Siapakah dia?

53 7 0
                                    

Author

Drttt Drttt

Mendengar notif dari handphone Shireen pun langsung mencari-cari benda tersebut.

"Notif like doang.. Eh ini cowok siapa ya? Kok ngelike mulu?" ia pun langsung menstalk akun orang tersebut,
"Demi apa demi apaaaa.... Aaaaaaa"

Karin yang melihat sahabatnya sendiri berteriak-teriak tak jelas pun akhirnya menegur Shireen,
"Heh apa sih apa? Ngapain.. Berisik tau" Karin terus berfikir apa yang sebenarnya terjadi,

"Lo harus tau,demi apapun gue ganyangka,jadi selama ini....."

Karin yang sudah mulai pusing menghadapi sahabatnya akhirnya terpaksa harus mendengar kelanjutan dari Shireen.

"Apaan si,idup lo gajelas amat abu-abu,status juga gajelas" celetuk Karin sambil menyeringai.

"Bodoamat gue mo keluar,pokoknya harus ketemu sama itu orang" teriak Shireen sambil berlari ke luar kelas.

Karin pun bingung dan ia hanya menggeleng geleng,karena baginya bukan hal aneh jika Shireen seperti itu.

To: Steffi

Steff dimana? There's Something:))

Tak perlu menunggu lama Steffi pun langsung membalas pesan singkat tersebut,

Kenapa reen? Abis ngeliat cogan yang mana lagi? Si Fino? Wkwk

Shireen pun mengerucutkan bibirnya

To: Steffi

KANTIN
FREE JUS MANGGA+SPAGHETTI+50.000

Dengan cepat Steffi langsung membalas pesan tersebut,

OTW say:*:*

"Dasar cungs diembel-embelin aja baru mau" geram Shireen.

*5 menit kemudian

"Reen ada apaan si? Lo beneran liat si Fino? Bukan nya itu anak lagi ke Amrik ya?"

"sstt diem dulu coba,kan gue baru mau cerita.. Jadi gini,lo inget ga sih Steff cowok yang pernah gua kasih unjuk ke lo waktu kita kelas 10?"
Steffi mengernyit, "Yang mana dah? Soalnya kan lo selama ini ngasih unjuk cogan ke gue itu ga cuma 1 tau.. Gimana si wkwk"

#FLASHBACK ON

"Steff Steff liat deh" sambil menunjuk seorang laki-laki berpostur tinggi,bermata hanzel,dan berhidung mancung,

"Hah? Mana si yang mana?" Steffi menengok ke segala arah sambil terus mencari sosok yang dimaksud Shireen,

"Itu"

Saat Shireen menunjuk ke arah yang dituju,tiba-tiba mata mereka saling bertubrukan.
Sampai beberapa lama mata mereka terkunci,akhirnya Shireen pun yang mengakhiri kontak mata tersebut,

"Steff kita ke kelas ayo" sambil menarik steffi setengah berlari.

Sosok bermata hanzel itu pun akhirnya berlalu sambil mengatakan "Mata itu"

#FLASHBACK OFF

"reen udah ngelamun nya?" sambil tertawa geli,

"Ihh steff gua kan lagi cerita... Lo kok ga ngedengerin sih!" Sambil mengerucutkan bibirnya,

"Iya yampuunn Shireen sayang iya gue denger,iya terus kenapa sama itu cowo?"
tawa steffi yang kemudian ditambah dengan mengernyit kebingungan.

Shireen menarik steffi dan kemudian ia membisikan steffi sesuatu,yang membuat steffi melotot,

"HAH APA? GAMUNGKIN DEMI APA" Sambil berteriak di kantin,sontak membuat murid yang lainnya kesal dan ada juga yang terpesona dengan kecantikan mereka berdua.

"Yawloh,congor eta congor...... ! Udah ah gua mau ke kelas,malu-maluin aja lo!" gerutu shireen.

"Heh heh kan spaghetti,jus mangga sama uang 50.000 nya belum woy" kesal steffi

Shireen terus berjalan tanpa menghiraukan steffi yang terus menerus memanggilnya.

Shireen memasuki kelas nya lalu menarik tangan Devina,sahabatnya.

"Dep dep,gua mau cerita" sambil memasang wajah puppy eyes.
"Kenapa reen? Abis di tembak cogan mana lagi? Si devan? Ken? Atau si Manusia es? Wkwkwk" Shireen yang mendengarnya pun mendengus kesal,

"Ih dengerin dulu.. Dep lu kenal sama yang namanya *bisik Shireen"

Devina pun mengernyit kan dahinya,
"hah? Asa pernah denger deh.. Kenapa emang reen?"

Shireen pun menceritakan hal tersebut,
"eh btw bukannya itu cowok udah punya cewe ya?"
Shireen yang mendengarnya langsung melongo,

"Ih demi apaaaa"
Devina hanya mengangguk,ia merasa kasihan terhadap sahabatnya yang satu ini.

Lantaran setiap Shireen menyukai seorang cowok selalu begini,entah si cowo sudah punya pacar,atau tidak ingin pacaran bahkan ada yang beralasan tidak tertarik dengan sahabatnya itu.

Padahal seantero sekolah sudah tau bahwa Shireen yang paling cantik,selain itu dia anak yang pintar dan menjadi kebanggan sekolahnya.
Dia juga merupakan kapten basket putri di sekolahnya,siapa yang tidak suka dengannya?

Kriiinnggg

Bel tanda pulang pun berbunyi. Seluruh siswa bergegas untuk pulang.

Lain halnya dengan Shireen,Steffi,Devina,Karin,Aurel,dan Clara. Mereka masih asik mengobrol,sambil sesekali meledek Shireen.

"Reen DOI apakabar?" celetuk Karin sambil menekan kata DOI lalu mengakhirinya dengan tawaan.

"Doi yang mana dulu nih rin? Kan banyak si Shireen mah doi nya wkwk" timpal Clara sambil menyenggol bahu Shireen

Yang di sindir pun masih terdiam dan hanya menyeringai,ia tahu jika teman-teman nya sedang meledekinya pasti tak akan ada beresnya.

"Si Shireen lagi galau guyzz hihiy" celetuk Devina sembari tertawa,

Semua yang mendengar Devina tertawa seperti itu langsung melongo.

Karena tak biasanya seorang "Devina" bisa seperti itu,biasanya jika sedang berkumpul seperti ini ia tak banyak bicara dan hanya menjadi pendengar yang baik.

"Wew demi apapun gua ganyangka depin akhirnya bisa jadi orang normal juga,omaygat yampon"

akhirnya setelah sekian lama Shireen membungkam mulutnya,ia pun berbicara juga karena tak habis pikir dengan Devina.

Mereka yang mendengar omongan Shireen pun dengan sigap langsung menoyor kepala Shireen,
"Etdah ini si mak lampir kalo ngomong suka sembarangan yeeh" celetuk Aurel

"Tau nih bocah pea dikira selama ini si depin ganormal apa yeh wkwkkw" timpa Karin

"Tau nihh,efek Jones mulu si Shireen jadinya begini" tawa Steffi

"Lah apa nyambung nya Dah?" tanya Clara heran

Shireen pun mengerucutkan bibirnya,

"Tau nih apaan si nyambung nyambung ke doi,udah deh jangan bahas tentang status. Tersungging nih gue" jawab Shireen dengan wajah cemberut.

"TERSINGGUNG PEA" Jawab Steffi,Karin,Aurel,Devina dan Clara secara bersamaan,
sontak membuat Shireen yang sedang memainkan gadget nya kaget.

"Udah ah balik yuu" pinta Karin yang dihadiahi anggukan oleh mereka semua.

Mereka ber enam pun akhirnya pulang kerumah masing-masing.

Tanpa disadari dari kejauhan ada sepasang mata hanzel yang sedang memperhatikan salah satu diantara mereka, "Rasa ini,bodoh"

You're Too FaintTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang