Part 6

6.5K 724 80
                                    

"Aku ingin berada di dalam dirimu, begitu menyakitkan saat aku harus bertahan ketika aku sendiri tidak tahu bisakah tubuh ini bertahan..." bisik Jonas.

"Ya...ya...aku ingin merasakanmu berada di dalamku. Saat ini juga." Desah Shiren dengan bisikan tak kalah lirih menahan hasrat.

Bibir Jonas terasa panas di bawah telinga Shiren, menjilatnya perlahan seakan menggoda agar Shiren mendesah. Shiren pun mendesah lirih saat tubuhnya semakin mendesak erat ke arah Jonas menempel bagai dua kutub magnet yang saling tarik menarik. Tangan Jonas menangkup payudara Shiren ke dalam genggamannya, meremasnya pelan lalu semakin intens seiring desahan hasrat semakin membumbung.

Shiren meremas keras rambut Jonas dalam genggaman tangan kanannya, tangan kirinya menangkup bokong seksi milik Jonas di dalamnya. Geramam keluar dari bibir Jonas ketika menjilat puting payudaranya dari luar kemejanya yang sudah basah.

Tangan besar Jonas menarik paha Shiren naik ke pinggang Jonas, mengangkatnya agar inti tubuh Shiren berada tepat di kejantanannya yang sudah keras membatu.

"Aaaaaaakk ...." Shiren menjerit.

Jonas yang tidak sadar terus mencumbu tubuh Shiren dengan mulutnya hingga ia merasa ada sesuatu yang salah. Jonas mengangkat pandangannya ke arah wajah Shiren yang memerah karena berhasrat tapi matanya terlihat kesakitan.

"Ada apa?" Tanya Jonas. "Apa aku menyakitimu?" Jonas terlihat semakin khawatir melihat Shiren meringis kesakitan.

"Kakiku ... aaaack ... rasanya seperti kram, tidak bisa kugerakkan."

Dengan sigap Jonas mengangkat tubuh Shiren dalam gendongannya dan merebahkannya di atas tanah.

"Ouh tidak...jangan menyentuhnya!terasa sangat sakit..."Shiren menghalau tangan Jonas yang akan menyentuh kakinya.

"Diamlah ... biarkan aku memijatnya agar kakimu lemas dan tidak kram lagi." Ujar Jonas sambil meraih kaki Shiren agar dapat dipijatnya perlahan hingga ringisan yang dirasa Shiren semakin berkurang.

"Apakah sudah terasa lebih baik" tanya Jonas menatap wajah Shiren.

"Ya...sudah bisa aku gerakkan lagi. Terima kasih."

Shiren menatap Jonas dalam begitupun sebaliknya Jonas menatap wajah Shiren. Kenangan perbuatan panas mereka tadi berakhir sangat mengenaskan. Bahkan Jonas masih merasa juniornya masih menegang.

Dasar kaki sialan, umpat Shiren dalam hati.

Dasar gangguan sialan, umpat Jonas dalam hati.

Lalu kemudian keduanya tertawa bersama seakan berbagi rasa dalam frustasi yang mereka alami. Penyatuan tidak bisa mereka raih, seakan akan memang belum saatnya mereka merasakan surga dunia yang menjanjikan itu.

"Sebaiknya kita pulang sekarang, langit akan berubah gelap sebentar lagi."

"Ya,"

Melihat Shiren yang masih kerepotan berjalan Jonas berinisiatif membantu Shiren dengan menggendongnya naik ke atas kuda berada di depan posisi Jonas yang ikut naik ke atas kuda juga.

"Bagaimana dengan kuda yang ku pakai?"tanya Shiren.

"Tinggalkan saja, nanti akan ada yang mengambilnya."ujar Jonas dijawab anggukan oleh Shiren.

Shiren maupun Jonas sama sama terdiam dalam perjalanan, meresapi kedekatan yang terjadi saat kulit keduanya bersentuhan karena guncangan yang diakibatkan gerakan kuda yang terus berjalan. Shiren menyandarkan kepalanya ke dada bidang milik Jonas, sedang Jonas mengeratkan pelukan tangannya di kedua sisi tubuh Shiren.

"Ceritakan sesuatu tentangmu," Jonas berkata.

"Apa yang ingin kau tahu?"

"Apa saja tentangmu? Keluarga atau pekerjaan..."

"Hmmm... aku tidak punya keluarga. Dan pekerjaanku sekarang seorang pengangguran saat ini."

"Tujuanmu kemana hingga kau terdampar disini?" Tanya Jonas.

"Tidak tahu ..."

"Kenapa tidak tahu?" Jonas penasaran tentang jawaban aneh dari Shiren.

"Aku tidak punya tujuan khusus, karena aku tidak punya keluarga jadi dimanapun tak masalah bagiku. Jadi aku peegi ke Texas dan malah nyasar kemari." Shiren terkekeh geli mengingat kebodohannya.

"Lalu apa yang kau lakukan setelah ini."

"Mencari rumah yang bisa disewa dan tentu saja pekerjaan." Ujar Shiren.

"Apa kau mau bekerja padaku saja?"

"Oh ya? Pekerjaan apa itu ..."

"Aku memiliki bisnis kuda dan tanah disini, aku sedikit kerepotan kalau sedang mengurusnya jika ke kota. Kau bisa membantuku..."

"Baiklah, tentu saja aku mau."Shiren tersenyum sumringah.
"Ceritakan juga tentangmu..."

"Apa yang ingin kau tahu dariku?" Tanya Jonas.

"Apa kau memiliki kekasih? Saudara atau orangtuamu? Apapun tentangmu..."ujar Shiren antusias.

"Aku belum punya kekasih saat ini, orangtua sudah tidak ada. Aku memiliki adik perempuan yang ikut pamanku di seattle saat ini. Apa itu cukup?"

"Tidak, aku ingin tahu lebih banyak..."

"Nanti, ada saatnya kau tahu semuanya..." ucapan Jonas seakan janji akan masa depan panjang yang akan mereka lewati berdua. Entah mungkin  hanya perasaan Shiren yang terlalu terhanyut akan keintiman yang mereka lalui bersama.

Jonas membantu Shiren turun dari kuda saat mencapai belakang rumah.
Menuntunnya ke arah kamar.

"Istirahatlah ..."

"Terima kasih ..." ujar Shiren.

Jonas menatap Shiren ragu tapi kemudian berbalik pergi.

"Shiren ..." panggil Jonas berbalik cepat ke arah Shiren dan melumat bibir Shiren yang sudah menjadi candunya.

Shiren menerima dengan senang hati ciuman bibir Jonas yang terasa sangat panas dan membuat bibirnya bengkak. Jonas menyudahinya ketika udara seakan telah habis, Shiren bernapas cepat menghirup udara di sekelilingnya.

Jonas tersenyum senang menatap hasil karyanya membuat bibir indah Shiren memerah dan bengkak.

"Selamat malam ..."

"Selamat malam..." jawab Shiren tersenyun mengigit bibirnya. Shiren seakan tak rela mengakhiri ciuman itu.

Jonas pun sama tapi ia mencoba menahan diri akan gelora hasrat yang selalu memanas jika berada di dekat Shiren.

Shiren menatap kepergian Jonas sambil menyentuh bibirnya, mengingat rasa mulut Jonas yang masih saja membekas dan menyebabkan dirinya sangat basah di bawah sana.

Tangan seseorang mencekalnya erat, menghentaknya menghadap orang itu. Lalu sebuah tamparan mendarat di pipinya dengan keras.




The Cowboy's Charm (Tersedia Versi Cetak) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang