"hati-hati dijalan yah" ucap milky saat ia turun dari motor ninja merah laki-laki itu. laki-laki itu membuka helmnya dan tersenyum. "aku duluan yah" ucap gadis itu lagi, dan berjalan kearah gerbang sekolah. alfa masih menunggu sampai gadis itu masuk gerbang.
DUG... "aahh..." ringis gadis itu sambil mengusap-usap dahinya. "moses?" ucap gadis itu dan mendongak melihat pria itu. milky memukul tubuh pria itu namun langsung ditangkis oleh pria itu. gadis itu mulai memukul lagi iseng, pria itupun membalasnya juga. sepanjang jalan dari gerbang sampai koridor kelas mereka terus bercanda dan tertawa, dan tanpa mereka sadari, tatapan tajam dari orang itu terus menatap mereka.
-*-
alfa, ia terus melajukan motornya diatas rata-rata. tak peduli seberapa ramainya jalanan saat itu, ia terus mengumpat dalam hatinya dan menyalurkan amarahnya itu dengan memacu motornya lebih kencang.
kenapa harus brengsek itu?.
-*-
"moses!" panggil gadis itu pada pria disampingnya, yang sedang menenggelamkan kepalanya dimeja. pria itu mendongakan kepalanya setengah sadar sehabis tertidur saat akhir-akhir pelajaran sejarah.
pradith, ia langsung terlonjak kaget dari tempat duduknya dan langsung tersadar seutuhnya. ia menarik dan membuang nafas menstabilkan pikirannya yang masih terkejut, saat mendapati wajah aneh berwarna hitam dihadapan mukanya. wajah aneh itu merupakan topeng wajah berwarna hitam yang biasa dipakai dalam tari topeng.
gadis itu tertawa terbahak-bahak melihat reaksi dari pria itu. "ga ada yang lucu" ucap pria itu lalu menarik hidung gadis itu sampai merah. gadis itu masih tertawa mengingat ekspresi pria itu namun kepalanya ikut memberontak melepas cubitan itu.
tok...tok...tok... suara meja yang diketuk-ketuk namun 2 orang itu tetap tak sadar. pradith yang menghadap tembok dan menarik hidung gadis yang sudah mepet sekali dengan dinding, sedangkan gadis itu menutup matanya menahan sesak dan tertasa yang membuat wajahnya merah. EHMM!
deham seseorang kencang. mereka berdua pun berhenti dan menatap orang itu.
"maaf ganggu, tapi gue mau nanya kalian berdua. sebentar ko tinggal jawab bisa atau engga" ucap ryan dengan ekspresi yang menurut mereka berdua aneh. ryan menunjukan secarik kertas kedepan mereka. gadis itu mendongakan kepalanya pada ryan yang berdiri disamping meja mereka, ia menatap seakan bertanya maksud dari isi kertas itu.
"jadi, kalian berdua kan tau kalo sabtu besok pensi sekolah kita bakal diselenggarain. nah, kita panitia ngajak kalian berdua jadi tamu dan isi acara. seterah kalian, mau nyanyi accoustic atau engga. yang penting kalian duet buat nyanyi 3 lagu" ucap ryan menjelaskan. pradith dan milky, mereka saling bertatapan menimbang-nimbang. pradith mengangkat alisnya mengatakan bahwa ia terserah pada gadis itu. milky, ia menatap ryan sedikit ragu. "3 lagu doang kan?" tanya milky ragu-ragu.
"mau nambah lagi? panitia sih bersyukur" jawab ryan, mereka berduapun langsung menatap berkata tidak pada ryan. ryan tertawa geli melihat kelakuan mereka berdua dan menyodorkan kertas serta pulpen pada mereka berdua. "tanda tangan" ucapnya dan tersenyum pada mereka berdua, atau lebih tepatnya ke milky. mereka menarik nafas dan mulai menandatangani surat itu.
-*-
"milky!" panggil pradith berlari mengejar gadis yang keluar kelas lebih dulu. "nih" ucapnya terengah-engah sehabis berlari dan memberikan novel gadis itu.
"makasih" ucap gadis itu dan tersenyum khasnya.
"hari ini ekskul tari ya?" tanya pradith, gadis itu langsung menggangguk yakin dengan wajah bingungnya mendengar pertanyaan itu. "ada apa?" tanya milky dan menatap penuh pertanyaan pada pria itu. pradith, menghela nafasnya dan mengalihkan pandangannya kearah lain. "oh, gak apa-apa. kapan mau ngomongin soal duet?" tanya pradith. gadis itu tertawa kecil mendengar ucapan pria itu.
"emangnya kita jarang ketemu ya? besok kita ketemu kali. omonginnya besok aja, sekalian kita ekskul anggar" ucap milky lalu menepuk pundak pria itu dan pergi meninggalkan pria itu karna harus ke aula.
