Pertikaian Bathin

541 118 20
                                    

-•*🍃*•Don't Leave Me•*🍃*•-

Dua bulan seterusnya...

Di kurun masa dua bulan lamanya, banyak kejadian telah tercipta. Hari setelah ancaman Aliya, dengan sekiranya sedikit banyak selisih paham, Clarisa terkena rayu, lantas bekerjalah kemudian ia di rumah Aliya, rasa penasaran, pula iming-iming bayaran lebih besar membuat Clarisa tertarik. Bukan sebab Clarisa mata duitan tapi sebab Clarisa membutuhkan uang banyak, segera guna merajut cita-cita menebus kesalahan. Menurut Clarisa apa yang sudahlah ia lewati di kota ialah kesalahan tidak termaafkan. Sebab kesalahan itu pula hilangkan muka bertatap dengan Nuning dan keluarga. Membangun rasa percaya akan diri, menjadi sesuatu yang agaknya memanglah teramat susah payah Clarisa tumbuhkan. Clarisa selalu was-was hatinya sebab malu, takutkan Nuning tidak sudi lagi menatap, jika Nuning tau ia kini berkeadaan sudah hilang kesucian raga-jiwa yang selalu ia banggakan di hadapan Nuning, tempo dulu.

Meskilah rindu merengkuh hati sungguh kuat hingga timbul sakit teramat pilu. Jika dia masuk ke tempat tidurnya, terbayang jelas wajah Nuning memenuhi pelupuk mata, mengikuti kemana arahnya melihat. Bila ditatapnya dinding, seluruh dinding itu bergambar Nuning dan segala kenang indah pernah tercipta. Bila ditatapnya atap awang langit kamar penuhlah pula gambar Nuning, senyum Nuning, tawa Nuning, bahkan tangis Nuning, segalanya tentang Nuning sungguh pandai menawan hati, Clarisa. Selalulah kemudian Clarisa menarik nafas panjang, mengurangi perih dalam hati sebab rindu telah butuh perjumpaan, namun kesabaran masih harus di pegang kuat sampai hari mampukan Clarisa menemukan keberanian.

Dua bulan dikediaman tuan terhormat Djanoko, Bopo dari Aliya. Semua berjalan baik. Penerimaan pun sangat baik. Pekerjaan cukuplah berat sebab rumah susun dua, paduan gaya modern dan gaya rumah dijaman penjajahan Belanda yang berdiri diatas tanah 800 meter-persegi kira-kira. 300 meter berupa bangunan, sisa antaranya halaman belakang, pula depan, yang seluruh bangunan dikelilingi tembok setinggi 2 meter. Namun pekerjaan berat terasa ringan sebab gaji yang diterima Clarisa cukup besar, dibandingkan ia bekerja menjadi tukang kebun sekolah. Meskipun, pekerjaan menjadi tukang kebun pun masih dijalani Clarisa. Itu telah menjadi perjanjian Clarisa dan Aliya sejak semula.

Dihalaman belakang terdapat kolam renang, biasa dipergunakan Aliya untuk berkumpul bersama sahabat-sabahat. Dihalaman depan kolam ikan yang seluruhnya ikan Koi, lengkap saung dibangun elok ditengah-tengah kolam.

Dua tempat paling menarik hati Clarisa, dikediaman tuan Djanoko ialah dibagian susun dua, terdapat perpustakaan dibangun sungguh menawan. Berada tepat tengah ruangan, sepenuhnya berdinding kaca-kaca tebal hingga atap pun kaca, bila siang matahari masuklah kesana, bila malam terlihatlah bintang bertabur dilangit lepas. Rak buku raksasa terbikin dari kayu jati pesanan dari Jepara, kokoh, penuh ukiran burung merak, ditempatkan melingkar. Ditengahnya pun sungguh cantik, sebab sofa besar ditata menjorok kedalam, bilalah hendak duduk harus dilalui terlebih dulu empat ambalan ke bawah, megah dan cantik. Teramat indah menawan hati siapapun yang menatap, termasuk Clarisa. Dari situ, tahulah Clarisa, jikalau tuan Djanoko pula Aliya penyuka bacaan Sains, Sastra, dan Arkeologi. Sebab bacaan demikian lebih banyak dari selainnya.

Satu tempat lagi ialah bilik tidur Aliya. Menariknya sebab bilik tidur Aliya terletak dilantai bawah namun bila hendak masuk harus melewati lantai dua. Begitu hingga, ruang sungguhlah berbeda dari seluruh ruang hingga bilik yang ada, entah idea mendapat design dari mana, bilik Aliya bisa tampak seram atau sebaliknya tampak cantik, Clarisa berpendapat mungkin tergantung suasa hati penikmatnya. Bagaimana tidak? Bilik Aliya selayak hutan penuh dedaunan asli yang telahlah di awetkan, sama pula seperti ruang baca penuh kaca tebal langsung menghadap langit lepas. Dinding-dinding penuh kata pujangga, syair-syair berdarah, terpaku dalam pigura hitam. Satu syair aneh, seram teruntuk Clarisa yang ianya di tulis langsung oleh Aliya.

Don't Leave Me (gxg)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang