6

4.1K 233 3
                                    

pria itu langsung menghempaskan tubuhnya di tempat tidur, raut wajah kekesalan dan khawatir terlihat jelas. ia mengusapkan wajahnya dengan kedua tangannya dan mendesah pasrah. ia lihat layar ponselnya berharap gadis itu menelpon atau sms memberi kabar. tak ada apapun. ia melempar ponsel itu kesampingnya, tak lama sebuah sms masuk ke ponselnya ia pun langsung mencari ponselnya melihat isinya.

ponselnya ia lempar kembali melihat isi pesan itu. kenapa sih selalu muncul di situasi gak tepat? gerutu pria itu dalam hati. ia terdiam sementara, tiba-tiba kata-kata itu bermunculan dipikirannya. ia pun teringat akan perkataan yang diucapkan gadis itu. dengan langkah gontai ia menuju kamar mandinya dan bersiap menjemput kekasihnya yang ingin ditemani facial.

                           -*-

"bagaimana bisa aku tega ninggalin kamu seperti ini. lihat kamu, masih seperti dulu tak ada yang berubah. mana diri kamu yang udah kamu janjiin sama aku? menjadi wanita yang kuat tak peduli seberapa sakitnya dia." ucap seorang laki-laki yang duduk dihadapannya mengelus lembut rambutnya dan menyeka air mata itu.

tak ada kata yang bisa ia ungkapkan, gadis itu terus meneteskan air mata di depan laki-laki yang tersenyum didepannya.

"maaf" ucap gadis terisak dan langsung memeluk laki-laki yang ada dihadapannya, tangisannya belum berhenti bahkan bertambah keras. laki-laki itu pun membalas pelukan itu lebih erat dan mengelus pundak gadis didepannya yang sedang menangis."bukan salah kamu" bisik laki-laki itu tepat ditelinga gadis itu.

                           -*-

gadis itu berjalan pelan menyusuri koridor tak ada sedikitpun keceriaan yang ia pancarkan setiap hari wajahnya terlihat tak ada semangat untuk sekolah hari itu.

"milky!" panggil seorang perempuan yang tak lain ialah ka dee. gadis itu berusaha tersenyum melihat perenpuan itu.

"ada yang mau kaka bicarin sama kamu" ucapnya gadis itu terlihat enggan untuk mendengarkannya karna sudah tahu apa yang akan diceritakan. "apa ka?" tanyanya, wanita itu mengajak milky duduk disalah satu kursi taman sekolah.

"maaf sebelumnya kalo kamu agak kaget kaka gak ada maksud apa-apa maaf banget ini juga ryan yang maksa kaka untuk bilang ke kamu" ucap perempuan itu gadis itu hanya mengangguk angguk.

"kaka sama ryan udah jadian sejak sebulan lalu" ucap wanita itu hati-hati. gadis itu sudah menduga semua ini kenapa baru sadar dan tahu? desah gadis itu dalam hati, ia mencoba menyunggingkan senyum miliknya.

"ohya? selamat ka! longlast untuk kalian" ucapnya dan terlihat berusaha tegar.

"maaf... maaf banget. kakak tau kamu kecewa sama kaka tapi mau bagaimana lagi. ryan juga titip maaf ke kamu dia bilang dia belum berani minta maaf ke kamu. tapi kamu juga harus tau satu hal dulu ryan cerita ke kakak dia pernah suka sama kamu, tapi dia terlalu takut mengungkapkannya." ujar wanita itu dan merangkul adik kelasnya itu merasa sangat bersalah.

"terkadang kita harus belajar sabar dan merelakan sesuatu untuk kebahagiaan yang akan datang walau tak pasti kapan kebahagiaan itu akan datang. bukan salah kalian, salah aku yang terlalu berharap tanpa ada usaha. cinta yang dicari itu baik, tapi membiarkannya tanpa dicari itu lebih baik" jawab gadis itu lalu menghela nafas dalam dalam.

"kebahagiaan tergantung diri kita sendiri. oh ya kamu duduk semeja sama caraka yah?" tanya wanita berambut lurus itu pada gadis disampingnya.

"pradith? ko kaka tau pradith?" jawab gadis itu antusias.

MILKYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang