Tolong!

16 2 0
                                    

Sesampainya di rumah, ia bergegas masuk ke kamarnya dengan wajah kesal. Shireen sangat kesal pada lelaki itu, siapa lagi kalau bukan si lelaki menyebalkan, kenapa ia harus berurusan dengan Kenzo. Rasanya ia menyesal pernah mengaguminya saat kelas 10.
Ih amit-amit deh, udeh gile kali gue ya, ujarnya sambil bergidik ngeri.

Dipikir-pikir tak ada yang salah jika ia pernah mengagumi sosok Kenzo, karena lelaki itu memang pantas untuk dikagumi. Bagaimana tidak? Sosoknya yang dingin pada siapapun, dan memiliki postur tubuh yang tinggi, bertubuh atletis, hidung yang mancung bak perosotan, mata hanzelnya yang membuat siapapun yang melihat dia akan terpesona.

Ah mengingatnya saja membuat Shireen bergidik ngeri, kalau dulu sih tak masalah. Tapi jika sekarang, saat ia sudah tau Kenzo sebenarnya, ia malah sangat amat menyesal.

Shireen berusaha menyegarkan pikirannya kembali, ia berusaha menghilangkan bayang-bayang Kenzo yang sedari tadi terus muncul di otaknya. Ia jadi tak bisa melanjutkan karyanya, imajinasinya nya hilang karena si lelaki menyebalkan itu.

"Wah gabener ini pala gue, Kenzo sialan emang." Geramnya.

Ia langsung mengambil benda pipih yang berada diatas nakas. Dan mengetikkan beberapa pesan pada temannya.

To : Devinarska

Dep ih sebel deh gue, udeh gila kali ya manusia macem dia. Gila dah gua ngerasa bodoh banget dulu suka sama itu manusia.

Send.

Ketika ia merasa suasana hatinya sedang tidak baik, biasanya ia akan langsung bercerita pada Devina. Sosok Devina yang selalu pengertian dan pendengar yang baik membuatnya selalu percaya pada sahabatnya itu.

Tak lama kemudian Devina membalas chat darinya.

Apa ada apa Reen? buruan cerita sama gue.


Iya jadi tadi tuh ya dep gue ribut sama dia. Gila deh emang, udah ah sebel.

Send.

Hah apasih siapa, kenapa? Biasa banget deh lo tuh kalo cerita gajelas. Ngomong tuh yang jelas Reen, jangan disamain kayak status lo yang gajelas. Wkwkwk

Yeh kok jadi ke status sih, udah ah males. Pokoknya Kenzo ngeselin.

Send.


Shireen tak ingin melanjutkan ceritanya, ia tahu jika ia melanjutkan nya pasti ia malah semakin kesal. Daripada Devina kena semprot karena kekesalannya pada Kenzo, lebih baik ia tak usah membahasnya lagi.

***

Shireen dan teman-temannya sedang berada di kantin sembari mengobrol.
Tiba-tiba Kenzo datang menghampiri mereka. "Sorry gue pinjem Shireen nya bentar ya."
Shireen tak percaya ia harus berurusan kembali dengan lelaki ini. "Eh apaan lo, gue gakenal ya." Tolak Shireen dengan ketus. Namun Kenzo langsung menarik lengan bajunya.

Karena Shireen tak ingin membiarkan mereka berdua menjadi sorotan banyak orang, ia terpaksa harus ikut dengan Kenzo.
Entah Kenzo ingin membawanya kemana, sepanjang jalan Kenzo hanya jalan menatap lurus dengan tangan yang masih menarik lengan baju Shireen.

"Dih lepasin, apasih Ken lo mau bikin gue malu didepan orang-orang." Kesalnya. Yang dipanggil pun masih terus berjalan tanpa menghiraukan omelan Shireen.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 20, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

You're Too FaintTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang