Part 2

8.2K 794 47
                                    

Shiren menatap plang bertuliskan 'Ranch Mattheo' yang ada di depannya, pasalnya gubuk yang dikatakan oleh Jonas berupa rumah  yang besar walau tidak terlihat megah ataupun mewah. Tanah peternakan yang besar kalau menurut Shiren, dan pertanyaan mulai bermunculan di pikirannya. Siapa Jonas yang berada di sampingnya? Pemilik atau pekerja di Ranch ini? Entah mengapa Shiren diliputi rasa penasaran yang besar.

"Masuklah ... dan anggap saja rumah sendiri." Ujar Jonas yang terlihat sinis. "Aku akan memperkenalkan kau dengan pengurus rumah, dia akan membantumu."ujar Jonas sambil berjalan menuju dapur tempat seorang wanita paruh baya berada.

"Bibi Nam ..." panggil Jonas.

"Ya ...Jo?" Bibi Nam menatap Jonas penuh tanya lalu beralih pada Shiren penuh tanya.

"Aku harus ke istal dan tolong antarkan Shiren ke kamarku untuk membersihkan ndiri. Aku pergi dulu Bi." Ujar Jonas tersenyum pada Bibi Nam.

Shiren yang baru melihat  senyum milik Jonas terpana, terpesona tepatnya. Jonas bahkan berkali kali lipat lebih tampan jika tersenyum. Tapi selalu berlaku sinis saat memandangnya. Seakan ia punya salah saja pada Jonas.

"Ayo nona saya anterin ke kamar." Ajak Bibi Nam menuju kamar yang berada di lantai dua rumah tersebut.

Shiren memasuki kamar bernuansa putih polos dan besar. Segala isinya terlihat sederhana. Shiren bertanya tanya mengapa Jonas menyuruh ia kekamarnya?apakah di rumah besar ini tidak terdapat kamar kosong lainnya? Seakan dapat membaca pikiran, bibi Nam berkata Jonas menyuruhnya ke kamarnya karena terdapat shower pemanas yang tidak terdapat di kamar lainnya. Shiren mengangguk mengerti dan kemudian bibi Nam berjalan keluar meninggalkan dirinya sendiri di kamar pria itu. 

Shiren melangkah ke arah kamar mandi yang terlihat lengkap beserta jacuzzi besar yang bisa menampung dua orang sekaligus jika ingin berendam. Godaan berendam dengan aroma bunga sungguh menggiurkan, setelah mengisi air dengan aroma yang ada walaupun sedikit maskulin tidak menyurutkan keinginan Shiren untuk berendam. Sebuah kenyamanan yang tidak bisa di tolak karena keadaannya yang penuh keringat dan debu. Shiren memejamkan matanya menikmati air yang memanjakan tubuhnya dari rasa penat yang seharian dirasanya. Kulitnya hampir keriput ketika ia bangun dari berendamnya, seakan tidak rela meninggalkan kenyamanan yang dirasanya. Shiren meraih handuk mengeringkan tubuhnya, lalu baru sadar bahwa ia tidak memiliki baju ganti untuk di pakainya.

Shiren keluar berniat mencari bibi Nam, tapi ragu akan penampilannya. Lalu mencari sesuatu untuk dikenakan di dalam lemari, banyak kemeja milik Jonas. Shiren rasa Jonas tidak akan marah bila ia meminjam kemeja milik pria itu. Setelah berpakaian Shiren bersiap keluar untuk meminta bantuan bibi Nam. Sebelum mencapai pintu, pintu di depannya telah terbuka.Jonas memasuki kamarnya sambil membuka semua kancing kemejanya.

Shiren yang melihat Jonas memasuki kamar merasa gugup apalagi melihat tampilan pria  itu yang terlihat berantakan dengan baju tak terkancing. Rambut sangat berantakan seperti tertiup angin di luar sana. Jonas malah terlihat sungguh mempesona, dada bidangnya yang berotot seakan memintanya untuk menyentuhnya. Godaan itu sungguh mengiurkan kala mata tajam Jonas menatap matanya lalu bergerak menelusuri tubuhnya dengan intens.

Jonas melihat wanita itu di kamarnya seakan memang ialah pemilik kamar ini, wajah Shiren terlihat memerah ketika Jonas semakin intens memandang tubuh Shiren yang memakai kemejanya. Kemeja itu terlihat menerawang memperlihatkan puting milik Shiren yang mengencang. Paha mulusnya yang tak tertutupi kemejanya begitu menggoda.

Shit...
Shit...

Jonas tak bisa mengalihkan tatapannya dari wanita itu, melihat kembali ke mata wanita itu yang juga seakan berhasrat untuk menyentuhnya juga. Bibir wanita itu terbuka mengundangnya untuk menyentuhnya.

Jonas bergerak cepat menghampiri Shiren, meraih tubuhnya mendekat dan menciumnya penuh hasrat. Seakan ia akan menyesal jika tidak melakukannya sekarang. Tangannya menangkup tengkuk Shiren memperdalam ciumannya. Rasa manis dan hangat dirasa Jonas, ia seakan semakin lapar ketika meraskan manisnya mulut Shiren terasa di bibirnya. Lidah keduanya melilit rapat berbagi kenikmatan. Shiren mengerang nikmat, Jonas yang mendengar desahan Shiren semakin gencar memagut bibir Shiren. Meraup seluruh rasa bibir Shiren hingga napas keduanya hampir menghilang.

Jonas semakin merapatkan tubub Shoren ke tubuhnya, memperlihatkan gairahnya yang sudah menegang sejak tatapan mereka tadi. Menggesekannya ke tubuh Shiren dengan erangan kenikmatan yang hampir meledak. Tangan Shiren menyentuh dadanya yang terbuka, elusan lembutnya mampu membuat Jonas hilang akal. Tangan Jonas pun tak tinggal diam membuka kancing kemeja Shiren hingga terbuka menampilkan payudara bulat milik Shiren. Jonas meraih payudara Shiren , menjilat dan meremasnya. Shiren melenguh nikmat. Tangan Shiren membuka kemeja yang masih melekat di tubuh Jonas dan membuangnya ke bawah.

Jonas mengangkat tubuh Shiren mengakang di tubuhnya, menaikkan paha Shiren agar melekat dan melingkar di pinggannya. Jonas membawa Shiren ke arah ranjang masih dalam keadaan mulutnya di payudara Shiren.

"Oouuch .... Jonas ...." desah Shiren.

Desahan memanggil namanya seakan menyadarkan Jonas akan apa yang telah terjadi. Apa yang harusnya tidak terjadi. Jonas menjauhi tubuh Shiren yang terlihat telanjang dan memerah akibat mulutnya. Shiren yang melihat Jonas menjauh diliputi pertanyaan lalu perasaan malu dirasaknnya.

"Maaf ...." ujar Jonas lalu berjalan keluar dar kamar.

Meninggalkan Shiren yang dilingkupi perasaan jengah karena menahan malu. Berusaha menutupi tubuhnya yang telanjang dengan selimut.


The Cowboy's Charm (Tersedia Versi Cetak) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang