Still here with the same feeling, like the beginning of our time together.
-Shireen Aprilia Glory-
"Reen.. Gue harus pergi" Revan berkata sambil menutup wajahnya,
Shireen yang mendengarnya langsung tertegun,
"Apaan si lo kayak mau mati aja Haha galucu ah" tawa Shireen sambil memukul pundak sahabat laki lakinya itu.Revan yang melihat reaksi Shireen tampak gusar,ia mengusap wajahnya dengan kasar.
"Reen" panggil Revan dengan wajah serius. Shireen pun menengok kearah yang memanggilnya.Sorot mata nya tajam,seperti ada sesuatu yang ingin ia bicarakan,tak ada candaan.Ya Ia Serius.
"Hmm?" Shireen hanya menggumam dan memalingkan wajahnya.Ya ia menahan air mata.
"Reen liat gue,gue serius" pinta Revan dengan wajah serius.
Shireen pun mengusap wajahnya yang telah basah karena cairan bening yang jatuh dari matanya.
"Apa sih Van? Lo mau kemana emang serius amat. Palingan juga cuma mau nganterin Bunda ke Komplek sebelah kan wkwk" Shireen berusaha kuat,ia tahu bahwa Revan sahabatnya sedang tidak baik-baik saja.Ia hanya berusaha agar tidak terlihat lemah didepan sahabat kecilnya itu.
"Reen gua harus ke German,Opa sakit. Kami sekeluarga harus mengurus opa,Papa pindah tugas ke German,gue udah di daftarin untuk sekolah disana."
Shireen yang mendengarnya tampak kaget,namun ia berusaha menutupi semuanya."Yah Van,gagal dong ya kita bakal satu sekolah 12 tahun? Nanti gaada yang jagain gue lagi ya? Gaada yang gendong gue kalo gue kecapean main basket di halaman belakang? Gaada." wajah Shireen tampak merah.
"Reen,gue bakal selalu ada buat lo kok. Iya gue emang gabakal selalu ada disamping lo,tapi seenggaknya kalo lo lagi seneng atau sedih lo bisa cerita ke gue,Notif dari lo di hp gue bakal gue bedain suaranya biar gue tau itu dari lo. Gue janji suatu saat gue bakal datengin lo dan ada yang mau gue bicarain."
Shireen yang mendengarnya pun tampak senang,kemudian ia mengernyit kan dahi nya,
"Lo mau ngomong apa? Kok pake nanti nanti segala sih,sekarang aja elah"Revan hanya tertawa mendengar sahabatnya,
"Nanti ya nanti. Waktu nya gatepat"
Shireen yang mendengar Revan bicara hanya mendengus kesal,"Yaudah ya,gue mau pergi dulu. Lo jangan nakal loh,gaboleh cengeng! Jangan suka mecahin kaca rumah tetangga lagi! Gaboleh bandel ya,harus bisa jaga diri. Maafin gue gabisa nemenin hari-hari lo kedepannya" Pamit Revan,sontak membuat Shireen melongo tak percaya.
"What? Eh apa apaan si lo Van. Galucu ah,lo kok mendadak gini sih! Gue kira lo berangkat nya masih lama. Ih gamau ah gamau.. Revan gaboleh pergi sekarang..." tangis Shireen yang langsung dihadiahi Revan dengan pelukan.
"Heh,lo ngapain nangis Reen? dasar cengeng.. Dibilang gaboleh cengeng,gue pasti bakal balik lagi buat lo. Jangan kayak gini dong,jangan bikin gue berat buat ninggalin lo"
Dari belakang,seorang wanita cantik datang dan memanggil Revan.
"Revan,ayo berangkat 20 menit lagi pesawat kita berangkat."Shireen yang melihat bunda Revan pun langsung melepas pelukan tersebut dan berlari kearah perempuan itu.
"Bun... Kok gabilang bilang sih,kenapa Revan baru ngasih tau aku sekarang?Bunda mah jahat." rengek Shireen sambil menangis
"Sayang,ini juga mendadak.. Kamu jangan sedih gitu dong. Nanti Revan nya sedih loh,udah ah jangan nangis,kamu kan masih bisa Video call sama dia."
Revan melihat sahabatnya dengan tatapan iba. Kemudian ia mengusap punggung Shireen."Yaudah Reen udah jangan nangis lagi ya,gue,bunda sama papa berangkat ya." Shireen pun langsung memeluk sahabatnya,kemudian ia melepaskannya dan harus merelakan Revan pergi untuk waktu yang cukup lama.
Revan pun pergi,Ya ia pergi tanpa menjelaskan kapan ia akan kembali. Atau mungkin tak akan kembali?
Hiii salam kenal ya :) aku masih baru banget hihi..
Bener-bener gaada pengalaman buat nulis cerita sebelumnya😂 Harap dimaklum yaa
Hati-Hati Typo bertebaran dimana manaSemoga kalian suka :*:*
Jangan lupa Vote dan comment.. Aku butuh banget buat kebaikanku kedepannya hehe
Oiya Follow aku dulu ya sebelum baca😊
KAMU SEDANG MEMBACA
You're Too Faint
Teen FictionBagaimana rasanya jika kamu harus mengenal seorang laki-laki yang menyebalkannya minta ampun? Yang lebih menyebalkannya lagi ia sangat dingin, dan sangat tidak perduli padamu. Tapi tiba-tiba sikapnya bisa berubah 180 derajat begitu saja. Menyebalkan...