Chapter -6-

3 1 0
                                    

"aku tipe orang yang tidak akan menyerah apapun yang terjadi dan aku akan membuat semua teman-temanku melakukan hal itu juga sehingga kami yang tidak akan berhenti untuk membuatmu  menyerah pada kami"

.

.

keep enjoy

MIKO's POV


Putih. Itu yang kulihat saat mataku terbuka. Ruangan yang kusadari bukan ruangan yang selalu kupakai untuk tidur dirumah. Dengan kata lain ruangan ini bukan kamarku. Pernapasanku mulai berfungsi kembali, dan aku menghirup bau obat-obatan di ruangan ini dan aku sadar sekarang ada di Rumah Sakit. Dan aku mengingat apa yang sebenarnya terjadi sebelum aku dibawa kesini. Aku menghadapkan tubuhku ke segala arah dan menemukan Nana yang lagi duduk di kursi masih sambil tidur dan kulihat sudah mengganti baju dari baju yang dia pakai tadi malam.

Aku mencoba bangun untuk duduk dari tidurku. Kulihat mata Nana yang tidur dengan nyenyaknya aku jadi ingat setelah rumahnya di bom tadi malam apa yang terjadi sekarang? Tinggal dimana dia? Apa dia baik-baik saja? Kurasa iya. Karena Nana gadis yang kuat yang membuatku terpesona dengan sikap yang dimilikinya.

"eungg" kurasa Nana akan bangun. "Miko? Lo udah bangun? Ya ampun seneng banget gue lo bangun hari ini" katanya sambil memelukku dari samping

"hari ini?" tanyaku memastikan

"lo koma babe. Dan udah dua hari dari semenjak kejadian kita di bom"

"gue kira baru tadi malem kita di bom. Eh iya rumah lo gimana? Tinggal dimana sekarang? Tinggal di rumah gu-"

"nyokap gue langsung pulang kesini pas gue hubungi waktu itu. Terus ngurus semua barang-barang gue dan nyewa apartemen buat gue tinggali. Dan untuk sejauh ini gue rasa aman" jawabnya sambil nunduk.

"sepupu lo gimana?" tanyaku pelan

"mereka ternyata masih bisa selamat walaupun dikondisi yang hampir sekarat" Nana makin tunduk pas jawab kayak gitu. Aku curiga dia nangis. Aku pegang tangannya dan kembali bertanya sambil menatapnya.

"nyokap lo apa kabar Na?"

"baik Miko. Tadi malam nyokap kesini temenin gue jaga lo. Nyokap khawatir juga sama lo" katanya sambil senyum sekarang.

"ya ampun jadi ngerepotin camer" kataku sambil cengengesan.

"Amanda, Windy, Winda sama Katie udah tau semuanya. Dan mereka juga tadi malam kesini agak lamaan. Disekolah ada satu murid lagi yang mati Mik, gue jadi makin takut kesekolah. Padahal pihak sekolah sudah lapor ke polisi tapi masih belum tau siapa pembunuh yang keliaran" katanya sambil nunduk. Aku langsung meraih tangannya dan menatapnya dalam.

"you save. I promise, everything is better than you know babe"

"I hope soo"

***

Malamnya aku sudah bisa keluar dari rumah sakit ini. Dan kurasa tubuhku juga bisa segar untuk turun ke sekolah hari ini. Dan aku yakin pasti akan ada banyak tugas yang kudapatkan karena dua hari tidak masuk sekolah. 

Diluar rutinitasku yang biasanya, aku tidak menjemput Nana karena di yang memintanya. Jadi aku datang kesekolah lebih pagi untuk mengecek semua jadwalku dan mengerjakan sebagian tugasku.

Jam di tangaku masih menunjukkan pukul 6.30. masih terlalu pagi seharusnya untuk datang disekolah. Tapi disinilah aku di lorong loker lantai dua dan kelasku ada di ujung lorong. 

Slowly DeathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang