Ribut

18 4 0
                                    

Pagi ini Shireen berangkat lebih awal. Pukul setengah 6 pagi ia sudah berada di kelasnya. Karena terlalu pagi ia sampai harus membuka gerbang sekolah sendiri, dikarenakan satpam sekolahnya belum datang. Lagi pula mana ada siswa yang datang sebegini paginya?

Alasan Shireen datang lebih awal, ralat sangat awal adalah karena ia enggan bertemu banyak siswa di sekolah lantaran kejadian kemarin saat dirinya diantar pulang oleh Kenzo. Pasti nanti gue dipelototin deh sama cewek-cewek alay, males banget. Ujarnya dalam hati.

"Woi tumben udah dateng Reen? Biasanya jam segini baru ngechat gue biar lo jangan di alfain." Celetuk Karin.

"Hush berisik lo ya, gue gigit baru tau rasa nih." Ancam Shireen dengan tatapan tajam kearah Karin.

"Eiya cie yang kemarin dianter balik sa-" Ucapan Clara terhenti karena dengan cepat Shireen membungkam mulutnya.

"oiya gue sampe lupa. Gimana-gimana? Apa rasanya dianter sama doi? Kane ga? Untung kemaren lo pingsan Reen wkwk." Tawa Devina, dan langsung dihadiahi cubitan oleh Shireen.

"Udah deh ya, kalian apaan si? Anggap aja kemarin gak terjadi ap-" bicaranya terhenti saat orang yang mereka jadikan topic pembahasan pagi ini muncul.

Eh si Ken udah dateng, perlu gue ucapin makasih lagi gak ya. Batinnya. Ia bergegas keluar kelas meninggalkan teman-temannya.

"Ken." Panggil Shireen pada sosok lelaki yang sedang berjalan di depan koridor kelasnya.

Kenzo sama sekali tak menyaut, melirik pun tidak. Ia dengan santainya berjalan lurus melewati Shireen. Apasih Ken? Lo kemarin gak gini deh. Batinnya.

Shireen merasa aneh pada Kenzo, padahal kemarin laki-laki itu tak seperti pagi tadi di koridor. Kemarin laki-laki itu mengantarnya pulang. Memastikan dirinya tidak apa-apa. Lalu kenapa pagi ini seperti itu? Rupanya Kenzo kembali lagi seperti biasa sebagai lelaki yang ia kenal dengan kedinginannya.

Hari ini ia merasa tak bersemangat di sekolah, biasanya ia akan senang keluar kelas untuk pergi ke kantin ataupun ke perpustakaan. Namun hari ini tidak, ia rasanya ingin cepat-cepat pulang ke rumah.

"Reen lo kenapa dah? Sakit ya, kok tumben sih gak mau ke kantin? Emang gak laper?" Tanya Devina yang memang hari itu tengah puasa dan hanya diam duduk di meja yang sama dengan Shireen, karena memang Devina adalah Chairmate Shireen. Teman- teman yang lainnya sudah pergi ke kantin sejak tadi meninggalkan keduanya.

''Gapapa Dep, gue Cuma lagi males kemana-mana aja hehe." Jelasnya.

Tak terasa waktu begitu cepat, sampai bel pulang sekolah berbunyi.

"YESSSS." Teriak Shireen yang sontak membuat guru matematika yang sedang mengajar saat itu berhenti. "Iya saya tau kamu pengen cepet-cepet keluar dari kelas saya kan?" Ketus bu Aster.

Shireen yang kaget karena teriakan spontannya sendiri ditambah omongan bu Aster yang terdengar seperti tersinggung itu membuatnya merasa tidak enak.

"Bukan gitu bu, saya tadi nyautin omongan Dep bu heheh, yakan deeeep?" sautnya sambil melotot dan menyenggol siku Devina.

Yang disenggol pun kaget "ehh iya bu iya, maaf ya bu gamaksud kok hehe." Ucap Devina berusaha meyakinkan bu Aster.

"Yasudah, kalo gitu materi kita hanya sampai disini, minggu depan quiz. Wassalamu'alaikum warohmatullahi wabarakatuh" Bu Aster mengangkhiri pelajarannya sore ini.

Shireen bergegas lari setelah selesai membereskan beberapa buku ke dalam tasnya. "OKE GAIS GUE BALIK DULUAN." Teriaknya pada beberapa temannya.

Shireen merasa hari ini menyebalkan sekali, bagaimana tidak? Pagi-pagi saja ia sudah diacuhkan oleh Kenzo, padahal ia hanya ingin mengucapkan terima kasih pada lelaki itu. Entah apa yang terjadi pada lelaki itu, bagaimana bisa dirinya berubah secepat itu.

You're Too FaintTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang