang pun yang datang kecuali aku dan dirinya. Ruangan disepanjang lorong sekolah ini juga menambah kesan suram. Lampu diujung koridor yang mati-nyala di setiap detiknya tambah membuat diriku merinding.
Kini dirinya mencoba mendekatiku, maju beberapa langkah kearahku. Aku diam di tempatku dengan beribu pertanyaan yang masih bermunculan seolah diriku tak sadar ada orang asing yang mendekatiku. Biasanya aku tak pernah seperti ini. Aku tak pernah diam saat ada seseorang yang emndekatiku seperti ini. Apalagi aku tak mengenal orang yang mendekatiku ini. Seolah telah terkena sihir yang memikatku agar tak bisa bergerak kemanapun. Dirinya kembali tersenyum. Hawa dingin kembali datang disertai sedikit angin yang mengibaskan anak rambut yang tergerai disana. Dirinya berhenti tepat dua langkah dariku.
Sekarang aku kembali dibuat bingung olehnya. Ia masih berdiri tapi pisau yang sebelumnya digenggamnya kini disembunyikannya dibalik punggung. Ia seperti ingin menunjukkanku sesuatu yang membuatnya muncul dihadapanku seperti ini. Tuhan aku harap ini hanyalah ilusi yang aku ciptakan karena rasa lelahku yang terus memainan instrument tadi malam. Kakiku bergetar dan keringatku kembali mengucur di dahiku. Dan kini ia mengeluarkan air matanya. Sungguh. Untuk apapun yang selama ini terjadi aku tak pernah bisa melihat seorang wanita menangis. Dan tanpa aba-aba, tanpa berpikiraku medapatkan keberanian untuk mulai berbicara.
"ada apa?" tanyaku. Namun tubuhku tak ada yang bergerak sedikit pun.
Dirinya diam tapi matanya seolah menyorotkan apa yang seharusnya aku dapatkan dari pertanyaannya. Tangannya bergerak, terayun menunjuk ssuatu yang tertempel di pintu sebrang ruang music. Dan dirinya hilang secara perlahan dari hadapanku. Dan aku berjalan pelan kearah ruangan itu. Pintu itu tertutup rapat dan tak ada apapun.
![](https://img.wattpad.com/cover/121415697-288-k717028.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Slowly Death
Mistero / Thriller"Kami tidak menginginkan hal buruk terjadi dalam hidup kami. Yang kami inginkan hanyalah kehidupan normal yang bisanya ada pada remaja seperti kami. namun hal buruk terjadi karena rasa penasaran tinggi kami kami buat. Hal-hal misteri yang aneh terus...