08.20
"lo seriusan ngunci mereka di ruang ini?" –Joe
"lo mikir apa Mik pas ngurung mereka di ruangan ini? Bisa aja mereka kabur lewat jendela kan?"-Rino
"lo bayangun aja bro kalau mereka kabur lewat jendela yang tingginya kayak gini yang ada remuk semua itu badannya"
"lo bikin mereka semua sekarat ga?"-Joe
"iya lo bikin sekarat ga? Biar enak diserahkan ke polisi"-Rino
"Miko. Gimana kalau mereka keluar lewat ventilasi atap yang ada? Setiap ruangan disini ada kan ventilasi atapnya? Gue curiga aja soalnya dari tadi ga ada yang rebut-ribut didalam dan ga mungkin juga mereka pasrah aja lo kunciin dari luar. Penjahat kayak mereka pasti tau semua jalan keluar yang kayak gitu kan? Ingat kayak yang di film-film, penjahat sekarang itu pintar" kata Rivaldy yang baru aja kelar dari Ruang Band.
Dan otakku berpikir cepat dan tanganku langsung membuka kunci dan kenop pintu. Dahiku mengeluarkan keringat yang terus merembes keluar. Aku dan yang lainnya masuk dan kami tak menemukan apapun yang ada di dalam situ.
Baik meja yang berhambur, kuas-kuas yang tidak terletak di tempatnya dan cat basah yang sempat berjatuhan tadi. Semuanya bersih. Ruangan ini bersih bahkan saat kami masuk ruangan ini seperti memiliki pemilik yang selalu membersihkan ruangan ini sehabis digunakan.
Semua menatapku pucat saat kutau apa yang kurang. Ventilasi atap yang ada di ruangan itu terbuka lebar dan tidak tertutup dan ada kursi dibawahnya juga jejak bekas kaki untuk memanjat ke sana.
Hell!
Tidak kupikirkan hal seperti ini akan terjadi dan tidak kuingat kalau sekarang sudah pukul delapan pagi namun tak ada tanda-tanda bel bunyi dan pelajaran dimulai yang ada hanyalah lingkungan sepi yang saat kami melihat ke arah jendelanya kami mendapatkan mereka di tengah lapangan malah melihat ke atas dan beberapa orang dari mereka menunjukkan sesuatu apa kami.
Dan yang kami lihat saat menatap keatas adalah seorang mayat perempuan yang tergantung di rooftop gedung ini dengan darah yang masih mengalir, bekas sayatan ditubuhnya dan beberapa bekas tusukan di beberapa bagian. Dan entah kenapa ini terasa janggal dan déjà vu bagiku.
AUTHOR's POV
Dengan cepat mereka langsung berlari menuruni tangga. Bahkan Renald melompati beberapa anak tangga untuk bisa turun ke lantai dasar.
Amanda yang melihat kejadian ini berlari sambil menangis. Tangannya tak pernah lepas dari Rivaldy. Dilantai dua mereka bertemu dengan Nana, Winda dan Katie.
Mereka juga ikut berlari kelantai dasar. Sedangkan saat mereka sudah sampai di lantai dasar mereka bertemu dengan Windy. Mereka semua kembali menatap mayat murid perempuan yang masih tergantung di atas gedung rofftop sekolah.
Miko mengedarkan pandangannya ke arah orang-orang yang ada di kerumunan itu. Tak ada satupun guru yang keluar. Miko yang berpikiran cepat langsung menarik tangan Joe untuk mengikutinya ke arah ruang guru.
Nana yang melihat itu langsung menarik tangan Katie dan mengikuti Miko dan Joe kearah ruang guru.
"apaan bego nyeret gue kesini?" kata Joe sambil menarik tanganya dari pegangan Miko
"lo ga liat apa kalau ada yang janggal?" tanya balik Miko
"hey! Gue juga nyadar sesuatu yang janggal disini" kata Nana yang langsung berdiri disebelah Miko.
"sejak kapan lo disini?" tudung Joe
"lebih baik tadi kita diam aja Na" kata Katie sambil menyenggol Nana

KAMU SEDANG MEMBACA
Slowly Death
Mystère / Thriller"Kami tidak menginginkan hal buruk terjadi dalam hidup kami. Yang kami inginkan hanyalah kehidupan normal yang bisanya ada pada remaja seperti kami. namun hal buruk terjadi karena rasa penasaran tinggi kami kami buat. Hal-hal misteri yang aneh terus...