-*-
waktu sudah menunjukan pukul 4 sore, latihan tari hari ini tak seperti biasanya yang sampai sore. milky, ia berdiri di depan gerbang menunggu kedatangan seseorang. ia terus melihat jam tangannya dan menoleh ke kanan jalan, tak ada tanda laki-laki itu akan datang.
ia menyentuh layar ponselnya mencoba menelpon laki-laki itu, menanyakan keberadaannya. tak ada jawaban. mungkin dia lagi dijalan gumam gadis itu dalam hati. bunyi suara motor terdengar mendekat kearahnya, motor itu pun berhenti didepannya membuat gadis itu mengerutkan alisnya.
"mau bareng gak?" tanya pradith dan membuka helmnya. gadis itu tersenyum ramah membalas tawaran itu, matanya masih melirik kearah jalan.
"kenapa masih ada disekolah?" tanya gadis itu mengalihkan pembicaraan. "tadi ada rapat basket, buat lomba minggu depan" jawab pradith santai. tatapan gadis itu terus tertuju pada jalanan, pradith pun melihat mengikuti arah pandang gadis itu.
-*-
suara desing mobil yang sudah di modif terdengar mendekati mereka. milky tau mobil siapa itu, alfa. akhirnya, laki-laki itu datang. gumamnya dalam hati, namun di lain sisi ia tak mengharapkannya di situasi seperti ini.
kaca mobil itu mulai terbuka, alfa menolehkan kepalanya sebentar lalu menatap lurus kembali. "masuk" ucapnya sedikit membentak dan membukakan pintu mobil, milky pun terhentak dari lamunannya dan berjalan mendekati mobil itu. gadis itu menoleh kearah pria yang duduk diatas motornya dengan alis yang diturunkan. gadis itu tersenyum mengucapkan selamat tinggal pada pria itu, dan masuk dalam mobil sedan hitam itu.
tanpa basa-basi, alfa langsung menggas mobilnya dengan kecepatan penuh. gadis itu berpegangan pada sabuk yang ia pasang ditubuhnya dan memejamkan matanya. gadis itu menahan semua rasa takutnya, baru kali ini ia melihat alfa segila ini.
"alfa! kalo kamu mau mati, jangan ngajak-ngajak!" hentak gadis itu penuh kesal.
alfa, ia memicingkan matanya menatap lurus jalanan dan memacu mobilnya lebih cepat. milky, kepalanya ia tenggelamkan dekat kaca mobil, punggungnya bergetar dan suara isak tangis ketakutan terdengar dari mulutnya. decitan ban mobil sangat terdengar sampai mereka berhenti disalah satu jalan yang tak terlalu ramai dan tumbuhan hijau yang menghiasi jalanan.
-*-
alfa, ia menghelas nafasnya dan menjatuhkan kepalanya pada stir mobil. tangannya memukul dasbor mobil penuh kesal, suara isakan tangisan gadis itu menambah kekesalan dalam diri gadis itu.
"maaf.... aku lost control" ucap alfa lirih. ia melihat gadis itu terdiam penuh isakan. gadis itu masih menangis ketakutan, tangannya mencoba meraih pipi merah itu. ia mengelus pipi merah yang basah dengan airmata itu, namun tangan gadis itu melempar tangannya agar tak menyentuh pipinya.
ia dekatkan tubuhnya pada gadis itu, ia memeluk gadis itu, mencoba menenangkan gadis yang terus menangis ketakutan. "pacaran bukan berarti mengikat" ucap milky dan melepas pelukan pria itu. "aku memang pacar kamu, tapi bukan berarti aku gak bisa deket sama pria lain" lanjutnya dan menghapus airmatanya. alfa, menundukan kepalanya dan mengusap wajahnya dengan kedua tangannya.
"tapi kenapa harus dia?!" tanyanya sedikit membentak. milky menatap laki-laki itu dalam dan menahan isakan tangisnya. "haruskah aku memilih-milih teman? dia teman semeja aku" ucap gadis itu yang juga sedikit membentak kesal.
"dia orang yang gak pantes buat temenan sama kamu!!" ucap alfa lagi, kini sorot matanya sangat tajam menatap gadis itu.
"jangan bawa bawa kehidupan masa lalu! yang lalu biarlah berlalu. jangan ungkit masa lalunya, ungkit perubahan dia sekarang" ucap milky yang menatap dalam laki-laki itu juga.
"kamu gak tau masalahnya" jawab alfa kini ia mulai mengalah. "aku tau... aku tau tentang kalian berdua. aku gak sebodoh yang kamu kira, mana bisa aku acuh sama sikap kalian berdua kalau bertemu?" ucap milky dan menatap lurus kedepan. "tolong ceritain cerita sebenarnya, aku mau tau kebenarannya menurut kamu" lanjutnya kini dengan wajah yang serius. alfa menarik nafas bersiap menjelaskan semua kejadiannya nenurut dia.
-*-
(ayoo keep Vomment yaa^^ semakin bertambah votenya semakin cepat next partnya di post.)
KAMU SEDANG MEMBACA
MILKY
Teen Fictionapa itu cinta sejati? entahlah. itulah yang ada difikiran pradith. pacaran hanya untuk status dan gengsi, namun anehnya ia bisa bertahan lama dengan pacarnya. " satu orang, satu kata, satu perbuatan bisa membuat seseorang berubah" apakah ungkapan di...