Memory, Love Story

1.4K 185 19
                                    


****

Melangkah sudah...
Berjalan telah....
Ku pikir... ini telah sampai kepada muara. Hingga tiada pernah muncul isyarat perpisahan meski sekedar hayal.

Aku sayang akan engkau,
Terbiasa sudah berucap itu...

Aku cinta akan engkau,
Terbiasa sudah mengucap, merasa ayat itu, setiap saat. Bersamamu...

Namun....
Tak ku sangka....
Semua terjadi kini. Langkahku hilang di persimpangan.

Kau dan aku, lupa jalan pulang. Tersesat di tempat berbeda... kenapa?

Sungguh...

Ingin rasa, ku paksakan! Persetujuan dari alam. Cinta kau jangan berubah...

Kau... jangan berubah.
Masih... selalu ingin kau berada di sini, di sisiku.

Tersenyum di pagi hari saat ku buka ke dua mata...

Kecupan hangat sebelum kau dan aku terlelap...

Apa saja...
Marah lah jika kau ingin marah.

Apa saja...
Mengadulah jikaku tak pandai lakukan ini itu seperti kau pinta...

Apa saja...
Perbuat, lakukan dan mintalah apa saja... asal kau tak pernah berfikir tuk tinggalkanku..

Tetaplah bersamaku...
Tidak bisakah?
Kesempatan, telah hilangkah?
Padahal seluruh engkau masih setia bersama denganku...

Namun...
Tiba-tiba langit tlah menghitam.
Hujan badai datang tanpa peringatan, tanpa sapaan.

Menghantam apa saja yang ia jumpa, hanyut tiada tersisa.

Kisah kau dan aku luruh terbasuh...
Bahkan sebelum dunia tau? Bahwa kita dua insan saling mencinta, yang hanya ingin bersama-selamanya.

Sungguh, ku cinta akan engkau...
-Clarisa-

Don't Leave Me¤-

Clarisa Pov

'Biarkanlah... tolong biarkan saja, aku menjadi gila. Berhayal engkau bersamaku hari ini, Nun.'

Waktu, sungguh terasa sangatlah lamban berlalu. Tanpa kau! Apa jadi pada diriku? Duhai sakit, menyingkirlah sebentar. Biar ku punyai sedikit saja tenaga untuk mengucap salam perpisahan. Pada jeda-jeda kehidupan, yang separuhnya telah aku lewati bersama dengan engkau... mantan kekasihku? Kekasih tak terlihat. Kekasih yang pandai bersembunyi.

Akan aku bawa pergi bersama luka ini... biar hanya duka yang ku bawa. Sedang bahagia ku harap tetap tinggal bersama engkau. Karena seberapa besar kecewa ku tanggung, melihat kau bahagia lebih menenangkan, rupanya.

"Haah! Setidaknya antara kita ada yang melimpah ruah bahagia dan itu harus kau, Nun. Tidaklah sepi layaknya aku!" Ucapanku sebagai pengobat diri yang benar-benar dipeluk laranya rasa kehilangan.

"Jaga bahagiamu Nuning Hidayah. Karna jika kau tak bahagia, buat apa aku ada!"

Ucapan aku, kepada teralis pembatas rumah, kau.

Buncah sudah, airmataku lagi. Betapa ingin rasanya bilang dihadapan engkau, tentang... betapa sungguh ku cinta akan kau, Nun.

Tidaklah pernah sekalipun, kisah kita hanya sampai di sini. Di batas kodrat layaknya ucapmu...

Don't Leave Me (gxg)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang